9.260 Jaringan Gas Baru untuk Balikpapan dan Penajam
Sebanyak 5.000 rumah tangga di Balikpapan dan 4.260 rumah tangga di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mendapatkan layanan jaringan gas bumi baru.
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Sebanyak 5.000 rumah tangga di Balikpapan dan 4.260 rumah tangga di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mendapatkan layanan sambungan jaringan gas bumi baru. Masyarakat mengapresiasi kehadiran jaringan gas bumi karena terbukti aman dan menekan pengeluaran.
Peresmian beroperasinya jaringan gas bumi (jargas) bagi 5.000 sambungan rumah tangga (SR) di Balikpapan itu dilakukan di Kantor Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kota Balikapapn, Rabu (27/3/2019) siang. Ini merupakan pembangunan program jargas tahap kedua di Balikpapan. Pembangunan tersebar di Kelurahan Sumber Rejo, Karang Jati, Karang Rejo, dan Gunung Sari Ulu.
Sebelumnya pada tahun 2016, Balikpapan telah menerima program sambungan jargas bagi 3.849 SR. Sehingga jargas di Balikpapan kini menjangkau 8.849 rumah. Adapun di Penajam Paser Utara baru pertama kali dilakukan.
Dengan penambahan hampir 9.260 sambungan jargas itu, total jargas untuk rumah tangga yang telah dibangun di Kaltim hingga kini mencapai 34.574 SR. Jargas tersebar di Kota Balikpapan sebanyak 8.849 SR, Kota Bontang sebanyak 16.965 SR, Kabupaten Penajam Paser Utara sebanyak 4.260 SR, dan Kota Samarinda sebanyak 4.500 SR.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto di Balikpapan mengatakan, penambahan sambungan jargas tidak terlepas dari kooperatifnya masyarakat Balikpapan.
Selain mengurangi subsidi elpiji (LPG) dan mengoptimalkan pemanfaatan gas alam nasional, pemerintah berharap program jargas berdampak signifikan meringankan beban masyarakat.
”Pemanfaatan jargas akan memberikan penghematan dibandingkan jika sebelumnya memanfaatkan elpiji,” kata Dwi Soetjipto.
Gandhi Sriwidodo, Direktur Logistik Supply Chain dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero), mengatakan, salah satu bentuk dukungan Pertamina dalam program jargas adalah menyinergikan afiliasi dalam melayani kebutuhan dari hulu hingga hilir.
”Gasnya diperoleh dari PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur selanjutnya pengelolaan city gas (jargas) oleh PT Pertagas Niaga,” ujarnya.
Direktur Utama PT Pertagas Niaga Linda Sunarti mengutarakan, setelah sambungan jargas selesai, proses selanjutnya adalah mengalirkan gas melalui proses aktivasi meter dan konversi kompor. Ini dilakukan secara bertahap oleh operator PT Pertagas Niaga sejak Maret 2019.
Ganesha (29), warga RT 28 Gunung Sari Ulu, mengatakan, jargas menyelesaikan permasalahan peliknya, yakni berurusan dengan tabung elpiji subsidi atau tabung ukuran 3 kg. Dirinya kini sudah tidak perlu lagi berkeliling mencari tabung yang sering disebut ”elpiji melon” itu, ketika gasnya habis. Itu pun masih dengan risiko kehabisan.
”Sebulan memakai jargas, saya baru beli voucer sekali, yang sekitar Rp 25.000. Sampai hari ini, belum habis. Padahal biasanya dalam sebulan, saya tiga kali beli elpiji melon, yang harganya Rp 25.000-Rp 28.000 per tabung. Beda harganya, setidaknya sudah terlihat, yakni satu banding tiga,” ujar ibu rumah tangga ini.
Sebulan memakai jargas, saya baru beli voucer sekali, yang sekitar Rp 25.000. Sampai hari ini, belum habis. Padahal biasanya dalam sebulan, saya tiga kali beli elpiji melon, yang harganya Rp 25.000-Rp 28.000 per tabung.
Selain itu, menurut Ganesha, hal terpenting lainnya alasan keamanan. Ganesha pun semakin yakin jargas lebih aman daripada tabung elpiji setelah beberapa kali mengikuti sosialisasi. ”Apinya juga biru. Tidak ada perbedaan antara memakai jargas dan elpiji tabung,” ucapnya.
Sumari, Ketua RT 010 Sumber Rejo, mengatakan, kehadiran jargas awalnya tidak mendapat respons dari semua warga. ”Masih ada yang takut sehingga ada yang menunggu dan belum mendaftar. Mereka melihat dulu tetangganya yang pasang jargas. Begitu dilihat aman dan hemat, tertarik,” ujar Sumari.
Penajam Paser Utara
Setelah seremonial peresmian jargas di Balikpapan, rombongan menuju ke Kelurahan Nenang, Penajam Paser Utara. Anggota Komite Badan Pelaksana Hulu (BPH) Migas Jugi Prajogio, didampingi Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Masud, meresmikan jaringan gas kota sebanyak 4.260 SR.
Jargas di kabupaten ini dibangun oleh Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM dengan dana APBN anggaran tahun 2018. Jargas tersebar di Kelurahan Nenang, Penajam, Nipah-Nipah, Gunung Seteleng, dan Sungai Parit.
Jugi mengatakan, pembangunan jargas dilakukan agar masyarakat mendapat manfaat. ”Terkait kebijakan jargas, kami (BPH Migas) memiliki fungsi dalam penetapan harga jual gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil. Di Penajam Paser Utara ini telah ditetapkan Rp 4.250 per M3 (metrik). Harga ini jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan elpiji 3 kg,” ucap Jugi.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, kehadiran jargas benar-benar membantu masyarakat. Selama ini, kata Rizal, sebagian elpiji subsidi yang didistribusikan ke Balikpapan ”dicuri” kabupaten tetangga. Karena itulah, terkadang elpiji subsidi tidak didapat masyarakat Balikpapan.