JAKARTA, KOMPAS — Keberadaan berbagai kabel jaringan utilitas di Jakarta Barat mengganggu aktivitas warga. Kabel-kabel itu menggelantung tidak teratur di sejumlah tempat. Pada sebagian kasus, keberadaannya menghalangi perjalanan orang yang melintas.
Di Jalan Tomang Raya dan Jalan Kemanggisan, misalnya. Di sepanjang jalan ini, kabel terlihat saling terikat, tercampur tidak beraturan, Jumat (29/3/2019). Hal serupa ditemukan di Jalan Pesanggrahan, Kembangan. Di sana, sejumlah kabel berdiameter sekitar 15 sentimeter yang jatuh menghalangi trotoar. Andi Irawan (50), warga Kembangan, mengatakan, kondisi itu sudah terjadi tiga bulan terakhir.
”Kabel yang jatuh ke trotoar itu cukup mengganggu walau tidak dalam taraf ekstrem. Akan tetapi, sekitar dua bulan lalu, ada truk yang tersangkut kabel tersebut,” kata Andi.
Kondisi kabel yang tidak teratur juga merugikan Eko (50). Saat menuju Pasar Kemis di Kedoya, pekan lalu, sebuah truk tersangkut dengan kabel yang ada di sekitar Jalan Kedoya. Hal ini menyebabkan kabel terputus dan mengenai bagian leher Eko. ”Untungnya, saya pakai helm. Kalau tidak, mungkin luka sayatan dari potongan kabel fiber optik bisa lebih parah,” kata Eko.
Kepala Seksi Kelengkapan Prasarana Jalan dan Jaringan Utilitas (KPJJU) Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat Untung Pitoyo membenarkan bahwa masih banyak kabel utilitas yang belum tertata di kawasannya. Kabel untuk listrik, jaringan internet, dan televisi kabel, semuanya tergantung dan saling tercampur.
Keberadaan kabel ini mestinya diatur sesuai dengan Instruksi Gubernur (Ingub) DKI Jakarta Nomor 126 Tahun 2018 tentang Penataan dan Penertiban Jaringan Utilitas. Dalam ingub itu, pemerintah provinsi telah mengatur agar semua kabel yang menggantung segera diturunkan.
Untung mengatakan, keberadaan kabel itu mengganggu keindahan kota secara estetis. Selain itu, penataan kabel yang semrawut juga dapat memicu hubungan pendek arus listrik. ”Karena sejumlah hal itu, sesuai ingub, semua jaringan utilitas harus ditempatkan ke bawah tanah mulai 2019,” kata Untung.
Ia menyebutkan, Jakarta Barat memiliki 20 titik lokasi dengan total jarak 26.895 meter yang harus ditata jaringan utilitasnya. Jumlah lokasi tersebut paling banyak apabila dibandingkan dengan wilayah kota Jakarta bagian lain.
Saat ini, ada empat lokasi yang telah disediakan boks utilitas (ducting) untuk penataan jaringan di bawah tanah. Kawasan tersebut meliputi Jalan Raya Daan Mogot, akses Jalan Kembangan-Jalan Puri Indah, Jalan Tanjung Duren Raya, serta akses Jalan Tubagus Angke-Jalan Latumenten.
Namun, jumlah lokasi penataan dengan boks utilitas ini masih terhitung sedikit. Untuk mengatasi hal ini, dibuat boks utilitas yang lebih kecil (subduct), khusus untuk memuat kabel utilitas jaringan internet dan televisi kabel.
”Kami sedang berusaha memperbanyak boks utilitas yang lebih kecil untuk menata kabel jaringan internet dan televisi. Kedua kabel fiber optik ini yang paling rumit diatur karena ukurannya kecil,” ujar Untung.
Ia menambahkan, target penyelesaian ini masih dikejar hingga akhir 2019. ”Walau kekurangan anggaran, setidaknya pekerjaan subduct yang lebih kecil dapat selesai tepat waktu,” ucapnya. (ADITYA DIVERANTA)