Perlindungan Data Konsumen Usaha Rintisan Jadi Sorotan
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Usaha rintisan berbasis teknologi memiliki rekam jejak data pelanggan sesuai dengan layanannya. Oleh sebab itu, usaha rintisan tersebut wajib memiliki kebijakan perlindungan terhadap data konsumen.
Berdasarkan data yang dihimpun Veritas Technologies, data yang terbentuk setiap hari sekitar 2,5 quintilion bit. Angka ini kira-kira setara dengan data berukuran 2,5 juta terra bit.
Data konsumen termasuk dalam arus tersebut. ”Saat ini data menjadi semacam minyak bumi baru. Pandangan terhadap data konsumen atau pengguna pun ikut berubah,” kata Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Setiadi saat dihubungi, Selasa (19/2/2019).
Mayoritas layanan usaha rintisan atau start up berbasis teknologi meminta data pengguna dan menyimpannya. Oleh sebab itu, Heru menyoroti pentingnya perlindungan data konsumen di kalangan usaha rintisan.
Mayoritas layanan usaha rintisan atau start up berbasis teknologi meminta data pengguna dan menyimpannya. Oleh sebab itu, perlindungan data konsumen di kalangan usaha rintisan diperlukan.
Heru mencontohkan, usaha rintisan transportasi dalam jaringan (daring) menghimpun frekuensi pengguna bepergian dan titik-titik lokasi yang sering dikunjungi. Usaha rintisan pasar daring atau marketplace merekam data barang yang sering dibeli pengguna dan waktu berbelanja.
Salah satu sarana penyimpanan data pelanggan usaha rintisan ialah komputasi awan atau cloud. Oleh karena itu, Asian South Region Managing Director Veritas Technologies Ravi Rajendran berpendapat, proteksi terhadap sistem komputasi awan merupakan salah satu langkah untuk melindungi data konsumen.
Sebagai perusahaan teknologi yang memberikan solusi dalam pengelolaan data, Ravi mengatakan, pihaknya mendekati pihak penyedia sarana komputasi awan yang digunakan usaha-usaha rintisan di Indonesia. ”Selain itu, kami juga mendekati usaha rintisan terkait,” ujarnya dalam diskusi media di Jakarta, Selasa.
Indonesia and Philippines Country Manager Veritas Technologies Suresh Nair mengatakan, solusi pengelolaan data dari Veritas memungkinkan perusahaan yang menggunakan jasanya untuk mendapatkan analisis data yang terdiri dari jenis, nilai, dan sumber. Setelah mendapatkan identifikasi dari data tersebut, sistem akan mengategorikannya secara otomatis dan memetakannya agar sesuai dengan kebijakan data yang ada di perusahaan pengguna.
Apabila proteksi pada komputasi awan diabaikan, Senior Vice President of Sales for Asia Pacific and Japan Veritas Technologies Chris Lin mengatakan, perusahaan akan menghadapi risiko kegagalan pada komputasi awan karena pembajakan, virus, atau serangan daring. Akibatnya, perusahaan dapat tutup dan berhenti beroperasi.
Perusahaan akan menghadapi risiko kegagalan pada komputasi awan karena pembajakan, virus, atau serangan daring. Akibatnya, perusahaan dapat tutup dan berhenti beroperasi.
Saat ini, Veritas Technologies bekerja sama dengan lebih dari 50 perusahaan penyedia komputasi awan. Veritas Technologies juga telah mengantongi 1.650 paten taraf internasional di bidang perlindungan data, penyimpanan berbasis perangkat lunak, penyesuaian digital, dan pengelolaan data dalam multikomputasi awan atau multi-cloud.