Kesempatan untuk Mengambil Keuntungan Investasi Emas
Menguatnya konflik terbuka Amerika Serikat dan Iran mendorong investor beralih ke aset-aset investasi yang lebih aman. Salah satunya adalah investasi emas.
Oleh
ERIKA KURNIA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menguatnya konflik terbuka Amerika Serikat dan Iran mendorong investor beralih ke aset-aset investasi yang lebih aman. Salah satunya adalah investasi emas, yang harganya diprediksi terus naik setelah terbunuhnya salah satu petinggi militer Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani.
Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede, Minggu (5/1/2020), mengatakan, masalah geopolitik itu telah menaikkan harga minyak mentah dunia. The Guardian melaporkan, harga minyak mentah Brent naik sekitar 3 persen sampai lebih dari 63 dollar AS per barel.
”Ketidakpastian geopolitik tersebut dapat secara tidak langsung memengaruhi pasar keuangan global, ditandai dengan naiknya harga minyak mentah, termasuk nilai tukar rupiah. Investor global akan beralih ke aset-aset investasi yang lebih aman,” ujarnya.
Josua menyebut, investor global kemungkinan akan beralih pada aset safe haven, seperti emas, US Treasury, dan mata uang yen Jepang di tengah risiko geopolitik yang meningkat tersebut.
Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang yang dihubungi terpisah mengatakan, kejadian tersebut memengaruhi harga emas dunia. Hal ini juga ditambah dengan belum adanya kesepakatan damai antara AS dan China dalam perang dagang.
”Ini jadi kesempatan untuk profit taking (mengambil keuntungan) dan diversifikasi investasi ke dalam bentuk portofolio komoditas emas. Kesempatan dan peluang seperti ini menjadi kesempatan emas yang tidak selalu terjadi,” ujarnya.
Pada Sabtu (4/1/2020) harga emas acuan produksi PT Aneka Tambang Tbk ada di angka Rp 774.000 per gram. Harga itu melonjak Rp 12.000 dari harga sebelumnya, yakni Rp 762.000 per gram.
Naiknya harga emas tersebut menyusul kenaikan harga emas di pasar komoditas global yang juga meroket. Mengutip Goldprice, harga emas naik dari level 1.529,10 dollar AS per troy ons menjadi 1.552, 35 dollar AS per troy ons pada Jumat lalu.
Stephanus memprediksikan, dalam enam bulan ke depan harga emas bisa mencapai 1.800 dollar AS per troy ons. ”Hal ini demikian, jika melihat situasi geopolitik antara USA dan Iran yang sedang memanas dan masih belum ada kesepakatan dalam perang dagang antara AS dan China,” ujarnya.