Bahas Perpanjangan MRT Hingga ke Rawa Buntu di Serpong, Airin Temui Uno
Oleh
R. ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (15/1) untuk membahas membahas perpanjangan rute Mass Rapid Transit (MRT) hingga ke wilayah Serpong di Tangerang Selatan.
Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany menjelaskan, MRT sangat penting karena 50 persen warga Tangerang Selatan bekerja di Jakarta sehingga membutuhkan moda transportasi yang memadai. “Saya dan Pak Sandi membahas rencana perpanjangan MRT hingga Tangsel. Selain itu kami juga mendiskusikan bantuan keuangan hingga persoalan kemacetan,”jelas Airin kepada Kompas, Senin malam.
MRT sangat penting karena 50 persen warga Tangerang Selatan bekerja di Jakarta sehingga membutuhkan moda transportasi yang memadai
Menurut Airin, MRT Jakarta yang deponya berlokasi di kawasan Lebak Bulus, diharapkan dapat diperpanjang ke wilayah Serpong. "Salah satu alternatifnya menyambung sampai ke Rawabuntu, setelah melintasi sepanjang tepi jalan tol," ungkap Airin tanpa menjelaskan tiga alternatif rute lainnya.
“Kami melakukan diskusi tentang perpanjangan MRT ini. Pak Wagub tertarik dengan konsep yang ada. Pak Sandi menginstruksikan timnya untuk melakukan langkah-langkah di antaranya membuat feasibility study dan turunannya dengan target selesai tahun 2018 ini. Setiap tiga bulan, kami melakukan evaluasi. Untuk aspek legal, Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) bidang harmonisasi aturan akan mencermatinya,” ungkap Airin. Wagub DKI Sandiaga Uno sepakat dengan rencana ini.
Proses perpanjangan MRT akan sangat dipengaruhi oleh pembebasan lahan. Belum ada kesepakatan apakah perpanjangan MRT ke wilayah Tangerang Selatan dalam bentuk elevated atau sejajar dengan jalan. “Jika proses ini lancar, pada 2019 perpanjangan MRT akan dimulai dibangun. Namun ini semua tergantung pada lahan atau area yang akan dilewati,” jelas Airin.
Kesepakatan Pemkot Tangsel dan Pemprov DKI Jakarta tentang transportasi erintegrasi dengan moda MRT ini membutuhkan langkah-langkah lainnya agar proyek ini terlaksana, termasuk dari sisi regulasi. PT MRT Jakarta sudah menyepakati menjadi pemrakarsa perpanjangan MRT ke Tangerang Selatan.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, pertemuan Airin Rachmi Diany dan Sandiaga Uno merupakan langkah maju. "Kedua pemimpin ini menyepakati untuk menunjuk MRT Jakarta sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerja sama (PJPK) jalur ke Serpong. Kami tunggu formalnya. Kalau turun, feasibility study segera bisa dilakukan," kata William kepada Kompas, Senin malam.
"MRT Jakarta akan mendorong dengan mekanisme KPBU (kemitraan pemerintah dan badan usaha). Untuk itu dibutuhkan PJPK dan dalam pertemuan siang tadi disepakati, PJPK adalah PT MRT Jakarta," jelas William.
William mengakui pihaknya perlu melakukan beberapa kali survei, termasuk studi kelayakan untuk melihat kebutuhan jalur selatan MRT. "Perpanjangan MRT dibutuhkan jika jumlah penumpang mencapai 100.000 orang per hari. Jika hanya 40.000 penumpang, moda transportasi yang lebih tepat adalah light rail transit (LRT) atau BRT,” kata William.
Ketika berkunjung ke Redaksi Harian Kompas akhir Agustus 2017 lalu, Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengungkapkan rencana MRT memperpanjang jalur transportasi massal cepat (MRT) itu hingga wilayah Bintaro dan Serpong di Kota Tangerang Selatan. Dari stasiun dan depo MRT di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, MRT itu akan diperpanjang melintasi sepanjang tepi jalan tol Pondok Indah-Bintaro-Serpong, dan dibuat di atas jalur layang. (Kompas, Minggu 3 September 2017).
Umumnya warga yang tinggal di sekitar lokasi yang akan dilalui MRT menyambut baik rencana MRT Jakarta memperpanjang jalurnya hingga pinggiran Jakarta.
Rencana itu tentu bukan tanpa perhitungan matang. William mengincar calon penumpang MRT dari penduduk BSD City yang pada tahun 2017 mencapai lebih dari 300.000 jiwa. Jika ditambah penduduk Gading Serpong, Alam Sutera, dan perumahan-perumahan lain di wilayah Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang, termasuk Bintaro Jaya, Pamulang, Ciputat, dan sekitarnya, jumlahnya mencapai lebih dari satu juta jiwa. Ini pasar potensial yang menggiurkan bagi MRT.