Meski penyiapan vaksin Covid-19 masih tahap uji klinis fase ketiga, pemerintah tetap menyiapkan proses sertifikasi halal vaksin. Agar kehalalannya tak masalah saat produksi, Wapres Ma’ruf Amin akan ikut mengawal.
Oleh
Nina Susilo
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyiapan vaksin Covid-19 masih dalam tahap uji klinis fase ketiga. Namun, pemerintah mulai mempersiapkan proses sertifikasi halal vaksin Covid-19. Harapannya, saat produksi, kehalalan vaksin Covid-19 sudah tidak menjadi masalah.
Hal ini dibahas dalam rapat tertutup yang dipimpin Wakil Presiden Ma’ruf Amin secara virtual dari kediaman resmi Wapres, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Hadir dalam rapat ini, antara lain, Wakil Menteri Agama Zainud Tauhid, Menteri BUMN Erick Thohir, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir, dan Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI Lukmanul Hakim.
”Persoalan Covid-19 ini persoalan kehidupan bangsa kita, baik soal kesehatan, sosial, maupun ekonomi. Kuncinya vaksin, dan vaksin itu harus di-backup oleh sertifikat halal,” tutur Wapres Amin dalam rapat tersebut.
Persoalan Covid-19 ini persoalan kehidupan bangsa kita, baik soal kesehatan, sosial, maupun ekonomi. Kuncinya vaksin, dan vaksin itu harus di-backup oleh sertifikat halal.
Wapres juga meminta proses sertifikasi halal bisa dilakukan secepatnya. Diharapkan, saat produksi vaksin dimulai, tidak ada lagi persoalan mengenai kehalalan vaksin Covid-19.
Masih uji klinis
Lukmanul Hakim seusai rapat menjelaskan, kendati saat ini uji klinis fase ketiga masih dilakukan, secara paralel informasi dan dokumen yang diperlukan mulai dikumpulkan. ”Saat ini kami baru mendapat informasi awal seperti pernyataan-pernyataan dari Sinovac. Namun, ini tentu harus dikonfirmasi dan diklarifikasi, baik melalui penelusuran maupun pemeriksaan di tempat,” tuturnya melalui sambungan telepon dengan harian Kompas.
Saat ini, LPPOM MUI masih menunggu dokumen-dokumen dari Sinovac melalui Bio Farma. ”Setidaknya komunikasi LPPOM MUI dan Bio Farma sudah sah. Bio Farma pun sebenarnya sudah paham informasi apa saja yang kami perlukan untuk mengurus sertifikasi halal,” tambah Lukman.
Vaksin Covid-19, menurut Wapres Amin, saat ini adalah satu-satunya upaya penanggulangan Covid-19 yang diharapkan. Kendati protokol kesehatan untuk mencegah penularan diterapkan, upaya penanggulangan ini dinilai belum efektif. Karena itu, meskipun tingkat kesembuhan di Indonesia relatif baik, tingkat penularan masih tinggi.
Kamis (27/8/2020), tercatat penambahan kasus mencapai 2.719 kasus. Secara keseluruhan, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 162.884 kasus. Sejauh ini, 118.575 orang sembuh, termasuk 3.166 orang yang dinyatakan sembuh terhitung Kamis (27/8/2020). Selain itu, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal saat ini mencapai 7.064 orang.
Proses menuju produksi vaksin di Indonesia dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya calon vaksin yang diperoleh dari Sinovac, perusahaan farmasi asal China, yang bekerja sama dengan Bio Farma.
Vaksin ini sudah memasuki proses uji klinis fase ketiga dan penelitian ini juga dilakukan di Indonesia. Uji klinis yang dimulai Agustus lalu memerlukan waktu enam bulan. Diperkirakan awal tahun 2021, vaksin mulai bisa diproduksi. Karena itu, pemerintah mendukung dengan mendorong proses sertifikasi halal ataupun izin edar yang diterbitkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Selain itu, vaksin Merah Putih yang dikembangkan secara mandiri oleh konsorsium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Bio Farma juga terus dikerjakan. Vaksin ini akan memasuki uji klinis tahun depan. Karena itu, diperkirakan vaksin Merah Putih baru bisa diproduksi tahun berikutnya. Kendati demikian, produksi vaksin yang betul-betul diproduksi anak bangsa diharapkan mampu mendorong kemandirian Indonesia.
Sembari menunggu vaksin Merah Putih diteliti, produksi vaksin oleh Bio Farma yang bekerja sama dengan Sinovac akan dijalankan. Selain itu, dalam kunjungan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir ke China dan Uni Emirat Arab, kerja sama dengan Sinopharm juga dijalin.
Vaksin Merah Putih yang dikembangkan secara mandiri oleh konsorsium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Bio Farma terus dikerjakan. Vaksin ini akan memasuki uji klinis tahun depan. Karena itu, diperkirakan vaksin Merah Putih baru bisa diproduksi tahun berikutnya. Kendati demikian, produksi vaksin yang betul-betul diproduksi anak bangsa diharapkan mampu mendorong kemandirian Indonesia.
Sinopharm saat ini sedang menguji klinis calon vaksinnya di Uni Emirat Arab, bekerja sama dengan G42 Healthcare AI Holding Rsc Ltd yang berpusat di Abu Dhabi.
Pemerintah Indonesia, menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, juga berdiskusi dengan perusahaan dari China, yaitu Cansino Biologics. Perusahaan ini membuat vaksin menggunakan vektor adeno virus yang dilemahkan dengan nama AD5. Uji klinis fase ketiga dilakukan Agustus ini.
”Pihak Cansino kini tengah bernegosiasi dengan negara lain untuk uji coba lebih lanjut, termasuk di Indonesia. Namun, perkembangan selanjutnya kami sampaikan kepada publik apabila informasi sudah tersedia,” tutur Wiku dalam keterangan pers virtual pada Selasa (25/8/2020).