Kondisi Mulai Kondusif, Barier di Bawaslu Dibongkar
Polisi bekerja sama dengan dinas pekerjaan umum dan dinas perhubungan membongkar barier beton dan kawat di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019) sore. Keputusan ini diambil karena suasana setelah aksi massa pekan lalu mulai kondusif.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polisi bekerja sama dengan dinas pekerjaan umum dan dinas perhubungan membongkar barier beton dan kawat di Gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum atau Bawaslu, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019) sore. Keputusan ini diambil karena suasana setelah aksi massa pada pekan lalu mulai kondusif.
”Semakin hari, situasi di sekitar Thamrin (Gedung Bawaslu) dan Sudirman berangsur membaik. Kami juga kasihan kepada masyarakat karena aktivitasnya terganggu akibat penutupan jalur. Masyarakat juga menyampaikan agar jalan yang ditutup segera dibuka,” tutur Kepala Kepolisian Resor (Polres) Jakarta Pusat Komisaris Besar Harry Kurniawan, Senin sore, di depan Gedung Bawaslu.
Pembongkaran barier, lanjut Harry, juga dilakukan di Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Istana Negara. Pembongkaran ini diperintahkan langsung oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya.
Di Bawaslu, petugas gabungan membongkar barier beton bagian dalam. Sementara barier kawat masih terpasang di badan Jalan MH Thamrin. Targetnya, semua lokasi yang dipasangi barier bisa selesai dibongkar hari ini.
Polisi, kata Harry, belum menerima informasi aksi massa susulan, baik di Bawaslu, KPU, maupun MK. Kendati demikian, personel kepolisian masih berjaga di sekitar lokasi itu. ”Pengamanan tetap sesuai kebutuhan, jumlah personel masih sama,” katanya.
Di belakang Gedung Bawaslu, masih berdiri tenda milik personel Polri. Personel Brigade Mobil (Brimob) masih wara-wiri di sekitar Bawaslu.
Pada 21 Mei dan 22 Mei, pecah kerusuhan di beberapa tempat di Ibu Kota. Kerusuhan ini bermula dari aksi massa yang merespons penetapan hasil Pemilu 2019.
Aksi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi ajang tembak-menembak antara perusuh dan polisi. Perusuh menembakkan petasan, sedangkan polisi membalas tembakan itu dengan gas air mata.
Ratusan orang ditahan dalam peristiwa itu. Delapan orang tewas akibat bentrok dengan aparat. Sejumlah fasilitas publik dan barang pribadi dibakar massa.