Penyelenggara Indonesia International Book Fair 2019 membuka program mempertemukan penulis Indonesia dengan penerbit asing. Transaksi perdagangan hak cipta terjemahan diharapkan terjadi melalui program ini.
Oleh
Sekar Gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyelenggara Indonesia International Book Fair atau IIBF 2019 membuka program mempertemukan penulis Indonesia dengan penerbit asing. Transaksi perdagangan hak cipta terjemahan diharapkan terjadi melalui program ini.
Program bernama Indonesia Partnership Program (IPP) itu diselenggarakan bersama pelaksanaan IIBF 2019 pada 4-8 September 2019. Ada 39 penerbit internasional yang akan mengikuti program ini. Penerbit tersebut berasal antara lain dari Jerman, Amerika Serikat, Australia, China, Jamaika, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Iran, dan Turki.
Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Rosidayati Rozalina, di Jakarta, Senin (2/9/2019), mengatakan, ada 150 aplikasi dari 25 negara untuk mengikuti program ini. Namun, yang memenuhi persyaratan hanya 39 penerbit.
”Kami ingin IIBF tahun ini tak hanya menjadi ajang jual-beli buku, tetapi juga ada transaksi hak cipta antara penulis lokal dan penerbit luar (internasional),” katanya.
Kami ingin IIBF tahun ini tak hanya menjadi ajang jual-beli buku, tetapi juga ada transaksi hak cipta antara penulis lokal dan penerbit luar (internasional).
Menurut Rosidayati, ada 26 judul buku Indonesia yang terjual untuk diterjemahkan ke dalam bahasa asing pada acara yang sama tahun lalu. Sementara itu, ada 105 judul lain yang diminati penerbit asing dan transaksinya berlangsung setelah perhelatan IIBF.
”Negara pembeli dan peminat hak cipta buku tersebut adalah Singapura, Malaysia, Turki, Inggris, Jepang, Maroko, China, Sri Lanka, Belanda, dan Taiwan,” ujarnya.
Pada acara tahun ini, Rosdiyati menargetkan transaksi perdagangan hak cipta atas 25-30 judul buku. Ia berharap acara ini suatu hari bisa menjadi pusat transaksi hak cipta di Asia Tenggara.
Program ini digagas sebagai respons dari performa Indonesia di sejumlah pameran buku internasional. Indonesia tercatat pernah menjadi tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015 dan Kuala Lumpur International Book Fair 2018.
Indonesia juga menjadi negara pasar fokus di London Book Fair 2019. Dari pameran ini, sebanyak 408 judul buku masuk ke tahap negosiasi, 23 judul buku terjual, dan tercapainya kesepakatan distribusi global film November 12th (Battle of Surabaya) oleh Amazon Inggris dan Netflix.
Kesepakatan ini diproyeksikan bernilai 1,6 juta dollar AS. Pameran ini juga menghasilkan kerja sama dengan lima distributor internasional dari Eropa, Amerika Serikat, dan Inggris untuk mendistribusikan buku-buku Indonesia berbahasa Inggris (Kompas, 31/3/2019).
”Jadi, kita tidak hanya menjadi tamu yang memesona di negara lain, tapi juga memiliki acara sendiri,” kata Rosidayati.
Program ini didukung pula Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Untuk meningkatkan minat penerbit asing terhadap program ini, penyelenggara dan Bekraf memberikan insentif terhadap para peminat.
Insentif berupa fasilitas berjenjang yang dikategorikan dalam kelas gold, silver, dan bronze. Fasilitas dalam insentif tersebut meliputi tiket, akomodasi, dan meja reservasi yang akan dijadikan tempat transaksi hak cipta.
”Ini merupakan langkah kecil kami untuk menuju hal yang lebih besar. Saya harap program dan pameran ini bisa semakin berkembang dan semakin besar, misalnya seperti Frankfurt Book Fair,” kata Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Bekraf Bonifasius Wahyu Pudjianto.
Acara lain
Selain menggelar IPP, pihak penyelenggara juga menyediakan kegiatan lain selama IIBF berlangsung. Beberapa di antaranya gelar wicara dengan sejumlah narasumber, wisata literasi, pelatihan menulis, dan kompetisi robotik.
”Kami juga menyediakan Zona Kalap yang menjual buku dengan diskon 40-90 persen. Ada 500.000 eksemplar buku dari 5.000 judul buku terbitan 250 penerbit,” kata Ketua Panitia IIBF 2019 Djadja Subagdja.
Beberapa penerbit dalam negeri yang berpartisipasi dalam pameran ini antara lain Gramedia, Erlangga, Tiga Serangkai, Bumi Aksara, Niaga Swadaya, dan Lentera Hati. Adapun penerbit buku asing mencakup antara lain Harper Collines Publishers, Macmillan, Campbell, Penguin Random House, dan Simon and Schuster.