Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap tiga terduga teroris di Solo, Jawa Tengah, Senin (18/11/2019). Sejumlah barang bukti disita dan diamankan polisi.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS — Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap tiga terduga teroris di Solo, Jawa Tengah, Senin (18/11/2019). Sejumlah barang bukti disita dan diamankan polisi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, tiga terduga teroris yang dibekuk Densus 88 Antiteror ialah Jm, Jd, dan F. Ketiganya ditangkap secara terpisah di lokasi berbeda di Solo, Senin. Polisi kemudian menggeledah tempat tinggal Jm di RT 005 RW 001, Kampung Sidodadi, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan.
Selain itu, polisi juga menggeledah tempat tinggal Jd di Kampung Nayu Timur, RT 004 RW 018, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, serta tempat kos F di Jalan Cakra, RT 003 RW 005, Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.
Kepala Kepolisian Resor Kota Solo Ajun Komisaris Besar Andy Rifai saat dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan terduga teroris oleh tim Densus 88 Antiteror.
”Tadi pagi Densus 88 koordinasi dengan kami terkait adanya penangkapan terduga dari kelompok teroris, kemudian dari pihak Densus meminta bantuan kami untuk melakukan penggeledahan,” kata Andy di Markas Polresta Solo, Senin.
Tadi pagi Densus 88 koordinasi dengan kami terkait adanya penangkapan terduga dari kelompok teroris, kemudian dari pihak Densus meminta bantuan kami untuk melakukan penggeledahan.
Andy menyebutkan, Polresta Solo membantu proses penggeledahan di tiga lokasi yang menjadi tempat tinggal ketiga orang yang ditangkap tersebut, yakni di Kelurahan Pajang, Nusukan, dan Kauman. Polresta Solo mengirimkan tim Inafis untuk membantu proses penggeledahan.
”Dari lokasi-lokasi itu, ada beberapa barang bukti yang bisa diamankan, seperti laptop dan HP (telepon seluler), flash disk, buku-buku tentang jihad, kemudian juga dokumen-dokumen pribadi yang menyangkut keorganisasian mereka. Kemudian, barang-barang itu selanjutnya dibawa oleh tim Densus untuk dilaksanakan tindakan selanjutnya,” tuturnya.
Andy tidak menjelaskan lebih lanjut tentang penangkapan tersebut, apakah terkait dengan peristiwa bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara, atau bukan. Pihaknya juga tidak mengetahui persis, ketiganya terlibat dengan jaringan kelompok teroris apa. ”Densus yang lebih tahu, kami hanya membantu untuk identifikasi ataupun penggeledahan,” ujarnya.
Secara terpisah, menurut Alphan, Ketua RW 005, Kelurahan Kauman, Solo, F disergap dan ditangkap aparat polisi tak berseragam saat sedang naik sepeda ketika berangkat kerja tak jauh dari tempat kosnya.
F merupakan warga yang lahir dan besar di Kauman, tetapi tinggal di sebuah tempat kos di rumah warga setempat di RT 003 RW 005, Jalan Cakra, Kauman. ”Dia sehari-hari kerja sebagai karyawan lepas, kalau siang jaga parkir,” katanya.
Secara terpisah, Bambang Sujono, Ketua RT 004 RW 018, Nusukan, mengatakan, polisi menyita sejumlah barang dari tempat tinggal Jd, antara lain telepon seluler dan dokumen. Menurut Bambang, Jd yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur, tinggal di RT 004 sejak sekitar empat tahun silam setelah menikah dengan warga setempat. ”Dia tidak banyak bersosialisasi,” katanya.