Warga Satu Dusun di Magelang Belum Mau Kembali Mengungsi
Warga satu dusun di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, saat ini belum mau mengungsi. Padahal, dusun ini termasuk salah satu dari sembilan dusun yang direkomendasikan mengungsi terkait ancaman erupsi Gunung Merapi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Warga satu dusun di Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, belum mau kembali ke pengungsian. Padahal, dusun ini termasuk satu dari sembilan dusun di tiga desa yang direkomendasikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) segera mengungsi terkait ancaman erupsi Gunung Merapi.
Camat Dukun Amin Sudrajat mengatakan, dusun yang dimaksud adalah Dusun Batur Ngisor. Terkait hal ini, Pemerintah Kecamatan Dukun sudah berupaya melakukan sosialisasi dan mengarahkan warga untuk segera mengungsi, tetapi hingga saat ini mereka belum memutuskan untuk mengungsi.
”Mereka belum mau mengungsi karena merasa masih aman untuk tinggal di kampungnya,” ujarnya, Jumat (8/1/2021).
Total jumlah penduduk di dusun ini mencapai 120 orang, separuhnya adalah warga yang berasal dari kelompok rentan. Adapun kelompok rentan yang dimaksudkan adalah kelompok yang terdiri dari kalangan warga lanjut usia (lansia), ibu hamil dan menyusui, anak-anak, warga yang menderita sakit, serta warga difabel.
Pada Desember lalu, warga dari dusun ini sempat mengungsi selama setengah bulan di barak pengungsian di Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan. Namun, ketika status tanggap darurat bencana erupsi Merapi diperpanjang mulai 1 Januari 2021, warga pun memutuskan pulang ke rumah dan hingga saat ini belum memutuskan kembali ke pengungsian.
Hingga kini, belum semua warga kelompok rentan di dusun-dusun lain yang direkomendasikan untuk mengungsi juga tergerak untuk kembali ke barak pengungsian. Wahyudi, koordinator pengungsi asal Dusun Babadan I, Desa Paten, Kecamatan Dukun, mengatakan, saat ini masih ada 29 warga dari kelompok rentan yang belum mau mengungsi. Sebagian besar warga lanjut usia.
”Warga dari kelompok rentan itu mengaku masih ingin bercocok tanam di lahan,” ujarnya.
Hingga Jumat (8/1/2021), belum semua warga dari kelompok rentan mau mengungsi. (Gunawan)
Jumlah warga Dusun Babadan I yang kini mengungsi di barak pengungsian di Balai Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, terdata 264 orang. Sebagian pengungsi justru bukan warga kelompok rentan. Mereka memaksa mengungsi karena khawatir akan dampak erupsi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Gunawan mengatakan, seiring dengan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi, seluruh warga dari kelompok rentan di empat desa lereng Merapi selalu diarahkan segera mengungsi. Namun, hingga Jumat (8/1/2021), belum semua warga dari kelompok rentan mau mengungsi. Jumlah warga dari kelompok rentan di empat desa terdata 838 orang, sedangkan jumlah pengungsi saat ini hanya 625 orang.
Kendati demikian, lanjut Gunawan, pihaknya juga tidak bisa memaksa. “Saat status Gunung Merapi masih Siaga, maka yang kami harapkan adalah warga mengungsi atas kesadaran sendiri,” ujarnya.
Warga baru bisa diwajibkan untuk mengungsi saat status Gunung Merapi berubah Awas (level IV).
Sebelumnya, BPPTKG merekomendasikan sembilan dusun di tiga desa di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, segera mengungsi karena berada dalam radius 5 kilometer dari Gunung Merapi. Namun, sejak November, terdapat tambahan pengungsi dari dua dusun di Desa Keningar. Warga Desa Keningar yang sebenarnya bertempat tinggal dalam radius 7 kilometer dari Gunung Merapi ikut mengungsi karena khawatir akan dampak bahaya erupsi.