Wagub Kalteng Mundur dari Pencalonan di Pilgub Mendatang
Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Habib Said Ismail mengundurkan diri dari bakal calon wakil gubernur mendampingi Sugianto Sabran dalam konstelasi pilgub berikutnya. Hal itu dinilai sebagai manuver politik.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Habib Said Ismail mengundurkan diri dari bakal calon wakil gubernur mendampingi Sugianto Sabran dalam konstelasi pilgub berikutnya. Hal itu dinilai sebagai manuver politik di tengah pandemi korona.
Habib Ismail mengungkapkan, ia mengundurkan diri karena ingin fokus melayani masyarakat pada masa pandemi korona di sisa jabatannya yang lebih kurang satu tahun lagi. Selama empat tahun mendampingi Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, ia menilai masih harus banyak berbenah dalam melayani masyarakat.
”Tak ada paksaan dari siapa pun. Ini adalah keputusan saya untuk kebaikan semua,” kata Habib Ismail dalam acara Refleksi Kritis yang ia selenggarakan di Palangkaraya, Senin (25/5/2020).
Sebelumnya, pasangan petahana itu sudah melamar ke berbagai partai, seperti Golkar, Demokrat, dan PDI-P sebagai pasangan. Meskipun belum ditetapkan sebagai pasangan calon, mereka memiliki peluang mendapatkan banyak partai.
Tak ada paksaan dari siapa pun. Ini adalah keputusan saya untuk kebaikan semua.
Habib menambahkan, di sisa waktu yang hanya satu tahun, ia ingin memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat Kalteng. Ia menilai selama ini dirinya belum maksimal menjadi wagub.
”Selama ini, hubungan dengan Pak Gubernur baik. Kami saling mengisi, tetapi memang ada unsur koordinasi yang kurang,” kata Habib.
Tak hanya Habib, hal serupa juga dilakukan Bupati Barito Utara dua periode Nadalsyah atau yang dikenal dengan Haji Koyem. Pada akhir April lalu, Nadalsyah juga mengumumkan pengunduran diri dari pencalonan sebagai bakal calon gubernur Kalteng berikutnya.
”Dampak korona ini akan sangat terasa pada ekonomi, saya ingin fokus bangkitkan perekonomian rakyat dulu,” kata Nadalsyah yang juga Ketua DPD Demokrat Kalteng.
Nadalsyah menambahkan, ia mengucapkan terima kasih kepada para pendukung dan tim relawan yang selama ini sudah bekerja untuknya. ”Izinkan kami bekerja untuk masyarakat dulu membangun ekonomi pascapandemi hingga benar-benar pulih,” katanya.
Dampak korona ini akan sangat terasa pada ekonomi, saya ingin fokus bangkitkan perekonomian rakyat dulu.
Pengunduran jadwal
Dosen Pembangunan Politik Universitas Palangka Raya (UPR), Paulus Danang, mengungkapkan, pilihan pengunduran diri merupakan manuver politik dengan tujuan agar pemilihan gubernur diundur. Dengan banyaknya bakal calon yang mundur, KPU terpaksa harus mengatur ulang jadwal di tengah pandemi.
”Targetnya pengunduran jadwal agar ada repositioning baru atau membentuk kubu-kubu baru. Ini tak lebih dari kepentingan oligarki,” kata Danang.
Ia menambahkan, Covid-19 menjadi skenario politik. Bahkan, wabah mematikan itu dinilai sebagai jalan atau akses ke anggaran bencana yang begitu besar.
Seperti pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Palangkaraya yang menelan Rp 14 miliar dalam dua minggu pelaksanaannya. Selain itu, pemerintah provinsi juga menyiapkan lebih kurang Rp 628 miliar anggaran penanganan pandemi ini mulai dari dampak ekonomi dan kesehatan.
”Tanpa mengurangi niat baik semua pihak, tetapi pandemi ini terlihat menjadi komoditas politik,” kata Danang.
Dari data Tim Gugus Tugas Covid-19 di Kalteng, saat ini jumlah kasus positif mencapai 310 kasus atau bertambah 16 kasus dari hari sebelumnya. Jumlah pasien yang dirawat pun mencapai 151 orang. Angka-angka itu terus meningkat, bahkan setelah diterapkan PSBB.
”Penapisan antara yang positif dan tidak belum terlihat. Harusnya pemeriksaan masal sejak awal sehingga masyarakat bisa proteksi diri,” kata Danang.