JAKARTA, KOMPAS — Warga Desa Lhuet, Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh, yang juga salah satu penyumbang pesawat pertama RI, Nyak Sandang (91), Kamis (22/3) dini hari, mengeluh sakit di hotel tempatnya menginap. Maturidi, salah satu anak Nyak Sandang yang mendampinginya bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/3) sore, langsung menghubungi pihak Istana.
Tak lama kemudian, ambulans datang ke hotel tempat mereka menginap dan langsung mengevakuasi Nyak Sandang ke Rumah Sakit Pusat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta. Kepala RSPAD yang juga Ketua Tim Dokter Kepresidenan Mayor Jenderal Dr dr Terawan Agus Putranto, SpRad (K) RI langsung bergerak cepat menangani Nyak Sandang.
Nyak Sandang merupakan salah satu rakyat Aceh yang tahun 1950 menyumbangkan hartanya untuk pembelian dua pesawat pertama RI, yang kemudian berkembang menjadi maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Rakyat Aceh menyumbang 120.000 dollar Singapura dan 20 kilogram emas atas permintaan Presiden Soekarno yang datang menemui Gubernur Aceh Teungku Daud Beureueh di Banda Aceh, tahun 1948.
Maturidi mengemukakan, ayahnya mengeluh sakit saat akan buang air kecil setibanya mereka di hotel setelah bertemu Presiden Jokowi. Atas instruksi Presiden, Terawan bersama timnya langsung memasang kateter begitu Nyak Sandang tiba di RSPAD sehingga orang yang ikut menyumbangkan hartanya untuk pembelian pesawat pertama RI tersebut bisa buang air kecil.
Tim dokter yang menangani Nyak Sandang terdiri dari dokter spesialis mata, paru-paru, ginjal, urologi jantung, dan penyakit dalam. ”Kondisinya baik. Tim dokter sudah periksa semua,” ujar Terawan.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Kementerian Sekretariat Negara Bey Machmudin, Sabtu (24/3), menjelaskan, Nyak Sandang sebenarnya akan menjalani persiapan operasi katarak sesuai permintaannya kepada Presiden Jokowi pada Rabu lalu. Namun, begitu ada keluhan sulit buang air kecil, yang menurut Tim Dokter Kepresidenan ternyata gangguan prostat, hal tersebut akan ditangani lebih dulu.
”Begitu keluhan gangguan prostat Nyak Sandang teratasi, operasi katarak akan segera dilaksanakan sesuai perintah Presiden,” kata Bey.
Sesuai informasi dari Terawan, jika semua berjalan baik, operasi katarak Nyak Sandang akan berlangsung hari Selasa (27/3). Operasi katarak merupakan satu dari tiga permintaan Nyak Sandang kepada Presiden Jokowi, dua lainnya adalah berangkat naik haji dan mendirikan masjid di dekat rumahnya di Lamno.
Tim Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden pun sudah membesuk Nyak Sandang dan keluarganya di RSPAD sambil membawakan album foto pertemuannya dengan Presiden Jokowi. Begitu mendengar penjelasan Maturidi mengenai oleh-oleh yang dibawa Tim BPMI Setpres, Nyak Sandang langsung memeluk album foto tersebut sambil berujar dalam bahasa Aceh bahwa dia ingin sekali memeluk Presiden Jokowi apabila ada kesempatan bertemu kembali.
”Masya Allah, saya senang sekali bisa bertemu Presiden. Kalau seandainya ada kesempatan bertemu lagi, saya mau peluk (Presiden),” ujar Nyak Sandang seperti diterjemahkan oleh Maturidi.
Maturidi pun sangat bersyukur dengan perhatian Presiden Jokowi yang luar biasa. ”Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden atas semua bantuannya. Kami sangat senang Presiden kita merupakan orang yang santun melayani orangtua,” kata Maturidi terharu.