Harga Gabah Petani Anjlok Lebih Cepat, Pemerintah Mesti Bertindak
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga gabah di tingkat petani di sejumlah daerah saat ini tengah anjlok, lebih cepat dari perkiraan. Oleh sebab itu, penyerapan oleh pemerintah melalui Perum Bulog bersifat mendesak.
Berdasarkan laporan yang diterima Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir, rata-rata harga gabah di sejumlah sentra telah jatuh hingga di bawah Rp 3.500 per kilogram (kg). ”Anjloknya harga ini lebih cepat dari perkiraan kami,” kata Tohir kepada Kompas, Selasa (26/3/2019).
Sebelumnya, Winarno memperkirakan, harga gabah di tingkat petani akan anjlok di bawah Rp 4.000 per kg dalam 7-10 hari ke depan. Padahal, rata-rata nilai keekonomisan harga gabah saat ini secara nasional Rp 4.200 per kg.
Winarno mencontohkan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di Jember, Jawa Timur, berkisar Rp 2.700-Rp 2.900 per kg untuk jenis varietas galur harapan (GH). Untuk jenis IR 64, harganya Rp 3.300 per kg.
Di Jawa Tengah, harga gabah sudah mencapai Rp 3.400 per kg-Rp 4.200 per kg. Harga GKP terendah terutama dirasakan oleh petani di daerah Grobogan.
Dalam kunjungannya ke Karawang, Jawa Barat, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menemukan jenis gabah yang berada di angka Rp 3.500 per kg. ”Harga GKP Rp 3.500 per kg ini tidak boleh. Presiden menyebutkan harga GKP di tingkat petani minimal Rp 4.070 per kg,” katanya dalam siaran pers.
Harga GKP Rp 3.500 per kg ini tidak boleh. Presiden menyebutkan harga GKP di tingkat petani minimal Rp 4.070 per kg.
Oleh sebab itu, Amran meminta Perum Bulog untuk menuju tempat-tempat yang harga gabahnya anjlok. Diharapkan Bulog dapat menyerap dengan harga Rp 4.070 per kg.
Angka Rp 4.070 per kg adalah harga pembelian pemerintah (HPP) ditambah fleksibilitas sebesar 10 persen. Hal ini mengacu pada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.