Ambisi China Tingkatkan Impor Jadi Peluang bagi Indonesia
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
”Dalam 15 tahun ke depan, China menargetkan impor 30 triliun dollar AS untuk produk komoditas dan 10 triliun dollar AS untuk produk jasa. Kami berharap negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, senantiasa aktif berpartisipasi dan mendukung kebijakan reformasi dan keterbukaan China demi terciptanya kerja sama saling menguntungkan dan kemajuan bersama di berbagai bidang”.
Kutipan tersebut merupakan pernyataan Duta Besar Republik Rakyat China untuk Republik Indonesia Xiao Qian, yang dimuat harian Kompas, 19 Desember 2018. Bagi sejumlah pihak, politik luar negeri China itu merupakan kesempatan emas bagi Indonesia meningkatkan ekspor ke pasar China.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, dengan populasi terbesar di dunia dan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, pasar China tentu menjadi potensi besar yang harus dimanfaatkan untuk pertumbuhan konsumsi dan produk ekspor dari Indonesia.
Dengan populasi terbesar di dunia dan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, pasar China tentu menjadi potensi besar yang harus dimanfaatkan untuk pertumbuhan konsumsi dan produk ekspor dari Indonesia.
Menurut Pendiri China Policy Group, Dino Patti Djalal, politik luar negeri China perlu dipandang oleh Indonesia sebagai suatu solusi meningkatkan ekspor. ”Sayangnya, China cukup banyak dilihat sebagai saingan geopolitik. Ada juga yang memandang China sabagai ancaman dalam konflik Laut China Selatan,” kata Dino ketika ditemui di Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Bagi Dino, kebijakan China yang mulai meningkatkan impor dapat berdampak baik bagi Indonesia yang perlu meningkatkan ekspor. ”Oleh karena itu, jangan sampai Indonesia kalah dengan negara lain. Negara lain mana yang menawarkan impor sebanyak China?” ucap Dino yang juga mantan Wakil Menteri Luar Negeri.
Kebijakan China yang mulai meningkatkan impor dapat berdampak baik bagi Indonesia yang perlu meningkatkan ekspor.
Sependapat dengan Dino, Adi Harsono, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Tiongkok, menceritakan upaya Pemerintah China mengundang negara lain untuk mengekspor produknya ke China.
Sejak 2018, China menggelar pameran berskala internasional, yaitu China International Import Expo (CIIE). Waktu itu, pameran tersebut dihadiri lebih dari 3.600 perusahaan dari 172 negara yang memamerkan produk unggulnya kepada importir China dan mancanegara.
”Pameran impor itu sangat menarik. China merupakan satu-satunya negara yang menggelar pameran impor seperti itu. Tidak perlu capai-capai promosi dagang di negara lain. Cukup fokus di pameran itu saja. Selain dari China, pameran itu dihadiri importir dari negara lain,” kata Adi yang hadir dalam pameran itu.
Dibanding sejumlah negara lain yang memamerkan produk teknologi tinggi seperti pesawat, Indonesia sayangnya belum menampilkan keunggulan teknologi dalam pameran itu. Sebagian besar produk yang ditampilkan Indonesia dalam pameran itu berupa makanan dan minuman. PT Industri Kereta Api (Inka) yang mulai mengirim produk kereta apinya ke Bangladesh pada Januari 2019, misalnya, tidak hadir.
Indonesia sayangnya belum menampilkan keunggulan teknologi dalam pameran itu. Sebagian besar produk yang ditampilkan Indonesia berupa makanan dan minuman.
Adi berharap, dalam pergelaran CIIE berikutnya, Indonesia dapat menampilkan lebih banyak produk terbarunya. ”China menawarkan platform di mana kita bisa memperkenalkan produk kita secara internasional. Peluang itu harus digunakan sebaik mungkin,” katanya.
Meskipun ada peluang ekspor besar di China, Adi kurang yakin dengan kemampuan Indonesia mengekspor produknya dalam jumlah besar. ”Kalau kita belum membangun industrialisasi di sektor tersebut, apakah kita siap untuk memproduksi makanan dengan jumlah kuantitas yang besar?” ujar Adi.
Menurut dia, bentuk bisnis business to customer (B2C) atau bisnis untuk konsumen lebih cocok bagi Indonesia dibanding business to business (B2B) atau bisnis untuk bisnis. ”B2C lebih cocok apabila kapasitas produksinya tidak besar. Produk bisa dipromosikan melalui situs e-dagang,” kata Adi.