Pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin unggul atas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Kabupaten Banyumas. Pasangan Jokowi-Amin mendapatkan 792.150 suara dan pasangan Prabowo-Sandi memperoleh 274.618 suara.
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, unggul atas pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pasangan Jokowi-Amin mendapatkan suara sebanyak 792.150 dan pasangan Prabowo-Sandi memperoleh 274.618 suara.
Hasil itu ditetapkan dalam Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Hasil Penghitungan Perolehan Suara di Tingkat KPU Kabupaten Banyumas, Jumat (3/5/2019) malam.
Dari 27 kecamatan di Banyumas, pasangan Jokowi-Amin meraup 74,26 persen suara dan Prabowo-Sandi mendapatkan 25,74 persen suara. Atas hasil tersebut, kedua belah pihak saksi dari pasangan nomor urut 01 dan 02 menandatangani berita acara hasil rapat rekapitulasi.
Pembacaan hasil perolehan suara capres-cawapres diwarnai interupsi dari saksi capres-cawapres nomor urut 02, Khoirul Anwar, terkait kasus PPK Kecamatan Sumbang yang tidak memasukkan formulir DA dan D1 ke amplop bersegel. Meski demikian, pihaknya tetap menerima hasil perolehan suara bagi pasangan 02.
”Memang tidak memengaruhi perolehan suara, tapi dari seluruh kecamatan yang ada di sini, (Kecamatan Sumbang) ini tanpa amplop. DA1 itu, kan, penting untuk bukti. Itu kami memohon perhatian agar ditindaklanjuti dari Bawaslu,” kata Khoirul Anwar.
Ketua Tim Kampanye Daerah Banyumas Jokowi-Amin, Budhi Setiawan, mengaku puas atas hasil yang dicapai sebesar 74,26 persen tersebut.
”Awalnya kami menargetkan perolehan suara 80 persen, tapi ternyata hanya 74 persen. Yang jelas, semua sudah bekerja secara maksimal. Walaupun di sini persentasenya tidak 80 persen, secara kuantitas besar karena jumlah pemilihnya banyak,” tutur Budhi.
Selama proses penyelenggaraan pemilu di Kabupaten Banyumas, dari jajaran penyelenggara di pihak KPU ada 7 orang yang meninggal dan 44 orang sakit. Dari ke-44 orang yang sakit itu, sebanyak 9 orang masih dirawat inap atau opname di rumah sakit. Sementara dari pihak pengawas di jajaran Bawaslu Banyumas, terdapat 19 orang yang sakit.
Budayawan Banyumas, Ahmad Tohari, yang hadir dalam rapat pleno terbuka menyebut mereka yang gugur adalah pahlawan pemilu. Ahmad Tohari hadir untuk menyaksikan sekaligus memimpin doa bagi arwah para pahlawan pemilu serta memohon kesembuhan bagi mereka yang sakit.
”Pemilu adalah langkah pertama untuk menyusun pemerintahan yang baru atau kabinet yang baru. Jadi dipertaruhkan betul kalau pemilu ini lancar, beres, berkualitas, diharapkan pemerintahan yang terbentuk nanti juga akan lebih baik dari sebelumnya,” ujar Ahmad Tohari, penulis novel Ronggeng Dukuh Paruk.
Pemilu adalah langkah pertama untuk menyusun pemerintahan yang baru atau kabinet yang baru. Jadi dipertaruhkan betul kalau pemilu ini lancar, beres, berkualitas, diharapkan pemerintahan yang terbentuk juga akan lebih baik dari sebelumnya.
Ahmad Tohari mengharapkan, siapa pun yang terpilih dalam Pemilu 2019 dan akan dilantik hendaknya menjalankan amanah rakyat secara bertanggung jawab.
”Permohonan saya sebagai warga Banyumas, suksesnya pemilu ada ukuran lain, ada kualitas, yaitu apabila mereka yang terpilih betul-betul menyadari sedang mengemban amanat untuk membawa aspirasi dan kepentingan pemilih. Tolong ini dicatat untuk mereka yang akan dilantik, menjadi anggota legislatif. Ini puncak keberhasilan pemilu di sini. Apabila mereka betul-betul mewakili pemilih, itu namanya pemilu yang sukses,” tuturnya.