Meng Ditahan di China, Interpol Akan Pilih Presiden Baru
Oleh
ROBERT ADHI KSP
·4 menit baca
Tabir misteri hilangnya Meng Hongwei, Presiden Interpol/International Criminal Police Organization, mulai terkuak. Markas Besar Interpol di Lyon, Perancis, mengeluarkan pernyataan bahwa Meng Hongwei mengajukan pengunduran diri.
Dalam pernyataannya, Minggu (7/10/2018) waktu setempat atau Senin (8/10/2018) dini hari WIB, Sekretaris Jenderal Interpol Juergen Stock melalui akun Twitter Interpol menyebutkan, ”Hari ini, Minggu, 7 Oktober, Sekretariat Jenderal Interpol di Lyon, Perancis, menerima pengunduran diri Saudara Meng Hongwei sebagai Presiden Interpol.”
Sementara itu, China Daily dalam breaking news hari Minggu menjelang tengah malam menyatakan, Meng Hongwei, Wakil Menteri Keamanan Publik China, saat ini diperiksa dan diselidiki oleh Komisi Pengawas Nasional China karena Meng diduga melakukan pelanggaran hukum. Tidak disebutkan jenis pelanggaran hukum yang dilakukan Meng.
Meng terpilih dalam Sidang Umum Ke-85 Interpol yang digelar di Bali, Indonesia, pada 2016. Interpol adalah organisasi kerja sama kepolisian dan penegak hukum terbesar di dunia. Meng adalah pejabat China pertama yang menduduki posisi puncak dalam organisasi Interpol yang beranggotakan 192 negara. Seharusnya Meng menduduki jabatan itu sampai 2020.
Mengacu aturan konstitusi Interpol, Wakil Presiden Senior (Senior Vice-President) pada Komite Eksekutif Interpol Kim Jong-yang dari Korea Selatan akan menjabat Pelaksana Tugas Presiden Interpol.
Sidang Umum Ke-87 Interpol yang akan digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, 18-21 November 2018, akan memilih presiden baru untuk menggantikan Meng Hongwei. Presiden yang terpilih akan menduduki jabatan itu sampai 2020.
Sekretariat Jenderal Interpol, di bawah kepemimpinan Sekjen Juergen Stock, dan National Central Bureau di seluruh dunia akan tetap fokus pada misi: membantu para penegak hukum di seluruh dunia, melindungi warga negara masing-masing, mencegah dan menyelidiki aksi kejahatan, dan meningkatkan kerja sama kepolisian secara global.
Emoji pisau
Istri Meng Hongwei, Grace Meng, menggelar jumpa pers di kamar hotelnya di Lyon, Perancis, Minggu. Grace mengungkapkan, kontak terakhir dia dengan Meng melalui pesan Whatsapp. Grace menerima emoji berupa sebilah pisau dan instruksi, ”Tunggu telepon saya.” Euronews melaporkan, Grace mencemaskan suaminya dalam keadaan bahaya.
Jumat (5/10/2018), Interpol mengeluarkan pernyataan tentang hilangnya presiden organisasi kerja sama internasional kepolisian dan penegak hukum di seluruh dunia setelah kepolisian Perancis menyatakan sedang melakukan investigasi atas hilangnya Meng.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Perancis, Grace melaporkan hilangnya suami pada Kamis (4/10/2018) kepada kepolisian Lyon. Kepada polisi, Grace melakukan kontak terakhir dengan Meng 10 hari yang lalu. Grace menerima ancaman melalui media sosial dan melalui telepon.
”Perancis peduli dengan situasi yang dialami Presiden Interpol dan ancaman yang diterima istrinya,” demikian pernyataan pemerintah Perancis seperti dikutip CNN.
Media Hong Kong, The South China Morning Post mengutip sumber pemerintah China yang tidak mau disebut namanya mengungkapkan, ketika Meng Hongwei mendarat di China akhir September lalu, dia dijemput untuk ditanya. Namun, tidak dijelaskan dalam kaitan dan kasus apa Meng diperiksa.
Akhir pekan lalu, Interpol sudah meminta klarifikasi dari pemerintah China tentang status Meng yang dilaporkan hilang di negara tersebut. Interpol menunggu respons dari pemerintah China.
Terpilihnya Meng sebagai Presiden Interpol sempat membuat akademisi dan aktivis hak asasi manusia khawatir dia akan menyalahgunakan kekuasaan Interpol untuk menangkap orang-orang China yang tinggal di luar negeri.
Salah satunya disampaikan oleh Nicholas Bequelin, Direktur Amnesti Internasional untuk kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur, pada 10 November 2016, menanggapi akun Twitter Interpol yang mengabarkan Meng terpilih sebagai Presiden Interpol.
Di bawah kepemimpinan Meng, Interpol pada April 2017 pernah mengeluarkan red notices kepada konglomerat China, Guo Wengui, atas permintaan pemerintah China. Guo Wengui merupakan satu dari 44 orang yang mendapat red notices dari Interpol.
Guo Wengui pernah mengklaim memiliki bukti-bukti korupsi dalam tubuh Partai Komunis China. Guo meninggalkan China daratan pada Desember 2013 dan menjadi buronan sejak April 2014. Menurut catatan Interpol, Guo memiliki hubungan dengan mantan Wakil Menteri Keamanan Negara Ma Jian. Guo disebut menyuap Ma dengan uang sebesar 60 juta yuan.
Tabir misteri hilangnya Presiden Interpol baru sedikit terkuak. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Apakah hilangnya Meng ada kaitan dengan ancaman yang diterima Grace Meng? Dalam kasus apa, Meng Hongwei melanggar hukum di China? Kita harapkan misteri hilangnya Presiden Interpol ini segera terpecahkan.