Terjadi Transmisi Lokal, Kepri Kebut Alokasi Dana Penanganan Covid-19
Seminggu terakhir, kasus positif korona di Kepulauan Riau melonjak hingga lebih dari dua kali lipat. Untuk meminimalisasi dampak, kabupaten/kota diminta segera merampungkan rancangan alokasi dana penanganan Covid-19.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Dalam seminggu terakhir, kasus positif Covid-19 di Kepulauan Riau melonjak tajam hingga lebih dari dua kali lipat. Mayoritas kasus baru disebabkan transmisi lokal. Untuk meminimalisasi dampak, kabupaten/kota diminta segera merampungkan rancangan alokasi dana penanganan Covid-19.
Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak, Selasa (14/4/2020), mengatakan, dana untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 40 miliar telah mengucur sejak seminggu lalu. Namun, jika jumlah itu belum mencukupi, dia membuka kesempatan bagi Pemprov Kepri mengajukan dana tambahan.
”Kami akan membantu pemprov semaksimal mungkin karena sekarang situasinya sudah sangat darurat. Anggaran untuk perjalanan dinas, acara seremonial, dan pembangunan yang bukan skala prioritas bisa segera dialihkan untuk menangani Covid-19,” kata Jumaga.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Kepri Naharuddin, dalam rilis pers, menyatakan, pemprov akan mengalokasikan Rp 167,5 miliar untuk penanganan Covid-19. Rinciannya, Rp 60,9 miliar untuk penanganan kesehatan, antisipasi dampak ekonomi Rp 52 miliar, serta jaring pengaman sosial bagi warga miskin dan rawan miskin Rp 54,6 miliar.
Menurut dia, tujuh kabupaten/kota di Kepri juga telah merancang dana penanganan Covid-19 khusus untuk daerah masing-masing. ”Berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah di kabupaten/kota, total dana penanganan Covid-19 disepakati Rp 705,5 miliar,” ujarnya.
Batam menjadi daerah di Kepri yang mengalokasikan dana penanganan Covid-19 yang paling besar, Rp 315 miliar. Porsi terbanyak, Rp 216 miliar, digunakan untuk memberi jaring pengaman sosial.
Wali Kota Batam Muhammad Rudi berjanji memberi bantuan bahan pokok kepada 270.000 rumah tangga. Setiap bulan, mereka diberi beras 20 kilogram, 3 kg gula, 2 kg minyak goreng, hingga sekardus mi instan.
Data Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kepri hingga 14 April menunjukkan, kini ada 29 kasus positif. Sebanyak 14 kasus ada di Batam, Tanjung Pinang (14), dan Karimun (1). Dalam seminggu terakhir, jumlah kasus di Batam dan Tanjung Pinang melonjak hingga lebih dari dua kali lipat karena telah terjadi transmisi lokal.
”Di Batam ada dua kluster penularan lokal, yaitu Sekolah Charitas dan Dinas Pemberdayaan Perempuan. Klauter yang kedua berpotensi membesar, sampai sekarang sudah lebih dari 100 orang diperiksa,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi.
Dari 14 pasien positif Covid-19 di Batam, lima orang meninggal dan sembilan orang masih menjalani perawatan. Selain itu, ada 145 pasien dalam pengawasan, 1.578 orang dalam pemantauan, dan 252 orang tanpa gejala.
Menurut Jumaga, dalam minggu ini Pemprov Kepri akan memberitahukan rencana pembatasan sosial berskala besar. ”Tentu tidak semua kabupaten/kota, yang diprioritaskan adalah daerah-daerah yang menjadi pintu gerbang luar negeri,” katanya.