DIY Belum Berencana Tambah Kapasitas Pemeriksaan Sampel Covid-19
Kapasitas pemeriksaan sampel pasien terduga Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta belum akan ditambah. Pemerintah daerah DIY menilai kapasitas pemeriksaan sudah memadai. Namun, ahli epidemiologi berkata lain.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah daerah DI Yogyakarta belum berencana menambah kapasitas pemeriksaan sampel pasien terduga Covid-19 di provinsi tersebut. Pemda DIY menilai kapasitas pemeriksaan sampel yang ada sekarang sudah memadai. Namun, pakar epidemiologi justru menilai perlunya peningkatan kapasitas pemeriksaan di DIY.
”Sudah ada tiga (laboratorium pemeriksa sampel terduga Covid-19). Saya kira cukup itu,” kata Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X saat ditemui, Kamis (16/4/2020), di Yogyakarta.
Saat ini, memang sudah ada tiga instansi yang ditunjuk untuk memeriksa sampel pasien terduga Covid-19 di DIY. Tiga instansi itu adalah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, dan Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada (UGM).
BBTKLPP Yogyakarta telah beroperasi memeriksa sampel sejak pertengahan Maret 2020, tetapi instansi itu juga menangani sampel dari Jawa Tengah. Sementara itu, laboratorium RSUP Dr Sardjito dan laboratorium RS UGM beroperasi sejak awal April 2020 dan khusus menangani sampel dari DIY.
Sultan menyatakan, tiga laboratorium yang ada di DIY itu bisa memiliki kapasitas pemeriksaan 300 sampel per hari. Oleh karena itu, Sultan menilai kapasitas yang dimiliki tiga laboratorium tersebut sudah memadai untuk menangani pemeriksaan sampel pasien terduga Covid-19 di DIY.
Selain itu, Sultan juga menyebut, selama beberapa waktu terakhir, pemeriksaan sampel pasien terduga Covid-19 di DIY berlangsung secara lebih cepat. Percepatan itu terjadi setelah beroperasinya laboratorium RSUP Dr Sardjito dan RS UGM.
”Tiga laboratorium itu, kan, bisa sehari (memeriksa) 300 sampel. Sekarang, kan, sudah lebih cepat,” ujar Sultan yang juga merupakan Raja Keraton Yogyakarta.
Sementara itu, terkait stok reagen untuk pemeriksaan sampel pasien terduga Covid-19, Sultan mengatakan, stok reagen di DIY masih cukup hingga minggu ini. Ketersediaan reagen itu sangat penting untuk menjamin pemeriksaan sampel terduga Covid-19 bisa berjalan. ”Reagen sampai minggu ini masih aman,” ucapnya.
Tiga laboratorium itu, kan, bisa sehari 300 sampel. Sekarang, kan, sudah lebih cepat.
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, agar bisa meningkatkan kapasitas pemeriksaan sampel terduga Covid-19 di DIY, dibutuhkan pembelian alat tes polymerase chain reaction (PCR). Masalahnya, dalam kondisi saat ini, pembelian alat PCR itu membutuhkan waktu lama.
”DIY itu fasilitasnya sudah jauh lebih banyak dibandingkan provinsi lain. Kalau mau menambah, kita harus beli alat PCR. Kita sudah komunikasi, alat PCR itu baru bisa sampai di sini dua bulan setelah kita pesan,” kata Kadarmanta.
Dengan kondisi itu, Pemda DIY belum memiliki rencana untuk membeli alat PCR tambahan. Apalagi, Kadarmanta juga menilai, kapasitas pemeriksaan sampel di DIY sebenarnya sudah cukup asalkan tiga laboratorium yang ada bisa beroperasi secara optimal. ”Sebenarnya kapasitas maksimal tiga laboratorium itu sudah cukup,” ujarnya.
Terkait ketersediaan reagen, Kadarmanta menuturkan, pemerintah daerah DIY sebenarnya siap membeli reagen. Namun, saat ini, terjadi keterbatasan stok reagen sehingga pembelian reagen menjadi sulit dilakukan. ”Kalau ada (reagen) yang bisa dibeli, kita siap beli karena kita sudah menyisihkan anggaran,” ucapnya.
Sementara itu, Koordinator Tim Respons Covid-19 UGM Riris Andono Ahmad mengatakan, kapasitas pemeriksaan sampel di DIY masih harus ditingkatkan. Hal ini karena ada sejumlah indikasi yang menunjukkan kapasitas pemeriksaan sampel di DIY masih terbatas.
Salah satu indikasi dari keterbatasan kapasitas itu adalah banyaknya jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang hasil pemeriksaannya belum keluar. Hingga 16 April 2020, dari total 600 PDP di DIY yang sudah diambil sampelnya, terdapat 284 PDP atau sekitar 47 persen yang hasil pemeriksaannya belum keluar.
Riris menyebut, idealnya kapasitas pemeriksaan sampel di DIY bisa ditingkatkan hingga 10 kali lipat dari kondisi saat ini. Dengan peningkatan kapasitas pemeriksaan itu, upaya penanggulangan pandemi Covid-19 di DIY juga bisa lebih maksimal. ”Seharusnya kita bisa punya (kapasitas) 10 kali lipat dari situasi yang ada sekarang,” kata ahli epidemiologi UGM itu.