Pemprov NTT melarang kapal dan feri mengangkut penumpang untuk sementara guna memutus rantai penularan Covid-19. Saat ini ada awak KM Lambelu dan KM Kelud yang positif terjangkit Covid-19.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA/RENY SRI AYU/NIKSON SINAGA
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Seluruh kapal Pelni dan feri yang melayari perairan Nusa Tenggara Timur dilarang membawa penumpang selama satu pekan untuk memutus rantai penularan Covid-19 dari luar daerah. Operator kapal hanya boleh memuat logistik untuk kebutuhan warga NTT. Juru bicara Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 NTT, Marius Ardu Jelamu, di Kupang, Selasa (14/4/2020), mengatakan, sebagian kapal milik Pelni diduga terkontaminasi virus korona jenis baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran karena masih banyak orang dari daerah yang terjangkit Covid-19 bepergian ke daerah lain.
Jelamu mengungkapkan, kebijakan itu mengacu pada pengalaman Kapal Motor (KM) Lambelu yang pekan lalu membawa anak buah kapal yang positif Covid-19. ”Kapal boleh memasuki perairan NTT jika hanya membawa barang-barang kebutuhan,” katanya. Larangan ini juga berlaku bagi dua kapal yang akan bersandar di beberapa dermaga di NTT pada Sabtu dan Minggu (18-19/4/2020), yakni KM Bukit Siguntang dan KM Umsini.
Biasanya, kapal-kapal ini berlayar dari pulau ke pulau di NTT untuk menurunkan dan mengangkut penumpang dari daerah, seperti Timor, Alor, Lembata, Flores, Rote Ndao, Sabu Raijua, dan Pulau Sumba. Semua uang tiket calon penumpang sudah dikembalikan oleh PT Pelni dan PT ASDP. Kebijakan serupa juga berlaku bagi feri di sejumlah dermaga di NTT.
Kepala Dinas Perhubungan NTT Isak Nuka mengatakan, pihaknya telah menyurati Pelni dan ASDP Kupang untuk menghentikan sementara pelayaran dengan penumpang. Artinya, mobilitas masyarakat antarpulau di NTT untuk sementara dihentikan, termasuk di Kabupaten Rote Ndao, Alor, Sabu Raijua, Flores, Sumba, dan Lembata.
Kapal yang mengangkut barang dan jasa tetap beroperasi seperti biasa, termasuk layanan publik, seperti kantor pos, puskesmas, rumah sakit, kantor kesehatan pelabuhan, dinas kependudukan dan catatan sipil, serta jasa-jasa angkutan.
Periksa kesehatan
Saat ini, KM Lambelu telah sandar di Dermaga Hatta ujung selatan Pelabuhan Utama Makassar, Sulawesi Selatan. Ada 99 awak kapal yang menjalani pemeriksaan. Sebelumnya 42 orang sudah dites dan 26 orang di antaranya positif Covid-19.
”Tidak ada yang boleh turun karena semua awak yang positif ataupun negatif diisolasi di atas kapal. Hasil pemeriksaan lanjutan akan diumumkan oleh dinas kesehatan provinsi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Naisyah Tun Asikin.
Dari Medan, Sumatera Utara, tiga awak KM Kelud, yang sandar di Pelabuhan Belawan, Senin malam, positif terjangkit Covid-19. Mereka dievakuasi ke rumah sakit rujukan. Adapun 34 penumpang dikarantina di mes PT Perkebunan Nusantara III, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang.
Tidak ada yang boleh turun karena semua awak yang positif ataupun negatif diisolasi di atas kapal.
”Pemeriksaan ketat kami lakukan terhadap penumpang dan awak KM Kelud karena sebelumnya 40 awak kapal itu positif Covid-19 berdasarkan tes cepat di Batam,” kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah.
Berkaitan dengan merebaknya kasus penularan Covid-19 di kapal penumpang, Ketua Kelompok Studi Aquinas Anton Doni Dihen mengatakan, pemerintah harus menyiapkan protokol pengendalian risiko perhubungan laut untuk menekan risiko penularan.
”Kasus, pengalaman, dan cara penanganan perhubungan laut harus cepat dikelola sebagai masukan untuk menyiapkan protokol,” kata Anton.