Surabaya Gunakan Aplikasi Pantau Pertumbuhan Anak Balita untuk Cegah Tengkes
Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, memantau pertumbuhan anak usia bawah lima tahun dengan aplikasi Google Formulir untuk mencegah tengkes dalam masa pandemi Covid-19 ini.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, memantau pertumbuhan anak usia bawah lima tahun atau balita dengan aplikasi Google Formulir untuk mencegah tengkes dalam masa pandemi Covid-19 akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2).
Selain itu, kader pos pelayanan terpadu (posyandu) juga melaksanakan kunjungan ke rumah-rumah warga yang memiliki anak balita untuk pemberian vitamin A. Jika didapati ada anak balita yang pertumbuhannya tidak ideal, tim kesehatan segera mengintervensi agar anak balita tidak mengalami tengkes atau gagal tumbuh sehingga berperawakan pendek dan lamban berpikir akibat kurang gizi.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita, pemberian vitamin A kepada anak balita dilaksanakan setahun dua kali, yakni pada bulan Februari dan Agustus. Wabah Covid-19 yang belum teratasi di Surabaya mengakibatkan ada sedikit perubahan dalam pemantauan pertumbuhan anak balita. Pemberian vitamin A dilaksanakan dari rumah ke rumah guna mencegah terjadinya kerumunan yang berisiko penularan virus korona.
”Pemantauan pertumbuhan anak balita secara rutin dilakukan setiap satu bulan, termasuk selama masa pandemi, melalui para kader,” ujar Febria yang akrab disapa Feni ini di Surabaya, Sabtu (22/8/2020).
Febria mengatakan, pertumbuhan anak balita pada prinsipnya diukur secara mandiri oleh ibunda, wali, atau pengasuh memakai pita lila. Pita ini mengukur lingkar lengan atas. Hasil pengukuran dikirim oleh keluarga ke pusat data puskesmas setempat melalui aplikasi Google Formulir. ”Data akan dikaji di puskesmas,” ujar Febria.
Data besaran lingkar lengan atas pada anak balita menunjukkan anak tersebut terindikasi kurang gizi ataupun pertumbuhannya ideal. Anak balita kurang gizi indikasinya jika lingkar lengan atas kurang dari 12,5 sentimeter. Jika ditemukan anak balita seperti ini, kader puskesmas segera meminta janji temu dengan masyarakat.
Anak balita kurang gizi jika lingkar lengan atas kurang dari 12,5 sentimeter.
Dengan cara itu, lanjut Febria, diharapkan indikasi tengkes pada anak balita di Surabaya dapat terdeteksi secara dini dan segera tertangani.
Terkait dengan wabah Covid-19, situasi wabah di Jatim sejak serangan virus korona diumumkan pada Selasa (17/3/2020) sampai Sabtu (22/8/2020) petang telah mengakibatkan 30.036 jiwa terjangkit. Rinciannya, kematian 2.153 jiwa, perawatan 4.582 orang, dan kesembuhan 23.301 jiwa.
Data juga menunjukkan tingkat kematian di Jatim 7,17 persen. Untuk tingkat kesembuhan, sebanyak 77,58 persen. Menurut data dasarian atau sepuluh hari terakhir, penambahan kasus harian berkisar 312-488 kasus per hari. Kurun waktu yang sama, kesembuhan harian pasien berkisar 345-468 orang per hari.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi mengatakan, tingkat kesembuhan pasien di Jatim yang hampir 78 persen merupakan angka tertinggi secara nasional. Meski demikian, tingkat kematian yang di atas 7 persen meski tidak tertinggi patut terus menjadi perhatian.
”Gugus tugas di daerah terus berupaya keras mengatasi wabah ini,” ujar Joni yang menjabat Direktur RSUD Dr Soetomo, Surabaya, satu dari tiga rumah sakit rujukan utama penanganan pasien Covid-19 di Jatim.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, terus mengingatkan aparatur dan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. ”Jangan meremehkan wabah Covid-19 karena kematian akibat penyakit ini nyata dan tergolong tinggi. Cara terbaik adalah mencegah dari diri sendiri,” kata Windhu.
Masyarakat juga diminta tidak mengabaikan protokol kesehatan, yakni berpelindung diri, terutama memakai masker, sarung tangan, kaca mata, dan atau plastik penutup wajah saat berkegiatan. Rutinlah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih serta memakai pensanitasi tangan.
Selain itu, hindari kerumunan untuk mencegah potensi penularan dari orang tanpa gejala. Sesudah beraktivitas, di rumah ganti pakaian dan mandi. Konsumsi selalu makanan dan minuman bergizi dan bervitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.