Serangan di Gereja Mesir Tewaskan 10 Orang
KAIRO, JUMAT — Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan secara membabi buta di sebuah gereja di selatan Kairo, ibu kota Mesir, Jumat (29/12), sehingga sembilan orang tewas. Penyerang itu kemudian juga tewas ditembak aparat.
Insiden di Gereja Mar Mina di Distrik Helwan itu merupakan yang terbaru dalam rangkaian serangan mematikan kepada kelompok minoritas Kristen Mesir.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Mesir Khaled Megahed mengatakan kepada televisi negara itu bahwa seorang pria penyerang telah ditembak mati tak lama setelah ia membunuh sembilan orang dan melukai sejumlah orang lainnya, termasuk seorang aparat keamanan. Total 10 orang tewas.
Pria penyerang telah ditembak mati tak lama setelah ia membunuh sembilan orang dan melukai sejumlah orang lainnya, termasuk seorang aparat keamanan.
Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan dalam sebuah pernyataan, penyerang adalah seorang militan buronan yang terlibat dalam serangan kepada polisi. Ia terluka dan telah ditangkap.
Menurut kementerian dalam negeri, orang tersebut telah dipersenjatai dengan senapan serbu, 150 amunisi, dan sebuah bom yang hendak digunakan untuk menyerang gereja.
Penyerang telah lebih dahulu membunuh dua orang ketika melepaskan tembakan di sebuah toko, sebelum ia bergerak menuju ke Gereja Mar Mina. Di sana ia membunuh tujuh orang lainnya, termasuk seorang polisi.
Rekaman video di telepon seluler yang diunggah ke media sosial memperlihatkan, pria bersenjata dan berjanggut panjang mengenakan rompi berisi sejumlah besar amunisi tergeletak di sebuah jalan, nyaris tidak sadar, saat orang memborgol tangannya.
Polisi kemudian menutup tempat kejadian dengan memasang garis polisi karena banyaknya anggota jemaat dan warga lainnya berkerumun di sekitar gereja. Satuan polisi forensik menyisir tempat kejadian.
Darah yang telah membeku masih terlihat jelas di pos penjagaan di depan Gereja Mar Mina. Polisi tampak memeriksa tempat tersebut.
Belum ada kelompok yang mengklaim serangan itu. Namun, kelompok garis keras yang berafiliasi dengan militan teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) membunuh puluhan orang Kristen di masa lalu.
Kelompok garis keras yang berafiliasi dengan militan teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) dan berbasis di Sinai telah berulang kali membunuh puluhan orang Kristen Mesir.
Sayap NIIS mengebom, menembak, dan atau kombinasi keduanya dalam setiap serangan mereka kepada kelompok minoritas Kristen.
Serangan terbaru pada Jumat ini terjadi menjelang perayaan Natal bagi Kristen Koptik, yang dirayakan pada setiap 7 Januari, atau sehari setelah pesta Tiga Raja dalam tradisi Katolik Roma.
Kristen Koptik berpopulasi sekitar 9,3 juta jiwa atau 10 persen dari total populasi Mesir yang mencapai total 93 juta jiwa. Mereka merupakan kelompok minoritas terbesar di negara itu. Kaum Kristen Koptik Mesir sering menjadi sasaran kelompok teroris.
NIIS mengklaim melakukan peledakan bom bunuh diri di sebuah gereja Kristen Koptik di Kairo pada Desember 2016, yang diikuti pengeboman dua gereja di utara ibu kota pada April 2017.
Bagi komunitas Kristen Koptik, serangan pada awal April yang menewaskan total 45 orang itu merupakan serangan terbesar yang mereka alami. Serangan itu bukan yang pertama kali mereka alami.
Pada Februari 2017, ratusan warga Kristen Mesir terpaksa mengungsi akibat serangan anggota NIIS. Pada bulan itu, serangan kelompok Sinai Utara yang berafiliasi dengan NIIS disebutkan menewaskan sedikitnya tujuh warga Kristen Koptik Mesir.
Pada 10 Mei 2017, 10 orang dengan senjata otomatis menembak mati sekitar 30 anggota jemaat Kristen yang menumpang sebuah bus menuju sebuah biara di Mesir selatan.
Orang-orang tersebut diyakini juga membantai peziarah Muslim Syiah di Sinai pada November lalu sehingga lebih dari 300 orang tewas.
Mesir memberlakukan keadaan darurat setelah serangan dan penembakan di gereja. ”Presiden Abdel Fattah el-Sisi mendesak militer untuk menyerang para jihadis dengan kekuatan brutal”.
Kelompok sayap NIIS Mesir itu melakukan pemberontakan mematikan di Semenanjung Sinai yang berbatasan dengan Israel dan Jalur Gaza. Mereka telah membunuh ratusan polisi dan tentara.
Sayap NIIS yang paling mematikan di Sinai itu kini semakin menargetkan warga sipil karena serangan terhadap pasukan keamanan menjadi lebih sulit.
Sayap NIIS yang paling mematikan di Sinai itu kini semakin menargetkan warga sipil karena serangan terhadap pasukan keamanan menjadi lebih sulit.
Pekan lalu, NIIS mengaku bertanggung jawab telah menembaki sebuah rudal anti-tank ke sebuah helikopter di sebuah bandara di Sinai Utara.
Tembakan rudal itu terjadi ketika Menteri Pertahanan Shidqi Subhi dan Menteri Dalam Negeri Magdy Abdel Ghaffar berkunjung ke Sinai Utara.
Serangan itu menewaskan seorang pembantu menteri pertahanan dan seorang pilot helikopter. Namun, Subgi dan Ghaffar kembali ke Kairo tanpa cedera.
Pada Minggu (24/12) atau sebelum Hari Natal, polisi menangkap 15 orang yang diduga melakukan serangan ke sebuah gereja Koptik di desa Kafr al-Waslin, selatan Kairo, pada Jumat (22/12). (AFP/REUTERS/CAL)