Aktivitas Warga di Pedalaman Pegunungan Bintang Terhambat akibat KKB
Aktivitas perekonomian di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, terhambat. Hal ini disebabkan aksi teror kelompok kriminal bersenjata yang terus terjadi sepanjang tahun ini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Teror dari kelompok kriminal bersenjata atau KKB di bawah pimpinan Lamek Taplo di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, terus terjadi sepanjang tahun 2020. Kondisi ini menyebabkan warga merasa terintimidasi dan tak bisa beraktivitas seperti biasanya.
Hal ini disampaikan Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakthi Brigadir Jenderal Izak Pangemanan di Jayapura, Papua, Rabu (21/10/2020). Izak mengungkapkan, warga di sejumlah pedalaman Pegunungan Bintang tak bisa bertani seperti biasanya. Hal ini dipicu kelompok Lamek Taplo yang sering meneror aparat TNI, Polri, dan masyarakat setempat.
Kelompok Lamek Taplo terlibat dalam sejumlah aksi teror di Pegunungan Bintang dalam beberapa bulan terakhir, antara lain penyerangan truk pekerja jalan trans-Papua ruas Yahukimo-Pegunungan Bintang pada 2 Maret 2020 di Distrik Oksop. Tiga pekerja mengalami luka dalam insiden ini.
Mereka juga menembaki pesawat TNI AU jenis CASA CN-2909 pada 22 Maret 2020 sebelum mendarat di Bandara Oksibil. Terdapat tujuh lubang di badan pesawat. Namun, tujuh awak pesawat tidak mengalami luka.
Kemudian, kelompok itu menyerang sejumlah anggota TNI AD yang sedang berpatroli di Serambakon pada 29 Maret 2020. Satu anggota TNI, yakni Sersan Dua Irfan Setiawan, mengalami cedera di kaki saat mencoba menghindari tembakan KKB dari atas bukit.
Terakhir, kelompok Lamek Taplo menyerang Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan dari Batalyon Infanteri 312/Kala Hitam di Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Selasa (20/10/2020). Tiga anggota TNI terluka dalam insiden ini.
”Mereka menyerang aparat TNI yang sementara bertugas untuk menjamin keamanan masyarakat setempat. Kondisi ini juga berdampak pada aktivitas pembangunan di daerah itu,” ujar Izak.
Ia menuturkan, ketiga prajurit yang terluka karena serangan kelompok Lamek telah dievakuasi dengan pesawat Trigana dari Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang, ke Jayapura pada Rabu ini.
Ketiga anggota yang terluka adalah Prajurit Kepala Hendrik, terluka di telapak kaki kanan; Prajurit Dua Haldan, terluka di kaki kanan; dan Prajurit Dua Gusman, mengalami luka memar di dada sebelah kiri. Hanya Hendrik yang terluka karena terkena peluru.
”Kondisi kesehatan ketiga prajurit yang mengalami luka baik-baik saja. Mereka dibawa ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,” ujarnya.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Kapen Kogabwilhan III) Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan, penembakan dilakukan oleh anggota kelompok Lamek Taplo yang diperkirakan berjumlah sepuluh orang dengan menggunakan senjata laras panjang.
Ia pun menegaskan, TNI melakukan pengejaran dan penyisiran di wilayah sekitar lokasi kejadian setelah insiden penembakan tersebut. Tujuannya, agar para pelaku yang sering menyerang aparat TNI dan Polri di Pegunungan Bintang itu segera tertangkap.
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka, Sebby Sambom, menyatakan, pihaknya bertanggung jawab atas insiden penyerangan anggota Satgas Pamtas Yonif 312/KH di Serambakon.
”Kami akan terus menyerang aparat keamanan, baik TNI maupun Polri, yang bertugas di wilayah Pegunungan Bintang. Tujuan kami, agar ada perundingan untuk melepaskan Papua dari Indonesia,” kata Sebby.