Jumlah data yang masuk untuk hasil pemilihan legislatif ke sistem informasi perhitungan suara (Situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih minim. Angkanya jauh lebih kecil dibanding data yang masuk hasil pemilihan presiden. Padahal data perolehan suara pemilihan legislatif ditunggu banyak pihak.
Oleh
Fajar Ramadhan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Jumlah data yang masuk untuk hasil pemilihan legislatif ke sistem informasi perhitungan suara (Situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih minim. Angkanya jauh lebih kecil dibanding data yang masuk hasil pemilihan presiden. Padahal data perolehan suara pemilihan legislatif ditunggu banyak pihak.
Data Situng KPU per Rabu (8/5/2019) pukul 16.30, jumlah suara masuk untuk pemilihan legislatif dari 281.007 tempat pemungutan suara (TPS) atau sekitar 34,5 persen dari suara nasional. Angka itu berbeda jauh lebih kecil dibanding hasil rekapitulasi data perolehan suara pemilihan presiden.
Sebagai perbandingan, proses memasukkan data ke Situng KPU untuk Pilpres pada jam yang sama mencapai 589.959 TPS atau 72,5 persen suara nasional. Artinya, input data pemilihan legislatif masih kurang dari separuh input data pada Pilpres.
Anggota KPU Wahyu Setiawan mengakui penghitungan untuk sementara ini memprioritaskan rekapitulasi hasil pemilhan presiden dan wakil presiden. “Kami memang mendahulukan untuk Pilpres,” katanya saat ditemui di Kantor KPU Jakarta, Rabu (8/5/2019).
Hal yang sama juga disampaikan Anggota KPU Jawa Tengah Ikhwanudin. Semua pihak-pihak terkait saat ini pihaknya sedang menyelesaikan data hasil pemilihan presiden dan wakil presiden. Meski begitu seluruh proses rekapitulasi hasil pemilihan presiden dan pemilihan legislatif tetap berjalan beriringan. Permasalahan jaringan dan keterbatasan sumber daya manusia memaksa mereka harus mendahulukan input data Pilpres tersebut.
“Sebenarnya berjalan bersama-sama, tapi karena ada kebutuhan yang lebih mendesak untuk Pilpres maka lebih diutamakan,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua KPU DKI Jakarta Betty Epsilon Idroos menyampaikan, pihaknya sudah menginput data Pileg ke Situng sekitar 78 persen. Hanya saja data yang ditampilkan di Situng baru sebesar 35 persen.
Wahyu menjelaskan, data yang diinputkan oleh KPU daerah tidak serta-merta langsung ditampilkan. Ada proses verifikasi sebelum ditayangkan. Pada umumnya, banyak yang sudah menginput data tapi belum siap tayang karena masih dalam tahap verifikasi.
“Setelah diinput ada proses verifikasi. Kalau sudah disetujui oleh verifikator baru bisa ditayangkan,” katanya.
Hasilnya ditunggu
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan, rekapitulasi Situng untuk Pileg tetap dinantikan banyak pihak. Meski saat ini KPU fokus pada rekapitulasi manual, mereka juga harus segera mengejar ketimpangan data antara hasil Pilpres dan Pileg.
“Para caleg juga sangat menanti hasil Situng untuk mengetahui perolehan suara di Dapilnya,” katanya.
Situng, baik untuk Pilpres dan Pileg menurut Titi tetap ditunggu karena memiliki manfaat jangka panjang. Selain untuk kepentingan pengawalan Pemilu juga untuk kepentingan ilmiah sebagai bahan evaluasi. “Jadi meski perhitungan manual selesai harus diselesaikan 100 persen. Akan banyak yang berkepentingan memakainya untuk keperluan elektoral dan akademik,” ujar Titi.
Berdasarkan hasil situng hari ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memimpin dengan perolehan 20,11 persen suara. Disusul dengan Partai Golongan Karya (Golkar) dengan 13,22 persen suara dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan 11,78 persen.
Sementara itu untuk Pilpres, Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin unggul dengan perolehan 62.462.119 suara atau 56,16 persen. Adapun Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno meraih 48.724.784 suara atau 43,84 persen.