Tes Massal Sasar Santri di Cirebon Sebelum Kembali ke Pondok Pesantren
Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyiapkan tes usap tenggorokan atau ”swab” dan tes cepat untuk santri yang akan kembali ke pondok pesantren. Dengan begitu, santri dapat belajar dengan tenang di pesantren.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyiapkan tes usap tenggorokan atau swab dan tes cepat untuk santri yang akan kembali ke pondok pesantren. Selain mengidentifikasi kasus Covid-19, tes juga dapat mencegah penyebaran virus korona tipe baru penyebab wabah Covid-19 di pondok pesantren.
Untuk tahap awal, sekitar 150 santri menjalani tes usap di Covid-19 Center, Stadion Watubelah, Cirebon, Kamis (11/6/2020). Para santri itu direncanakan kembali ke Pondok Pesantren Tanggir, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, pada akhir pekan ini. Jika tidak ada pandemi Covid-19, mereka seharusnya kembali ke pesantren pada akhir Mei lalu.
Sebelum tes, para santri yang datang dengan sepeda motor dan mobil bak terbuka ini menjalani pengukuran suhu tubuh dan pendataan riwayat perjalanan serta kesehatan. Secara bergantian, mereka menjalani tes usap. Namun, antrean sempat menumpuk karena hanya ada dua petugas yang mengambil sampel usap tenggorokan.
Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengatakan, para santri yang akan kembali ke pesantren di dalam dan luar Cirebon harus memiliki surat keterangan sehat dan tidak terpapar Covid-19. Itu sebabnya dibutuhkan tes. ”Pemeriksaan ini penting agar santri bisa belajar dan mengaji dengan tenang,” katanya.
Adapun hasil tes usap ditargetkan rampung diperiksa di Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon pada Jumat (12/6/2020). Jika ditemukan positif Covid-19, yang bersangkutan akan menjalani isolasi dan perawatan. Dinas kesehatan juga segera menelusuri riwayat kontak dan perjalanan kasus positif tersebut.
Imron mengatakan, para santri asal Cirebon juga akan menjalani tes usap dan tes cepat sebelum kembali ke pondok pesantren. ”Kami siapkan 500 alat tes swab dan 15.000 rapid test (tes cepat) untuk santri. Insya Allah alatnya mencukupi,” ujarnya.
Pihaknya juga akan menambah alat tes jika dibutuhkan. Apalagi terdapat 632 pondok pesantren dan sekitar 20.000 santri di Cirebon. Namun, hanya warga Cirebon yang akan mendapatkan fasilitas tes usap dan tes cepat. ”Lebih baik kami temukan kasus Covid-19 dengan tes daripada tidak sama sekali,” ujarnya.
Imron belum bisa memastikan kapan pondok pesantren di Cirebon beroperasi kembali. Apalagi setiap pesantren punya masa belajar sendiri. Namun, pihaknya menganjurkan agar pesantren menjalankan protokol kesehatan dan mewajibkan santri membawa surat keterangan sehat.
Pengurus Pondok Pesantren Tanggir Agustian mengapresiasi langkah Pemkab Cirebon memberikan fasilitas tes usap gratis kepada santri. ”Kami mau mengaji dengan tenang di pesantren. Jadi, kami manut aturan pemerintah untuk tes dulu. Selama di Cirebon, santri hanya di rumah. Beberapa orang saja yang mengaji secara online dengan guru,” katanya.
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia meminta Kementerian Agama menunda pembelajaran tatap muka bagi pesantren yang belum mampu menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Apalagi, pesantren di Indonesia cukup banyak, yaitu 28.194 pesantren, dengan jumlah santri 18 juta anak dan didampingi 1,5 juta guru (Kompas, 3/6/2020).