Menlu Retno Tiba di Dhaka untuk Menemui PM dan Menlu Banglades
Oleh
B JOSIE SUSILO HARDIANTO
·2 menit baca
DHAKA, KOMPAS — Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi tiba di Dhaka, Banglades, Selasa (5/9) siang, sebagai bagian langkah diplomatik Pemerintah Indonesia dalam upaya menyelesaikan krisis Rohingya. Di Dhaka, ia dijadwalkan bertemu dengan Menlu Banglades Abul Hassan Mahmood Ali, sore nanti, dan Perdana Menteri Banglades Sheikh Hasina, malam harinya.
Kunjungan Menlu Retno ke Banglades berlangsung sehari seusai ia mengunjungi Myanmar dan bertemu dengan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi. Banglades merupakan negara yang kebanjiran pengungsi warga Rohingya pascakekerasan yang melanda Rakhine, dua pekan terakhir.
Seperti misi di Myanmar, di Dhaka Menlu Retno juga mengemban misi damai untuk isu Rakhine. Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) menyebutkan, sekitar 87.000 warga Rohingya telah memasuki Banglades untuk menyelamatkan diri dari kekerasan yang meletus di wilayah Myanmar barat itu sejak 25 Agustus lalu. Mereka menempati tiga kamp pengungsi lama yang dibangun pada 1990-an.
”Fokus dari kunjungan saya ke Banglades adalah untuk membahas masalah kemanusiaan, fokusnya adalah mengenai masalah pengungsi, dan kita akan berdiskusi mengenai apa yang saat ini diperlukan oleh Banglades. Karena saya membawa amanah Presiden Republik Indonesia untuk membahas kontribusi Indonesia terhadap pengungsi yang berada di Banglades,” kata Menlu Retno di Dhaka.
(Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjelaskan tujuan kedatangannya ke Dhaka, Banglades. Ia diutus Presiden Indonesia Joko Widodo untuk bertemu Menlu Banglades Abul Hassan Mahmood Ali guna membahas upaya penanganan ribuan pengungsi Rohingya asal Rakhine, Myanmar, yang mengalir masuk ke Banglades)
Terkait krisis Rakhine, Pemerintah Banglades menyambut positif peran yang diambil Indonesia. Saat menerima Duta Besar Indonesia untuk Banglades Rina Prithyasmiarsi Soemarno, 30 Agustus lalu, Menlu Abul Hassan Mahmood Ali menyampaikan hasil pembicaraan via telepon dengan Menlu Retno, sehari sebelumnya, bahwa Banglades menyambut kemauan Indonesia untuk terlibat mencari jalan guna menghentikan eskalasi kekerasan di Rakhine dan mengupayakan solusi atas masalah-masalah yang timbul.
Menlu Mahmood Ali menyampaikan kembali kesiapan Banglades mendampingi Myanmar dalam menangani masalah keamanan. Dia menekankan soal implementasi rekomendasi Komisi Penasihat Rakhine yang dipimpin mantan Sekjen PBB Kofi Annan soal solusi atas masalah di Negara Bagian Rakhine.
Sebagaimana telah diberitakan, pascakonflik antara militer Myanmar dan kelompok militan di Maungtaw, Rakhine utara, puluhan ribu warga Maungtaw—sebagian besar dari etnis Rohingya—mengungsi ke Banglades. Sebagian besar pengungsi dikabarkan terdampar di garis perbatasan Banglades-Myanmar.
Saat ini, di beberapa kamp pengungsi di Cox’s Bazar, Banglades, terdapat puluhan ribu pengungsi asal Myanmar. Sebagian dari mereka adalah korban konflik serupa yang pecah pada Oktober tahun lalu.
Terkait hal itu, Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri berupaya menawarkan bantuan, terutama dalam penanganan pengungsi. Hal itu menegaskan yang dinyatakan Menlu Retno sebelumnya, yaitu menangani isu Rakhine dari hulu hingga ke hilir.