Arab Saudi Buka Front Baru di Lebanon untuk Membendung Pengaruh Iran
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN
·3 menit baca
KAIRO, KOMPAS -- Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, membuka front baru perang proksi melawan Iran di Lebanon. Berbagai kalangan terus melakukan upaya-upaya untuk mencegah agar situasi di Lebanon tidak semakin memburuk.
Bersamaan dengan perang terhadap budaya korupsi di dalam negerinya, Pangeran Mohammed semakin membuka front baru melawan Iran di Lebanon menyusul pengunduran diri secara mengejutkan Perdana Menteri Lebanon, Saad al-Hariri, Sabtu lalu, dan keberhasilan Arab Saudi mencegat rudal balistik yang ditembakkan kelompok Houthi di Yaman ke arah kota Riyadh.
Sebelumnya, perang proksi antara Arab Saudi dan Iran berlangsung di Suriah dan Yaman. Krisis diplomatik antara Qatar dan empat negara Arab juga menambah daftar pertarungan pengaruh Riyadh versus Teheran.
Riyadh semakin panas ketika laman media Iran, Amad News, yang pro reformis, Rabu (8/11), memberitakan bahwa Iran berada di balik mundurnya Hariri. Menurut Amad News, penasihat politik Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati, memberi pilihan kepada Hariri saat keduanya bertemu, Jumat lalu, yakni menolak strategi Amerika Serikat (AS) melawan Hezbollah atau memilih nasib seperti ayahnya, Rafik al-Hariri, yang tewas akibat ledakan bom, 14 Februari 2005.
Sehari setelah itu, hari Sabtu, Hariri mengumumkan pengunduran dirinya dari Kota Riyadh. Saat itu, ia mengatakan, situasi di Lebanon sangat menyerupai saat-saat sebelum pembunuhan ayahnya. Ia juga mengecam Iran dan loyalisnya dengan menyebut, Iran memiliki ambisi untuk menghancurkan dunia Arab.
Hari Minggu lalu, Menteri Negara Arab Saudi Urusan Teluk Arab, Thamer Sabhan, mengungkapkan, pengawal khusus Hariri telah mendapat informasi akurat tentang adanya konspirasi untuk membunuh Hariri. Dalam wawancara dengan Al-Arabiya TV, Selasa, ia juga menuding Lebanon dan Hezbollah telah menabuh genderang perang.
"Pemerintah Lebanon akan diperlakukan sebagai satu pemerintah yang menyatakan perang terhadap Arab Saudi, dan seluruh rakyat Lebanon harus menyadari bahaya ini, serta bekerja menyelesaikan isu ini sebelum kita berada pada titik yang tidak bisa diperbaiki lagi," kata Sabhan.
Secara terpisah, Pangeran Mohammed bin Salman, seperti dikutip kantor berita Arab Saudi, SPA, Selasa lalu, secara terang-terangan menuduh Iran menyuplai rudal balistik kepada kelompok Houthi di Yaman. Ia juga menyebut tindakan Iran menyuplai rudal balistik pada Houthi sebagai serangan militer langsung Iran pada Arab Saudi.
Namun, Presiden Iran Hassan Rouhani, seperti dikutip kantor berita Reuters menyebut, serangan rudal yang dilancarkan Houthi dari Yaman menuju Kota Riyadh hanyalah reaksi atas agresi militer Arab Saudi di Yaman. Ia mempertanyakan, apakah rakyat Yaman tidak boleh menggunakan senjata yang dimiliki untuk membalas serangan militer Arab Saudi ke negara mereka.
Iran menyatakan, tindakan Hariri mengumumkan pengunduran dirinya dari kota Riyadh, menunjukkan bahwa PM Hariri mendapat tekanan dari Riyadh.
Meredam situasi
Sementara itu di Lebanon, berbagai pihak terus melakukan berbagai upaya upaya berbagai kalangan di negeri itu agar situasi tidak semakin memburuk. Di Beirut, Presiden Lebanon Michel Aoun kini dalam posisi dilematis. Ia selama ini dikenal berada dalam barisan kubu pro Iran dan Suriah, namun terakhir ia juga dapat dukungan Hariri dan Arab Saudi sehingga bisa terpilih menjadi presiden Lebanon pada 31 Oktober 2016.
Aoun saat ini terus menggelar pertemuan intensif dengan para mantan presiden Lebanon, mantan anggota parlemen, mantan perdana menteri, para ketua partai politik, dan anggota parlemen saat ini, guna menurunkan eskalasi ketegangan politik pasca mundurnya Hariri.
Aoun menyebut, Hariri masih menjabat PM Lebanon karena pengunduran diri—sesuai dengan konstitusi Lebanon—harus diajukan langsung kepada presiden. Ia berharap, Hariri segera kembali ke Beirut dan berbicara langsung dengan dirinya tentang langkah-langkah mendatang terkait masa depan Lebanon.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.