Terminal Harjamukti dan Bandara Kertajati Belum Layani Penumpang
Terminal Harjamukti Cirebon dan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka belum melayani penumpang meskipun sudah ada kelonggaran terkait transportasi publik di tengah pandemi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Terminal Harjamukti Cirebon dan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka belum melayani penumpang meskipun sudah ada kelonggaran terkait transportasi publik di tengah pandemi. Protokol kesehatan yang ketat pun belum diberlakukan.
Di Terminal Harjamukti, Kota Cirebon, Sabtu (9/5/2020) sore, tidak tampak satu pun penumpang dan bus di tempat keberangkatan. Bahkan, jalur keluar masuk terminal terpalang portal. Pintu ruang tunggu penumpang juga tertutup, diganjal kemoceng. Kantor perusahaan otobus tak beroperasi.
Hanya tampak tiga petugas yang berjaga. ”Sudah lebih dari seminggu terminal kosong. Sebelum itu, hanya 15 bus yang beroperasi karena pandemi Covid-19. Padahal, hari normal bisa 260 bus yang beroperasi,” kata Suparto, Kepala Tim Regu C Terminal Tipe A Harjamukti.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah, moda transportasi antarkota antarprovinsi (AKAP) dilarang beroperasi 24 April-31 Mei. Namun, muncul Surat Edaran No 4/2020 tentang Pembatasan Perjalanan Orang dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19.
Aturan itu menyebutkan pengecualian pembatasan perjalanan, antara lain bagi orang yang bekerja di lembaga pemerintah atau swasta yang menyelenggarakan percepatan penanganan Covid-19. Begitupun dengan pelayanan pertahanan, keamanan, dan ketertiban umum serta pelayanan kesehatan.
Pengecualian juga diberikan untuk perjalanan pasien yang memerlukan layanan kesehatan darurat atau orang yang anggota keluarga intinya sakit keras atau meninggal. Surat edaran pun mengecualikan repatriasi pekerja migran Indonesia dan pelajar/mahasiswa dari luar negeri.
Perusahaan otobus kemungkinan besar tidak mau mengambil risiko untuk beroperasi karena pemerintah masih melarang mudik.
Meski demikian, menurut Suparto, perusahaan otobus kemungkinan besar tidak mau mengambil risiko untuk beroperasi karena pemerintah masih melarang mudik. Buktinya, terminal masih kosong. Protokol kesehatan yang ketat pun belum diberlakukan.
Pengecualian juga diberikan untuk perjalanan pasien yang memerlukan layanan kesehatan darurat atau orang yang anggota keluarga intinya sakit keras atau meninggal. Surat edaran pun mengecualikan repatriasi pekerja migran Indonesia dan pelajar/mahasiswa dari luar negeri.
Meski demikian, menurut Suparto, perusahaan otobus kemungkinan besar tidak mau mengambil risiko untuk beroperasi karena pemerintah masih melarang mudik. Buktinya, terminal masih kosong. Protokol kesehatan yang ketat pun belum diberlakukan.
Pihak terminal mempersiapkan pengukuran suhu tubuh penumpang, satu tempat cuci tangan portabel, dan bilik disinfektan. Tempat duduk di ruang tunggu juga berjarak demi mencegah penyebaran Covid-19. ”Untuk sementara, belum ada tes uji cepat,” katanya.
Aturan untuk membuka kembali moda transportas AKAP di tengah larangan mudik merupakan kebijakan yang membingungkan.
Anshori, Kepala Operasional PO Sahabat, mengatakan, aturan untuk membuka kembali moda transportas AKAP di tengah larangan mudik merupakan kebijakan yang membingungkan. ”Kalau jalan, paling uang setoran hanya Rp 300.000-Rp 500.000. Untuk perawatan bus saja tidak cukup. Makanya, sekitar 200 bus kami belum beroperasi,” ucapnya.
Bandara Kertajati
Hingga Sabtu sore, Bandara Internasional Jabar Kertajati belum melayani penerbangan untuk penumpang sejak 24 April. Direktur Utama PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Salahudin Rafi menyebutkan, pihaknya siap melayani penumpang seiring dengan beroperasinya kembali sarana transportasi. Namun, belum ada maskapai yang membuka jadwal penerbangan.
”Maskapai tergantung kepada penumpang. Sepertinya masih banyak penumpang yang kena lockdown, pembatasan sosial berskala besar, dan bekerja dari rumah,” ujar Rafi yang belum tahu kapan maskapai beroperasi. Dalam kondisi normal, bandara tersebut mampu melayani 22 penerbangan dan hampir 2.000 penumpang dalam sehari.
Meskipun masih sepi, Rafi menjamin, Bandara Kertajati menerapkan protokol kesehatan. Protokol itu antara lain mengatur jarak antarpenumpang, pengecekan suhu tubuh, hingga tes uji cepat dari kantor kesehatan bandara. ”Kalau ada yang memiliki gejala Covid-19 berdasarkan hasil tes, langsung dibawa ke rumah sakit rujukan penanganan Covid-19,” ucapnya.
”Kami masih proses pengadaan alat tes uji cepat. Untuk sementara, dua petugas siaga di bandara. Jumlahnya bisa bertambah sesuai kepadatan penumpang,” ujar Wartoni, Koordinator Wilayah Kerja Pelabuhan Cirebon Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Bandung Kementerian Kesehatan.
Tetap mudik
Di tengah pembukaan kembali sarana transportasi umum antardaerah dan larangan mudik, Kepolisian Resor Kota Cirebon masih menemukan sejumlah warga yang nekat mudik. Hingga Sabtu sore, tiga kendaraan roda empat dan dua sepeda motor diminta memutar balik ke arah sebelumnya karena terindikasi mudik.
Pemeriksaan terhadap kendaraan yang dicurigai mengangkut pemudik dilakukan di Gerbang Tol Palimanan, daerah Rawagatel, dan Dukupuntang. Kepala Satlantas Polresta Cirebon Komisaris Elsie Fitria mengatakan, pengendara yang diputarbalikkan tidak dapat menunjukkan surat tugas dan keterangan sehat setelah menjalani tes Covid-19.
”Namun, pemudik sudah berkurang. Hingga sore ini, kami mendapati satu kendaraan travel gelap, padahal sebelumnya bisa 10 kendaraan. Semuanya kami tilang,” ujarnya. Travel gelap merupakan kendaraan pribadi yang dijadikan angkutan bagi pemudik. Tarifnya mulai Rp 150.000 hingga Rp 500.000, tergantung tujuannya.
Elsie mengatakan, pihaknya bersiaga 24 jam di empat pos pemeriksaan di jalur arteri dan gerbang tol. Setiap kendaraan dari luar kota akan didata dan menjalani pengecekan suhu badan. ”Untuk uji cepat hanya ada di Rawagatel. Itu wewenang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19,” ucapnya.
Sebanyak 41.788 pemudik sudah memasuki Cirebon hingga Sabtu pagi.
Meskipun Polresta Cirebon telah memperketat penjagaan, jumlah pemudik ke Cirebon terus bertambah. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon mencatat, sebanyak 41.788 pemudik sudah memasuki Cirebon hingga Sabtu pagi. Padahal, pekan lalu, pemudik yang tercatat sebanyak 39.369 orang.
Adapun kasus positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon tercatat tujuh kasus. Sebagian besar merupakan pendatang atau pemudik dari daerah episentrum penyebaran Covid-19, seperti Jakarta dan sekitarnya.