Masyarakat Diimbau Tak Salah Berantas Sarang Nyamuk
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat diminta waspada terhadap penyakit demam berdarah dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Pemberantasan sarang nyamuk ini pun perlu dilakukan secara masif. Untuk itu, masyarakat diimbau mengetahui lokasi yang rentan menjadi sarang nyamuk penular dengue.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, masyarakat perlu mengetahui secara pasti tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Musim hujan seperti saat ini cenderung menimbulkan banyak genangan air yang bisa menjadi tempat nyamuk bertelur.
”Ada banyak sarang nyamuk yang harus dikenali, terutama di rumah kita. Masyarakat harus mengetahuinya agar tidak salah sasaran dalam memberantas sarang nyamuk,” katanya dalam siaran pers, Minggu (3/2/2019) di Jakarta.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) sejak awal Januari-31 Januari 2019 sebanyak 15.132 orang dan 145 orang meninggal. Adapun lima provinsi dengan kasus DBD tertinggi adalah Jawa Timur (3.074 kasus), Jawa Barat (2.204 kasus), Nusa Tenggara Timur (1.284 kasus), Sulawesi Utara (1.092 kasus), dan Lampung (1.071 kasus).
Siti mengatakan, tempat-tempat yang sering menjadi sarang nyamuk di lingkungan rumah adalah bak kamar mandi dan toilet, tempat penampungan air, tempat pembuangan air kulkas, pot bunga, dan dispenser air minum. Selain itu, barang-barang bekas yang ada di sekitar rumah, seperti ban, kaleng, botol, ataupun tempat yang bisa menampung air dapat menjadi sarang nyamuk.
Karena itu, masyarakat diimbau tidak membiarkan air tergenang di tempat-tempat itu. ”Kalau bak mandi harus lebih sering dikuras agar tidak ada jentik nyamuk. Ada jentik berarti kita terancam demam berdarah,” ucapnya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar sering melakukan kegiatan kerja bakti pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan perumahan ataupun perkampungan. Losion antinyamuk bisa digunakan, terutama bagi anak-anak saat pagi sebelum berangkat sekolah, saat bermain, dan sore hari.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati menambahkan, sejumlah pengetahuan umum terkait nyamuk dengue juga perlu diketahui masyarakat. Hal ini seperti perkembangan nyamuk Aedes aegypti. Jentik nyamuk dapat berkembang menjadi nyamuk dewasa selama 12-14 hari.
Setiap nyamuk betina dewasa dalam sekali bertelur mampu menghasilkan 100-150 butir. Dalam sebulan, nyamuk bisa bertelur kurang lebih empat kali sehingga dalam sebulan nyamuk bisa bertelur 400-600 butir.
Ia menyatakan, masyarakat sebaiknya jangan sampai salah sasaran dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Pemberantasan harus dilakukan di tempat yang rentan menimbulkan genangan air, bukan malah memotong pohon, menata bunga, atau mencabuti rumput-rumput. ”Jentik tidak bersarang di rerumputan,” katanya.