Komisi Pemilihan Umum, termasuk KPU Jawa Tengah, secara serentak menggelar Pemilu Run pada Minggu (7/9/2019) atau 10 hari menjelang hari pemilihan. Ini merupakan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak pilih.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Komisi Pemilihan Umum, termasuk di Jawa Tengah, menggelar Pemilu Run pada Minggu (7/4/2019) atau 10 hari menjelang hari pemilihan. Ini merupakan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak pilih.
Sedikitnya 500 peserta ambil bagian pada Pemilu Run yang digelar di Kota Semarang, Jateng, itu. Rute yang dilalui ialah Kantor KPU Jateng di Jalan Menteri Supeno, Jalan Pahlawan, Simpang Lima, Jalan Veteran, hingga kembali ke Kantor KPU Jateng. Total jaraknya sekitar 4,5 kilometer.
Ketua KPU Jateng Yulianto Sudrajat mengatakan, acara itu digelar untuk menggelorakan semangat masyarakat dalam menggunakan hak pilih pada Pemilu 17 April mendatang. ”Sosialisasi ini kami kemas dengan olahraga. Harapannya, partisipasi warga akan meningkat,” katanya.
Pada Pemilihan Gubernur Jateng 2018, realisasi partisipasi pemilih adalah 68,23 persen dari target 73,2 persen. Sementara angka partisipasi pada Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019 diharapkan seperti target nasional, yakni 77,5 persen.
Untuk mencapai itu, berbagai kegiatan sosialisasi dilakukan KPU Jateng. ”Termasuk Pemilu Run ini. Setelah lari, ada sosialisasi tata cara pencoblosan agar pemilih tak salah. Dengan pengemasan seperti ini, kami harap pesan lebih mudah ditangkap,” kata Yulianto.
Ia menambahkan, Pemilu Run juga merupakan salah satu cara penyampaian kepada masyarakat. Pemilu harus menggembirakan. Diharapkan, pada 17 April mendatang, para pemilih datang ke tempat pemungutan suara dengan gembira. Semua rangkaian acara diharapkan berjalan lancar dan damai.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Jateng Sarwa Pramana, yang mengangkat bendera start Pemilu Run, mengatakan, sosialisasi penting dan mesti terus dilakukan. Dengan begitu, pada hari pemilihan tak ada lagi warga yang kebingungan.
”Tata cara pencoblosan terus disosialisasikan. Ini penting agar masyarakat menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar. Ini pertama kalinya ada lima surat suara yang digunakan. Perlu diperhatikan agar tidak ada kesalahan dalam tata caranya,” tutur Sarwa.
Salah seorang peserta, Waluyo (54), mengatakan, di tengah banyak beredarnya kabar bohong menjelang pemilu, semangat pemilu damai perlu terus digelorakan. Lewat ajang lari, ia mengatakan semakin terdorong untuk menyebarkan virus-virus perdamaian dalam pemilu.
Menurut dia, perbedaan pilihan itu biasa, bahkan dalam satu keluarga. ”Pemilu ini hanya lima tahu sekali, jangan sampai terpecah belah karena perbedaan pilihan. Saya berharap pemilu nanti berjalan lancar. Jateng yang selama ini kondusif harus dijaga,” lanjutnya.