Lumbung Kelurahan Bantu Warga Tak Terdata di Semarang
Pada Mei 2020, ada 339.000 keluarga di Kota Semarang yang akan mendapat bantuan dari pemerintah. Adapun keluarga yang belum terdata diharapkan mendapat bantuan dari program lumbung kelurahan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Bantuan sosial bagi warga Kota Semarang terdampak Covid-19 terus disalurkan. Selain dari Presiden Joko Widodo, Kementerian Sosial, Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah Kota Semarang, bantuan juga dialokasikan dari program lumbung kelurahan.
Menurut data Pemerintah Kota Semarang, Selasa (5/4/2020), sepanjang Mei 2020, bantuan akan disalurkan kepada 339.000 keluarga. Itu terdiri dari bantuan Presiden, Kemensos (reguler dan bantuan sosial tunai), Pemprov Jateng, serta Pemkot Semarang.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, di Kota Semarang terdapat 531.000 keluarga. Terdapat 192.000 keluarga dengan kemampuan ekonomi baik, termasuk para pengusaha mapan, pegawai negeri sipil, ataupun instansi lain seperti TNI-Polri.
Kalaupun ada warga terdampak Covid-19, termasuk dari luar kota, yang belum terdata, mereka akan tetap menerima bantuan dari lumbung kelurahan. ”Cukup banyak kelurahan atau kampung yang membagikan sembako dari lumbung kelurahan,” ujar Hendrar.
Lumbung kelurahan merupakan gerakan yang mengedepankan konsep saling membantu di antara warga. Sebelumnya, Hendrar telah memerintahkan lurah dan camat untuk menyiapkan lumbung kelurahan di daerah masing-masing.
Kalaupun ada warga terdampak Covid-19, termasuk dari luar kota, yang belum terdata, mereka akan tetap menerima bantuan dari lumbung kelurahan.
Lumbung kelurahan juga didukung bantuan swasta. ”Pada April terhimpun 22.000 paket sembako dari para pengusaha di Kota Semarang. Bantuan-bantuan ini didistribusikan kepada warga di luar 339.000 rumah tangga sasaran yang terdata atau jika ada data yang terselip," kata Hendrar.
Hendrar berharap tidak ada keluarga yang mendapat bantuan ganda. Adapun data warga miskin dan terdampak saat ini berasal dari pendataan RT, RW, kelurahan, kecamatan, hingga masuk pada sistem Dinas Sosial Kota Semarang.
Oleh karena itu, keterlibatan warga dalam penyaluran bansos menjadi penting. ”RT, RW, dan masyarakat ikut mengawasi. Misalkan ada yang melihat keluarga menerima dua kali bantuan, maka wajib diingatkan agar dialihkan kepada yang belum menerima,” kata Hendrar.
Lurah Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Eko S Riyanto menuturkan, di daerahnya ada sekitar 226 keluarga yang mendapat bantuan melalui Pemkot Semarang. Namun, ada juga sekitar 150 keluarga di luar data tersebut yang juga terdampak Covid-19.
Program lumbung kelurahan berjalan dengan pengadaan bantuan dari sejumlah instansi atau warga sendiri. ”Seperti dari Universitas Negeri Semarang, kami mendapat bantuan 179 paket sembako. Esoknya langsung disalurkan kepada mereka yang membutuhkan,” katanya.
Warga Kelurahan Sekaran, Isman (61), mengatakan, gotong royong warga berjalan di lingkungan rumahnya. Tradisi punggahan (menjelang Ramadhan) kali ini bukan dengan makanan, tetapi mengumpulkan sodaqoh uang tunai untuk kemudian dibelikan sembako.
”Terkumpul Rp 15,9 juta. Kami belikan sembako untuk kemudian dibagikan kepada mereka yang miskin, janda atau duda tua. Juga untuk mereka yang terdampak Covid-19, seperti dirumahkan atau tidak bisa bekerja lagi,” kata Isman.