Kasus Meningkat Pesat, Tempat Publik di Medan Justru Semakin Ramai
Tempat publik di Medan semakin ramai meskipun peningkatan kasus Covid-19 cukup signifikan selama Juni. Tempat-tempat publik, seperti pasar tradisional, pasar modern, minimarket, dan transportasi publik, pun mulai padat.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Sejumlah tempat publik di Medan, Sumatera Utara, justru semakin ramai meskipun kasus baru Covid-19 naik tiga kali lipat selama Juni ini. Pasar tradisional, pasar modern, minimarket, rumah makan, dan transportasi publik mulai padat oleh warga.
Pantauan Kompas, Rabu (24/6/2020), sejumlah pasar tradisional di Medan tampak dipadati pengunjung. Beberapa pasar yang mulai padat adalah Pasar Sambu, Petisah, Suka Ramai, Pringgan, Aksara, dan Tuasan. Namun, protokol kesehatan Covid-19, seperti wajib memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, tidak sepenuhnya bisa diterapkan di pasar tersebut.
Di Pasar Aksara, misalnya, kios-kios pedagang berderet rapat seperti biasa tanpa ada pengaturan khusus. Pedagang dan pengunjung pun akhirnya tidak bisa menjaga jarak karena jalan yang tersisa pun tidak sampai 1 meter. Sebagian pedagang ataupun pembeli tampak tidak mengenakan masker.
”Kami tidak bisa memakai masker satu harian karena rasanya sesak napas. Kalau kami memakai masker terus, pembeli juga tidak bisa mendengar suara kami dengan jelas,” kata Desti Sinambela, pedagang di Pasar Aksara.
Desti mengatakan, ia hanya memakai masker kalau sudah ada razia dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). ”Kalau Satpol PP sudah datang, saya langsung memakai masker,” katanya.
Desti mengatakan, pasar tradisional pada Juni ini memang sudah semakin ramai, tetapi belum seperti awal pandemi. Sebelum pandemi, penjualannya biasa mencapai Rp 2 juta per hari. Saat ini penjualannya baru mencapai Rp 1 juta. Meskipun demikian, kondisi saat ini sudah meningkat dibandingkan dengan awal pandemi yang anjlok hingga di bawah Rp 500.000 per hari.
Aryani (40), pembeli di Pasar Aksara, juga tidak memakai masker, tetapi menyiapkannya di kantong. Ia juga merasa sesak napas jika selalu memakai masker. Saat awal pandemi, ia mengaku selalu disiplin memakai masker jika keluar rumah. Ia juga tidak berbelanja ke pasar, tetapi hanya di warung dekat rumah.
Namun, belakangan, ia tidak lagi selalu memakai masker karena merasa keadaan sudah lebih aman. Ia pun memakai masker jika melihat suasana di pasar lebih ramai dan padat. ”Ini sudah lebih dari tiga bulan ada Covid-19. Saya merasa sekarang sudah lebih aman,” kata Aryani.
Selain pasar tradisional, angkutan kota di Medan yang didominasi minibus pun kini sudah mulai ramai. Penumpang di angkot pun kini sudah tidak bisa lagi menjaga jarak dan tidak semuanya memakai masker.
Episentrum penularan lokal di Medan kini berada di Kecamatan Medan Area, Medan Selayang, Medan Denai, dan Medan Amplas.
Pelaksana Tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution mengatakan, saat ini Medan masih dalam transisi menuju normal baru. Ia pun mengingatkan agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan karena penularan baru masih tetap tinggi. Episentrum penularan lokal di Medan kini berada di Kecamatan Medan Area, Medan Selayang, Medan Denai, dan Medan Amplas.
”Peran masyarakat sangat penting untuk memutus rantai penularan Covid-19. Mari kita terapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan,” katanya.
Dalam masa transisi menuju normal baru, kata Akhyar, pemerintah berfokus membangun infrastruktur dan kultur masyarakat. Menurut Akhyar, penerapan protokol Covid-19 harus menjadi budaya baru bagi masyarakat.
Kasus positif Covid-19 di Sumut per Rabu (24/6) sudah mencapai 1.287 kasus, bertambah 55 kasus baru dalam satu hari.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, kasus positif Covid-19 di Sumut per Rabu (24/6) sudah mencapai 1.287 kasus, bertambah 55 kasus baru dalam satu hari. Jumlah kasus positif itu juga meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan angka pada 1 Juni yang masih 417 kasus.
Kasus positif paling banyak berada di Kota Medan, yakni 832 kasus; Deli Serdang 162 kasus, Simalungun 65 kasus, dan Pematangsiantar 54 kasus. Saat ini, sudah 26 dari 33 kabupaten/kota di Sumut yang mencatat kasus positif Covid-19. Sebanyak delapan daerah baru mencatat kasus positif pertama pada Juni ini.