Sebanyak 22.110 tenaga kesehatan di Sulawesi Utara dipastikan akan menerima vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech pada tahap pertama. Dinkes Sulut sudah menyiapkan mekanisme penapisan penerima vaksin.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Sedikitnya 22.110 tenaga kesehatan di Sulawesi Utara dipastikan akan menerima vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech pada tahap pertama. Dinas kesehatan setempat pun sudah menyiapkan mekanisme untuk menapis orang dengan kondisi kesehatan tertentu yang tidak diperbolehkan menerima vaksin.
Jumlah seluruh tenaga kesehatan (nakes) yang terverifikasi sebagai penerima vaksin Covid-19 itu didata hingga Senin (4/1/2021) pukul 13.00 Wita. Manado adalah daerah dengan nakes terbanyak, yaitu 6.497 orang, sedangkan Bolaang Mongondow Timur hanya memiliki 503 nakes, paling sedikit di antara 15 kabupaten/kota di Sulut. Adapun alokasi vaksin yang diterima Sulut sebanyak 23.760 dosis untuk tahap pertama.
Meski demikian, tidak semua nakes yang terdaftar bisa menerima vaksin, tergantung kondisi medisnya saat hari penerimaan. Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel, Rabu (6/1/2021), mengatakan, hal ini diatur dalam Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) tentang Petunjuk Teknis Pemberian Vaksin Covid-19.
Orang yang pernah menderita Covid-19, ibu hamil dan menyusui, dan penderita penyakit jantung, autoimun, ginjal, hipertensi, diabetes, serta penyakit paru adalah beberapa yang tidak boleh menerima vaksin. ”Pada kondisi tertentu, penderita komorbid hipertensi dan diabetes bisa menerima jika tekanan darah atau gula darahnya sudah terkontrol,” kata Steaven.
Adapun penyintas Covid-19 diasumsikan sudah memiliki kekebalan terhadap virus. ”Tujuan vaksin adalah membentuk kekebalan. Jadi, kalau sudah ada kekebalan di dalam tubuh, tidak logis untuk menyuntikkan vaksin demi mendorong proses pembentukan kekebalan lagi,” kata Steaven.
Untuk itu, mekanisme penapisan akan diterapkan di 195 puskesmas dan 49 rumah sakit (RS) yang menjadi tempat vaksinasi. Akan disediakan meja penapisan untuk memeriksa, antara lain, kadar gula darah, tekanan darah, dan kondisi medis lainnya. Jika keadaan calon penerima normal, ia akan diloloskan untuk mendapat suntikan vaksin.
”Kalau tidak, ya, harus dikecualikan dulu dari penerimaan vaksin. Jadi, ada langkah-langkah screening terlebih dahulu. Namun, yang pasti penerima vaksin harus mendapatkan notifikasi lebih dulu melalui SMS dari pemerintah,” ujar Steaven.
Demi menjaga kepatuhan pada protokol kesehatan, penerima vaksin di setiap fasilitas kesehatan hanya dibatasi 20 orang per hari sehingga tidak akan ada kerumunan. Konsekuensinya, vaksinasi dapat berlangsung selama lebih dari satu bulan pada tahap pertama ini.
Seiring nakes, menurut rencana, vaksin juga akan diterima oleh Presiden Joko Widodo serta jajaran pejabat publik pemerintah pusat dan daerah. Pada tahap berikutnya, anggota TNI dan Polri serta kantor-kantor pelayanan publik akan menerima vaksin, disusul publik secara umum. Sedikitnya 1,6 juta orang menjadi target vaksinasi di Sulut.
Anggota DPRD Sulut dari Fraksi PDI Perjuangan, Fabian Kaloh, menyatakan, DPRD bersyukur karena vaksin telah tiba di Sulut. Ia berterima kasih pula kepada pemerintah pusat karena upaya yang telah ditempuh dalam penyediaan vaksin. Ia pun mengimbau warga Sulut agar dapat mengikuti vaksinasi dengan baik sesuai jadwal.
Fabian juga berharap anggota DPRD bisa mendapatkan prioritas vaksinasi di tahap kedua. ”Kami, kan, termasuk penyelenggara pemerintahan. Tugas kami sering di lapangan, bertemu masyarakat sebagai pelayan publik. Jadi, kalau boleh, anggota DPRD provinsi ataupun kabupaten/kota juga dipertimbangkan (untuk dapat prioritas),” ujarnya.
Kendati vaksin telah tiba di Sulut, Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengingatkan agar jajaran pemerintah dan masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan demi mencegah Covid-19. Jika disiplin mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dari kerumunan, pelayanan dan kehidupan publik akan cepat pulih.
Pada saat yang sama, Satgas Covid-19 Sulut terus mengawasi jumlah warga yang masuk dan keluar Sulut melalui perjalanan udara dan laut melalui aplikasi Kartu Kewaspadaan Kesehatan Elektronik (e-HAC). Pada Senin (4/1), pelaku perjalanan sebanyak 921 orang.
Pelaku perjalanan jalur udara dari dan menuju Sulut juga berkurang selama masa libur Natal dan Tahun Baru. Selama 18 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021, sebanyak 62.929 orang melakukan perjalanan udara. Angka ini hanya sekitar setengah dari 126.888 penumpang pada periode yang sama tahun lalu.
General Manager Bandara Sam Ratulangi Minggu Gandeguai mengatakan, setiap hari hanya ada sekitar 47 pesawat yang tiba dan meninggalkan Manado. Penupang tiba dan berangkat juga hanya 3.496, menurun dari 7.049 pada tahun sebelumnya.