UMKM dan PKL Diberdayakan dalam Dapur Umum PSBB Surabaya Raya
Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah serta pedagang kaki lima diberdayakan dalam penyediaan makanan sahur dan berbuka bagi masyarakat terdampak Covid-19 selama masa pembatasan sosial berskala besar di Surabaya Raya.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah serta pedagang kaki lima dilibatkan dalam penyediaan makanan sahur dan berbuka bagi masyarakat terdampak Covid-19 selama masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Itu untuk meningkatkan kapasitas dapur umum sekaligus memberdayakan pelaku usaha di tengah pandemi.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, sejak PSBB diberlakukan, Selasa (28/4/2020) petang, pemerintah menyediakan makanan siap saji untuk masyarakat terdampak Covid-19. Makanan ini disiapkan oleh dapur umum yang tersebar di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.
Dapur umum PSBB Sidoarjo didirikan di Markas Polresta Sidoarjo, sedangkan di Gresik didirikan di Markas Kodim Gresik. Dapur umum di Surabaya tersebar di lima titik, antara lain Markas Kodam V Brawijaya, Pangkalan Utama TNI AL, Pangkalan Marinir, dan Polrestabes Surabaya.
”Pelaksanaan dapur umum berjalan baik. Namun, kebutuhan masyarakat tinggi sehingga perlu perluasan dengan menggandeng pelaku UMKM dan PKL di kawasan sekitar,” ujar Khofifah saat meninjau Dapur Umum PSBB Sidoarjo, Rabu (6/5/2020).
Setiap UMKM dan PKL diberi kesempatan menyiapkan 100 porsi makanan siap saji setiap harinya dengan rincian 50 porsi untuk berbuka dan 50 porsi untuk sahur. Di setiap titik dapur umum diharapkan bisa memberdayakan 20 pelaku UMKM atau PKL. Kebijakan itu diambil agar pelaku UMKM dan PKL tetap bisa menjalankan usahanya di tengah pandemi.
Pasar takjil
Masih dalam upaya pemberdayaan pelaku UMKM dan PKL, perempuan gubernur pertama di Jatim ini mengatakan, pihaknya mulai mengizinkan adanya pasar takjil atau pasar dadakan yang biasanya buka saat bulan Ramadhan. Namun, pasar ini harus tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memperhatikan sejumlah ketentuan, seperti menjaga jarak fisik.
Untuk menerapkan jarak fisik, jumlah pedagang yang berjualan di pasar akan dibatasi. Namun, supaya pembatasan itu tetap mampu memberikan keadilan bagi pedagang, mekanismenya akan diatur. Misalnya, pedagang diizinkan berjualan secara bergiliran. Caranya, pedagang akan dibagi dalam dua kelompok ,yakni kelompok nomor lapak ganjil dan genap.
Di sisi lain, masyarakat sebagai pengunjung pasar diharapkan mematuhi protokol kesehatan Covid-19. Mereka harus mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan seperti menggunakan masker, menjaga jarak fisik, serta berperilaku hidup sehat dan bersih dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun.
”Pemprov Jatim sudah berkoordinasi dengan setiap pemda terkait diizinkannya kembali pasar takjil atau pasar dadakan di bulan Ramadhan. Namun, masyarakat harus disiplin dan patuh karena hal itu menjadi kunci mencegah penyebaran virus,” kata Khofifah.
Pemprov Jatim sudah berkoordinasi dengan setiap pemda terkait diizinkannya kembali pasar takjil atau pasar dadakan di bulan Ramadhan.
Sementara itu, pelaksanaan PSBB di Sidoarjo masih diwarnai pelanggaran yang tinggi, terutama terkait aturan jam malam. Sebagai gambaran, Selasa malam hingga Rabu dini hari, tim gabungan Polresta Sidoarjo, Kodim 0816 Sidoarjo, dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo kembali menangkap 301 pelanggar jam malam.
Jumlah pelanggar itu naik dibandingkan pada Senin malam sekitar 300 orang. Sebelumnya lagi, jumlah pelanggar jam malam hanya 150 orang.
”Meningkatnya pelanggar jam malam ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam mencegah penyebaran virus korona galur ini. Kondisi ini sangat memprihatinkan,” ujar Ketua Gugur Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang juga Wakil Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin.
Lebih memprihatinkan lagi, dari ratusan pelanggar aturan jam malam pukul 21-04.00 itu, sebanyak sembilan orang dinyatakan reaktif (positif) Covid-19 berdasarkan hasil uji cepat yang dilakukan secara acak. Apabila hal itu terus dibiarkan, penyebaran virus korona galur baru semakin meluas.
Berdasarkan data Pemerintah Provinai Jatim, jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 pada Rabu malam mencapai 1.220 orang. Jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 di Jatim itu hampir 10 persen dari jumlah terkonfirmasi positif secara nasional sebanyak 12.437 orang. Jumlah orang terkonfirmasi positif ini terus meningkat setiap harinya.
Dari 1.220 orang terkonfirmasi positif itu, 132 orang di antaranya meninggal, 205 orang dinyatakan sembuh, dan 883 orang masih dirawat di rumah sakit rujukan. Adapun jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Jatim mencapai 3.645 orang serta jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 20.608 orang.