Dibuka Selama Natal dan Tahun Baru, Tol Manado-Bitung Digratiskan
Jalan Tol Manado-Bitung akan dibuka secara fungsional guna mendukung kelancaran lalu lintas selama libur Natal dan Tahun Baru. Warga dapat memanfaatkan infrastruktur tersebut secara gratis.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Jalan Tol Manado-Bitung akan dibuka secara fungsional guna mendukung kelancaran lalu lintas selama libur Natal dan Tahun Baru. Masyarakat dapat memanfaatkan 25 kilometer dari total panjang jalan 39,9 km yang sudah selesai dibangun secara gratis.
Hal ini disampaikan Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XV Triono Junoasmono, Rabu (4/12/2019), setelah rapat tertutup di Kantor Gubernur Sulawesi Utara. Rapat itu menyepakati pembukaan jalan tol selama dua pekan untuk digunakan warga Sulut yang mudik atau berlibur.
Kendati begitu, belum ada tanggal pasti pembukaan dan penutupan jalan. ”Kami sudah ada kandidat tanggal. Kami akan survei lagi sebelum diumumkan secara resmi, Jumat (6/12/2019). Yang pasti beberapa hari sebelum Natal sampai beberapa hari sesudah Tahun Baru,” kata Triono.
Pada perayaan Idul Fitri, Juni lalu, jalan tol pertama di Sulawesi Utara ini juga dibuka selama 14 hari, mulai dari 29 Mei hingga 11 Juni. Masyarakat dapat menggunakan 14 kilometer dari ruas jalan tol itu, mulai dari Kilometer 11 di Airmadidi, Minahasa Utara, hingga Kilometer 25 di Danowudu, Bitung.
Seiring kelanjutan konstruksi, lanjut Triono, masyarakat sudah bisa menggunakan 25 km dari jalan tol ini. Seksi 1 sepanjang 14 km dapat digunakan sepenuhnya, begitu pula seksi 2A sepanjang 11,3 km. Untuk pembukaan fungsional ini, tak ada biaya yang dipungut.
”Pertama kalinya, jalan akan dibuka dari gerbang utama di Jalan Lingkar Luar Manado sampai daerah Manembo-Nembo, Bitung. Tidak ada pungutan biaya. Mudah-mudahan ini bisa jadi kado Natal yang memudahkan aktivitas warga Sulut,” kata Triono.
Meski demikian, kendaraan yang bisa melalui Jalan Tol Manado-Bitung dibatasi pada kendaraan golongan 1, yaitu kendaraan penumpang milik pribadi. Adapun mobil pikap dilarang membawa orang di baknya untuk menghindari kecelakaan. Sepeda motor yang selama ini masih bisa masuk ke jalan tol juga dilarang masuk selama operasi fungsional.
Menurut Triono, angka kecelakaan pada pengoperasian jalan tol sebelumnya tergolong rendah. Ia lebih mengkhawatirkan kendaraan yang tidak dalam kondisi prima sehingga mogok di ruas Jalan Tol Manado-Bitung.
”Ada juga pengendara yang berhenti untuk selfie, padahal tidak boleh berhenti di jalan tol. Karena itu, BPJN XV akan bekerja sama dengan kepolisian, dinas perhubungan, dan Jasa Marga untuk berpatroli dan menjaga keamanan lalu lintas,” kata Triono.
Kendaraan yang bisa melalui Jalan Tol Manado-Bitung dibatasi pada kendaraan golongan 1, yaitu kendaraan penumpang milik pribadi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Sulut Lynda Watania mengatakan, pihaknya belum memetakan daerah di Sulut yang rawan kecelakaan. Namun, koordinasi akan segera dijalin dengan pemangku kepentingan lain.
”Hari Kamis (5/12/2019), kami akan rapat koordinasi nasional untuk membahas pengamanan jalan selama libur Natal dan Tahun Baru. Setelah itu akan dilanjutkan rapat koordinasi di tingkat provinsi. Pemerintah pasti akan waspada karena jumlah penumpang di mana-mana akan meningkat,” katanya.
Sebelumnya, Asisten Manajer Teknik PT Jasa Marga Manado-Bitung (JMB) Gorbachev Sihombing mengatakan, konstruksi seksi 2A jalan tol sepanjang 11,3 km telah selesai 88,57 persen. Sementara itu, seksi 2B sepanjang 14,3 km baru selesai 28,81 persen. Adapun pembebasan lahan belum sepenuhnya tuntas. Pada seksi 2A tersisa 0,15 persen, sedangkan seksi 2B tersisa lebih dari 80 persen.
Elektronifikasi
Jika berjalan sesuai rencana, Jalan Tol Manado-Bitung akan selesai pada April 2020 dan diresmikan Presiden Joko Widodo. Triono belum dapat memastikan waktu pemungutan tarif. Ada kemungkinan jalan tol bebas biaya selama satu bulan pertama.
Namun, ia menegaskan, pihaknya akan mendorong metode pembayaran elektronik di gardu-gardu tol. Biaya tol saat ini sekitar Rp 8.500 akan menyebabkan antrean panjang akibat kesulitan mencari uang kembalian. ”Aturan kami, transaksi maksimal lima detik, jadi harus elektronik,” katanya.
Direktur Utama Bank Sulutgo Jeffry Dendeng mengatakan, pihaknya telah menyediakan kartu uang elektronik (e-money) untuk mendukung elektronifikasi metode pembayaran jalan tol. Bank Sulutgo bekerja sama dengan BRI untuk menerbitkan kartu e-money bergambar tarsius itu.