Indonesia mengusung semangat sportivitas dan persahabatan dalam Asian Games 2018, yang disimbolkan dalam penyatuan dua api abadi dalam penyalaan obor Asian Games.
SLEMAN, KOMPAS--Asian Games 2018 mempersatukan api abadi Asian Games perdana yang dijemput dari Stadion Nasional Dhyan Chand di New Delhi, India, dan api abadi Mrapen di Grobogan, Jawa Tengah. Keduanya dipadukan untuk menyalakan obor Asian Games 2018, simbol penyatuan semangat abadi para atlet persahabatan bangsa-bangsa se-Asia.
Penyatuan dua api abadi itu dilakukan legenda bulu tangkis nasional Susy Susanti yang membawa api abadi dari India dan legenda tenis nasional Yustedjo Tarik yang membawa api abadi Mrapen. Penyatuan dilakukan di mini kaldrondi pelataran Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (18/7/2018) malam.
Selanjutnya, Susy dan Yustedjo menggunakan api abadi yang sudah disatukan itu untuk menyalakan obor Asian Games, yang bentuknya terinspirasi dari senjata tradisional golok dari Betawi dan skin dari Palembang. Keduanya lantas menyerahkan obor itu kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Wapres yang didampingi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani kemudian memberikan obor itu kepada Christina Finarsih, pebulu tangkis asal Yogyakarta, peraih medali perunggu beregu putri Asian Games 1998. ”Dengan ini kirab obor Asian Games dimulai,” kata Wapres.
Dalam sambutannya, Wapres menyatakan penyelenggaraan Asian Games merupakan kebanggaan dan kehormatan bagi Indonesia. Sebagai tuan rumah yang kedua kali setelah Asian Games 1962, penyelenggaraan ini sekaligus memperlihatkan kemampuan Indonesia dalam membangun dan mempersiapkan arena, mengorganisasi acara, serta meraih prestasi.
”Dengan semangat dan jiwa membara, kita yakin sukses menyelenggarakan dan meraih prestasi. Kirab obor Asian Games memberikan semangat, jiwa pengabdian, dan jiwa perjuangan. Dengan semangat, suatu bangsa akan maju,” ujarnya.
Peluncuran obor Asian Games 2018 ini dimeriahkan dengan konser musik dan pertunjukan tari yang menggambarkan persatuan, keberagaman, serta kekayaan budaya dan alam negara-negara Asia. Turut hadir dalam acara ini, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta perwakilan 45 negara peserta.
Kirab obor Asian Games akan dimulai dari Tugu Yogya, Kamis (19/7). Obor diarak dengan berlari berkeliling Nusantara, menempuh jarak sekitar 18.000 kilometer, melintasi 64 destinasi wisata di 54 kabupaten/kota di 18 provinsi.
Dari Yogyakarta, obor Asian Games dibawa melintasi Solo, Blitar, Malang, Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Denpasar, Mataram, Sorong, Makassar, Banjarmasin, Banda Aceh, Danau Toba, Pekanbaru, Bukittinggi, Jambi, Palembang, Banyuasin, Ogan Ilir, Bandar Lampung, Serang, Purwakarta, Bandung, Garut, Cianjur, dan Bogor. Setelah perjalanan selama 35 hari, obor dijadwalkan tiba di Jakarta untuk pembukaan Asian Games pada 18 Agustus 2018.
Disambut antusias
Sebelum dibawa ke Candi Prambanan, api Asian Games yang diambil dari sumber api abadi Mrapen, Rabu pagi, diarak di Kota Semarang. Perarakan api yang menjadi simbol semangat sportivitas tersebut disaksikan ribuan warga dengan antusias.
Api abadi Mrapen dibawa menggunakan lentera dan diarak dengan mobil bak terbuka. Anggota Komisi X DPR yang juga legenda tenis Indonesia, Yayuk Basuki, memimpin arak-arakan itu didampingi Yustedjo. Lentera itu selanjutnya diserahkan kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Balai Kota Semarang. Hendrar kemudian menyerahkannya kepada Yustedjo untuk dibawa ke Candi Prambanan.
Di sela-sela perarakan itu, Hendrar mengatakan, sebuah kehormatan bagi Semarang dilintasi api Asian Games. ”Api ini simbol bahwa di Asian Games nanti ada semangat sportivitas yang dibawa Indonesia dalam setiap pertandingan. Semoga Indonesia meraih peringkat terbaik sesuai target,” ujarnya.
Yayuk yang pernah meraih empat medali emas Asian Games berharap para atlet berjuang memberikan yang terbaik. (DIT/INA/NCA/DNA)