Pelaksanaan hari pertama PPDB daring tingkat SMA dan SMK di Jateng terkendala jebolnya kuota. Panitia akhirnya menambah kuota pada sistem dari 300.000 NIK menjadi 1 juta NIK.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pendaftaran penerimaan peserta didik baru atau PPDB daring di Jawa Tengah pada hari pertama, Rabu (17/6/2020), terkendala secara teknis karena tingginya jumlah pendaftar. Masalah itu ditangani dengan penambahan kuota pada sistem dari 300.000 pendaftar menjadi 1 juta pendaftar per hari.
PPDB Jateng untuk SMA dan SMK berlangsung pada 17-25 Juni 2020 pukul 08.00-16.00 melalui laman ppdb.jatengprov.go.id. Pendaftar diminta membuat akun dengan aktivasi melalui e-mail, mengunggah dokumen persyaratan sesuai jalur pendaftaran, dan memilih sekolah.
Dhinar Sasongko (44), warga Kota Salatiga yang mendaftarkan anaknya ke salah satu SMA, mengatakan, ia mulai mendaftar sejak pukul 08.00. ”Namun, di setiap tahapan dari sejak membuat akun memerlukan waktu yang sangat lama. Saya refresh terus. Baru berhasil mendaftar pada pukul 11.30,” katanya.
Pada PPDB Jateng 2020, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng telah meminta pendaftar tidak perlu berlomba untuk menjadi yang tercepat. Sebab, ada mekanisme pada sistem yang menghitung otomatis, termasuk jarak kelurahan ke sekolah. Namun, Dhinar masih tetap khawatir terlempar jika tak mendaftar pada hari pertama.
Aina (21), warga Kabupaten Magelang, yang mendaftarkan adiknya ke salah satu SMA, juga mengalami kendala teknis. Saat membuat akun, ia tak mendapat e-mail aktivasi. Beberapa kali ia coba mengulang, tetapi tetap tidak bisa. Pendaftaran baru kembali lancar berhasil dilakukan pada pukul 11.30.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, kuota pendaftar di sistem daring awalnya dibatasi 300.000 nomor induk kependudukan (NIK). Namun, akibat membeludaknya pendaftar, pukul 10.30 kuota sudah habis. Setelah itu, kuota pun ditambah menjadi 1 juta NIK sehingga tak lama setelah itu sistem kembali normal.
Kuota pun ditambah menjadi 1 juta NIK sehingga tak lama setelah itu sistem kembali normal.
”Hari pertama ini image-nya masih cepat-cepatan seperti tahun lalu. Maka saya sampaikan, santai saja. Waktunya masih ada (untuk mendaftar),” kata Ganjar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Jumeri menambahkan, banyak pendaftar yang mengakses sistem lebih dari sekali. Hal itu yang menyebabkan kuota awal, sebanyak 300.000 NIK, jebol hingga kemudian dinaikkan menjadi 1 juta NIK.
”(Hingga Rabu) sore terdata 501.000 yang mengakses. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 425.000 NIK. Artinya, sekitar 75.000 NIK terus mengulang klik untuk mendaftar. Kini, kuota 1 juta NIK per hari sehingga tidak perlu terburu-buru,” ujar Jumeri.
Jumeri menuturkan, berbeda dengan tahun lalu, PPDB daring kali ini lebih berat karena pihaknya tak bisa memverifikasi dokumen, seperti NIK dan kartu keluarga (KK), secara langsung atau faktual. Untuk itu, sistem dihubungkan dengan Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Dengan demikian, apabila tidak sesuai, akan langsung terdeteksi.
”Yang berat nanti saat verifikasi (setelah pengumuman) karena di tengah situasi seperti ini (pandemi Covid-19) bisa atau tidak? Kemungkinan nanti ada pembagian sehingga tidak berkerumun,” kata Jumeri.
PPDB Jateng 2020 untuk tingkat SMA terdiri atas empat jalur. Pertama jalur zonasi sebanyak 50 persen, jalur prestasi 30 persen, jalur afirmasi 15 persen, dan jalur perpindahan orangtua serta anak tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 sebanyak 5 persen. Sementara untuk tingkat SMK, 80 persen jalur prestasi dan 20 persen jalur afirmasi.