Partisipasi warga Jawa Timur pada Pemilu 2024 meningkat daripada sebelumnya jadi indikator pendidikan politik membaik.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kehadiran masyarakat Jawa Timur dalam pemungutan suara Pemilihan Umum 2024 mencapai 84,51 persen. Angka itu lebih baik dibandingkan dengan pesta demokrasi tahun 2019 yang sebesar 82,52 persen.
Demikian dinyatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim Aang Khunaifi seusai rapat pleno penetapan rekapitulasi penghitungan suara di Surabaya, Senin (11/3/2024).
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Dari rekapitulasi dinyatakan bahwa sebanyak 31.402.838 jiwa warga masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). Saat pemungutan suara pada Rabu (14/2/2024), yang hadir dan menggunakan hak pilih sebanyak 26.539.721 jiwa. Persentase kehadiran 84,51 persen.
Catatan Kompas, untuk Pemilu 2019, ada 30.912.994 jiwa masuk DPT. Yang menggunakan hak politik untuk mencoblos saat itu mencapai 25.511.194 jiwa atau partisipasi 82,52 persen.
”Kami berharap partisipasi yang besar itu dapat terwujud dalam pilkada (pemilihan kepada daerah),” ujar Aang. Bulan depan atau April 2024, KPU Jatim akan memulai tahapan persiapan untuk pemilihan gubernur-wakil gubernur, bupati-wakil bupati, dan wali kota-wakil wali kota. Pemungutan suara pilkada dijadwalkan pada 27 November 2024.
Catatan Kompas, dalam Pilgub Jatim 2018, warga yang masuk DPT tercatat 30.155.719 jiwa. Yang hadir untuk memberikan hak di TPS sebanyak 20.323.259 jiwa. Partisipasi rakyat 67,39 persen. Pilkada saat itu mengantar pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak mengalahkan Syaifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.
Secara terpisah, Ketua Bawaslu Jatim A Warits mengatakan, partisipasi rakyat yang meningkat dalam Pemilu 2024 dibandingkan dengan Pemilu 2019 diharapkan dapat terlihat lagi dalam pilkada.
”Peningkatan partisipasi berarti menjadi indikasi tingginya kesadaran warga dalam politik,” katanya.
Terkait dengan peningkatan partisipasi, mungkin salah satunya terkait dengan pemilihan presiden-wakil presiden. Ada tiga pasang capres-cawapres 2024. Masing-masing adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (nomor urut 1), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (nomor urut 2), dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (nomor urut 3).
Rekapitulasi menyatakan, Prabowo-Gibran menang di Jatim dengan perolehan 16.716.603 suara. Urutan berikutnya ialah Anies-Muhaimin yang meraih 4.492.652 suara. Sementara Ganjar-Mahfud mendulang 4.434.805 suara.
Peningkatan partisipasi berarti menjadi indikasi tingginya kesadaran warga dalam politik.
Menurut Haryadi, dosen senior ilmu politik Universitas Airlangga, kemenangan Prabowo-Gibran di Jatim menandakan masyarakat provinsi ini masih lekat dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dalam kontestasi 2014 dan 2019, di Jatim, Jokowi mengalahkan Prabowo. Pilpres 2024, Gibran, anak sulung Jokowi, berpasangan dengan mantan lawan politik sang ayahanda.
”Pilpres lebih memilih sosok daripada latar belakang partai politik,” ujar Haryadi. Prabowo adalah Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya sekaligus Menteri Pertahanan. Di Jatim, perolehan suara partai ini untuk pemilihan calon anggota DPR berada di bawah Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Muhaimin ialah Ketua Umum PKB. Ganjar ialah kader PDI-P. Dalam Pemilu 2019, untuk DPRD Jatim, PDI-P memenanginya sehingga menguasai parlemen diikuti oleh PKB. Namun, situasi itu berubah untuk Pemilu 2024. PKB menjadi pemenang diikuti Gerindra dan PDI-P.