Turki mendapat giliran memimpin forum negara-negara berkembang D-8 dalam KTT D-8 di Istanbul. Isu besar KTT adalah merevitalisasi forum itu.
Oleh
ANDY RIZA HIDAYAT
·2 menit baca
ISTANBUL, KOMPAS — Turki mendapat giliran untuk memimpin forum negara-negara Developing Eight atau D-8. Penyerahan posisi ketua dari tangan Pakistan ke Turki berlangsung pada Konferensi Tingkat Tinggi D-8 ke-9 di Istanbul, Jumat (20/10) pagi waktu setempat.
Isu besar dalam KTT kali ini adalah merevitalisasi kembali forum D-8 yang ingin memajukan ekonomi negara-negara anggotanya. Langkah ini terjadi di mana D-8 dilahirkan pada tahun 1997. Penyelenggaraan KTT saat ini masih berlangsung di Lutfi Kirdar Convention Center, Istanbul.
Hadir dalam forum ini Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Deputi Perdana Menteri Malaysia Tunku Abdul Rahman, Wakil Presiden Iran Eshaq Jahangiri, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari, serta pejabat setingkat menteri dari Banglades dan Mesir.
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengatakan, selain delapan negara anggota D-8, hadir di pertemuan ini negara tamu, yaitu Guinea dan Azerbaijan. Tidak hanya itu, hadir pula di forum yang sama tujuh organisasi internasional, beberapa di antaranya United Nations Industrial Development (UNIDO) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Saat ini sedang berlangsung penandatanganan dokumen Deklarasi Istanbul yang merupakan adopsi dari butir-butir kesepakatan pada pertemuan pejabat setingkat menteri. Peserta forum ini juga menandatangani rencana aksi yang terdiri atas 14 elemen kerja sama. Beberapa butir kerja sama yang disepakati di antaranya dalam bidang perdagangan dan kemaritiman.
”Kemarin saya sampaikan bahwa 20 tahun pertama adalah masa bagi D-8 untuk memperkuat platform dan fondasi organisasi. Sekarang saatnya untuk mengintensifkan implementasi regulasi yang sudah disepakati 20 tahun ke belakang,” kata Retno sebelum memasuki area KTT.