Dana CSR Jabar 2020 Difokuskan untuk Pemulihan Citarum
Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengarahkan, sebagian besar dana tanggung jawab sosial dari sejumlah perusahaan (CSR) pada tahun 2020 akan difokuskan untuk mendukung program pemulihan Sungai Citarum.
Oleh
SAMUEL OKTORA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengarahkan dana tanggung jawab sosial dari sejumlah perusahaan (CSR) pada tahun 2020 untuk mendukung program pemulihan Sungai Citarum. Di wilayah Jabar, dana CSR yang terhimpun dalam kolaborasi berpotensi besar karena terdapat 2.500 perusahaan skala besar di provinsi ini.
Di sisi lain, pemerintah juga telah mencanangkan Program Citarum Harum untuk penanggulangan pencemaran sungai sepanjang 297 kilometer ini. Program ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.
Program dimulai Februari 2018 dan ditargetkan rampung tujuh tahun ke depan. Upaya pemulihan terbagi dalam 23 sektor. Setiap sektor dipimpin perwira TNI berpangkat kolonel dari Komando Daerah Militer III/Siliwangi. Dengan demikian, dana CSR dinilai dapat menunjang percepatan upaya pemulihan Citarum.
”Untuk tahun 2020, dana CSR akan difokuskan salah satunya untuk pemulihan Sungai Citarum. Program penanggulangan pencemaran Citarum masih memerlukan banyak dukungan. Detailnya seperti apa akan dirapatkan pada akhir Desember (2019),” kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil seusai acara Peresmian Bersama Proyek CSR Jawa Barat 2018-2019 di Bandung, Senin (18/11/2019).
Kamil mendorong pada tahun depan akan lebih banyak perusahaan yang berpartisipasi dalam forum CSR. Untuk saat ini, jumlah perusahaan yang terlibat relatif minim.
Untuk tahun 2020, dana CSR akan difokuskan salah satunya untuk pemulihan Sungai Citarum.
Sebagaimana pada program 2018-2019, sebanyak 124 perusahaan terdiri dari perusahaan swasta, badan usaha milik negara (BUMN), dan badan usaha milik daerah (BUMD) telah bergabung. Adapun dana yang tersalurkan sekitar Rp 100 miliar.
”Jumlah perusahaan yang berpartisipasi dalam forum CSR ini tak sampai 10 persen, diharapkan tahun 2020 bisa mencapai setidaknya 20 persen,” ujar Kamil.
Kamil menuturkan, perusahaan yang turut menjadi mitra dalam forum CSR akan dibantu menyalurkan dana CSR agar tepat sasaran. CSR itu dikolaborasikan dengan program pembangunan Provinsi Jabar.
”Pemprov juga akan membantu memberikan kemudahan dalam hal regulasi bagi perusahaan jika mereka mengalami permasalahan bisnis,” ucapnya.
Selain itu, Kamil juga berpendapat, peran perusahaan lewat dana CSR dapat menunjang upaya pengurangan pengangguran, kemiskinan, serta kesenjangan ekonomi. Apalagi, tantangan pembangunan bagi Pemprov Jabar tak mudah dengan jumlah penduduk sekitar 50 juta jiwa.
Sementara jika mengandalkan dana APBD untuk pembangunan hanya mampu sekitar 10 persen sehingga tetap dibutuhkan peran perusahaan lewat dana CSR.
”Aksi teror di sejumlah di daerah yang menimbulkan gangguan kamtibmas itu juga dimungkinkan salah satunya karena kesenjangan ekonomi di masyarakat yang dirasakan terlalu jauh antara yang kaya dan miskin. Jadi, lewat CSR juga dapat melenyapkan benih-benih terorisme,” ujar Kamil.
Executive Director PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (Befa) Hendra Lesmana menyambut positif rencana dana CSR yang diarahkan untuk mendukung pemulihan Citarum. Befa merupakan perusahaan pengembang untuk industri manufaktur di kawasan industri MM2100, Kabupaten Bekasi, Jabar.
”Ini bagus sekali dan harus dibantu. Kelestarian Sungai Citarum harus dijaga supaya selain kualitas airnya bagus, debitnya banyak terus. Sebab, industri juga membutuhkan air baku,” kata Hendra.
Ia menyinggung, Befa telah bergabung menjadi mitra dalam CSR Jabar dengan menyalurkan dana untuk sektor pendidikan dan lingkungan.
Bahkan, di bidang pendidikan, Befa juga telah mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mitra Industri pada tahun 2012 di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pembangunan SMK itu ditempuh untuk menjawab gap besar antara kebutuhan SDM industri dan apa yang ditawarkan institusi pendidikan.
Di sektor lingkungan, Befa sejak 2015 juga menyalurkan bibit bakau di kawasan Muara Gembong. ”Sejak 2015 sudah ditanam lebih kurang 40.000 bibit bakau dan akhir bulan November ini akan ditanam sekitar 10.000 pohon,” ujar Hendra.