Puncak Gunung Lokon Jadi Destinasi Favorit Liburan
Warga Sulawesi Utara memanfaatkan libur HUT Kemerdekaan Ke-75 Indonesia dan Tahun Baru Islam 1442 Hijriah untuk mendaki Gunung Lokon. Beberapa pengunjung mengaku tidak mempertimbangkan risiko penularan Covid-19.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
TOMOHON, KOMPAS — Warga di daerah sekitar Kota Tomohon, Sulawesi Utara, memanfaatkan libur Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-75 Indonesia dan Tahun Baru Islam 1442 Hijriah untuk mendaki Gunung Lokon. Beberapa pengunjung mengaku tidak mempertimbangkan risiko penularan Covid-19 sebelum memutuskan untuk berangkat.
Sekitar 50 pendaki yang terbagi dalam tiga kelompok sudah memasuki gerbang jalur pendakian Gunung Lokon di Kecamatan Tomohon Utara sejak Kamis (20/8/2020) dini hari untuk melihat detik-detik matahari terbit dari puncak. Di tengah pandemi Covid-19 yang belum menemui ujungnya, para pendaki memilih tak mengenakan masker selama berjalan agar napas tak tersengal-sengal. Meski begitu, setiap kelompok saling menjaga jarak.
Philia Novia Turnip (26), guru taman kanak-kanak di Manado, pergi mendaki bersama dua temannya, Septhianti Mangundap (26) dan Andi Trimulfian. Philia juga mengakui rencananya mendaki gunung setinggi 1.580 meter dari permukaan laut itu termasuk mendadak akibat kebosanan yang mendera selama lima bulan terakhir yang diisi kegiatan mengajar dalam jaringan.
Gunung Lokon dipilih ketiganya karena jarak pendakian dari gerbang ke kawah atau puncak tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam. ”Tanggal 21 saya tidak libur, jadi bisa cepat pulang,” kata Philia.
Meski sudah ada imbauan dari pemerintah untuk tidak berkerumun, termasuk di tempat wisata, Philia mengakui tidak mempertimbangkan risiko penularan Covid-19 sebelum berangkat. Ia justru merasa lebih aman mendaki pada hari Kamis karena jalur pendakian tidak dipenuhi warga yang ingin merayakan HUT Kemerdekaan Ke-75 RI dari ketinggian.
Septhianti menambahkan, mereka bertiga sudah saling mengetahui keadaan kesehatan masing-masing. ”Kami sering nongkrong bareng,” katanya di tengah perjalanan mendaki gunung api aktif itu.
Sementara itu, Trisno (39), warga Purworejo yang sudah tiga tahun bekerja di Kauditan, Minahasa Utara, pergi dengan 15 rekan kerjanya. Ia mengatakan, mereka sepakat untuk berkegiatan di luar rumah pada dua hari libur, yaitu Senin (17/8/2020) dan Kamis (20/8/2020).
”Secara mendadak, kami putuskan untuk ke Lokon saja karena Kamis libur. Senin kemarin, kami juga pergi ke pantai untuk rayakan 17 Agustus. Kami sudah tidak WFH (bekerja dari rumah), setiap hari bertemu di kantor. Jadi, kami rasa tidak ada salahnya pergi bersama-sama,” kata manajer di gudang jejaring toko swalayan itu.
Menjelang pagi, jalur pendakian semakin ramai. Ratusan pendaki yang tak bermasker terus berdatangan, saling menyapa dengan mereka yang turun gunung. Kebanyakan yang datang adalah warga dari Sulut.
Kendati begitu, jumlah pengunjung pada dua tanggal merah itu tidak dapat diketahui karena Gunung Lokon dapat diakses secara gratis. Tidak ada loket pembayaran tiket di pintu masuk. Meski wilayahnya tergolong hutan produksi terbatas, gunung ini tidak berstatus kawasan konservasi seperti cagar alam atau taman wisata alam sebagaimana di Tangkoko-Batuangus, Bitung, dan Gunung Ambang, Bolaang Mongondow Timur.
Pemkot tidak pernah menutup lapangan-lapangan usaha penunjang pariwisata, seperti supermarket dan rumah makan.
Sementara itu, berbagai destinasi wisata di Tomohon juga sudah mulai buka, seperti Bukit Doa Mahawu, pendakian Gunung Mahawu, dan Danau Linow. Kendati demikian, tempat-tempat wisata itu dilaporkan masih sepi dari pengunjung setelah tutup beberapa bulan.
Wali Kota Tomohon Jimmy Eman mengatakan, pemkot tidak pernah menutup lapangan-lapangan usaha penunjang pariwisata, seperti supermarket dan rumah makan. Keputusan penutupan destinasi wisata juga diambil sendiri oleh para pengelola.
Saat ini, Pemkot Tomohon berupaya membangkitkan kembali sektor pariwisata yang lesu akibat Covid-19. Strategi yang digunakan untuk pemulihan ekonomi adalah mendorong pembukaan kembali destinasi wisata.
”Sejak akhir Juli, beberapa obyek wisata di Kota Tomohon telah kami rekomendasikan untuk kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan new normal. Hal ini dimaksudkan agar perputaran ekonomi, khususnya di bidang pariwisata, kembali bergeliat,” kata Jimmy.
Pemerintah telah menggelontorkan Rp 19,5 miliar untuk mengatasi Covid-19 dari realokasi anggaran. Di saat yang sama, target pendapatan asli daerah Rp 68,8 miliar dikurangi menjadi Rp 38,9 juta saja. Angka ini jauh lebih rendah dari realisasi 2019, yaitu Rp 41,7 miliar.
Pemkot juga berencana membuka destinasi wisata baru, salah satunya Taman Wisata Alam Tomohon. Jimmy mengatakan, taman ini dibuka di dekat pusat kota yang wilayah hutannya masih asri. ”Destinasi ini cocok untuk keluarga, komunitas perkantoran, anak-anak sekolah, dan mahasiswa maupun masyarakat umum. Protokol kesehatan mutlak kami terapkan,” katanya.