AS-UE Kecam Langkah Hun Sen, Bantuan bagi Kamboja Terancam Dicabut
Oleh
MYRNA RATNA
·2 menit baca
PHNOM PENH, JUMAT -- Amerika Serikat dan Uni Eropa mengecam pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen yang membubarkan satu-satunya partai oposisi di Kamboja. Namun, China mendukung langkah yang dilakukan Hun Sen.
Pembubaran partai oposisi, Partai Penyelamat Nasional Kamboja (CNRP), oleh Mahkamah Agung Kamboja atas tuduhan upaya penggulingan pemerintah yang sah, Kamis lalu, membuat Hun Sen tidak memiliki lawan dalam pemilu 2018.
Selain membubarkan CNRP, Hun Sen juga memenjarakan Pemimpin CNRP Kem Sokha dan sejumlah politisi maupun aktivis. Lebih dari 40 anggota parlemen dari CNRP telah lari keluar Kamboja, sementara sisanya dicabut hak politik mereka selama lima tahun.
Dalam pernyataannya, Washington menegaskan, tanpa kehadiran partai oposisi, pemilihan umum tahun depan tidak akan sah, bebas, dan adil. AS akan mengambil langkah konkret terkait perkembangan di Kamboja.
"Sebagai langkah pertama, kami akan menghentikan dukungan terhadap Komite Pemilihan Nasional Kamboja dan pemerintahannya," kata jubir Gedung Putih, Sarah Huckabee.
Sejak tahun 1993, negara-negara donor telah menyumbang miliaran dollar untuk membangun sistem multipartai di Kamboja pasca perang saudara berkepanjangan di negeri itu.
Tidak sah
Kecaman juga datang dari Uni Eropa (UE) yang menegaskan pemilu tahun depan tidak akan sah tanpa kehadiran partai oposisi. "Penghormatan terhadap hak asasi manusia merupakan persyaratan bagi Kamboja untuk memiliki akses ke pasar Uni Eropa," kata seorang jubir UE.
Sejauh ini Kamboja menikmati skema berupa akses ke pasar Eropa tanpa tarif. Hal serupa juga diperoleh Kamboja dari AS. Langkah ini telah membantu Kamboja, antara lain, membangun industri garmen dengan biaya buruh yang rendah. Baik AS maupun Uni Eropa menampung 60 persen ekspor Kamboja.
Sejalan dengan itu, Senat AS kemarin meloloskan resolusi yang menyerukan Departemen Keuangan dan Kementerian Luar Negeri AS untuk memasukkan pejabat Kamboja ke dalam daftar yang asetnya dibekukan dan dilarang memasuki AS.
Senator Republik, John McCain, meminta pemerintah AS untuk segera menerapkan sanksi terhadap seluruh pejabat Kamboja yang bertanggung jawab atas pelanggaran HAM dan sabotase kebebasan.
Hal senada dinyatakan anggota Kongres, Steve Chabot, dari Kaukus "House Cambodia", yang menyebut pemilu Kamboja tahun depan adalah "palsu". "Ketika Anda memenjarakan rival Anda dan hampir separuh pejabat terpilih dari kubu oposisi harus lari ke luar negeri demi keselamatan mereka, Anda telah mendiskualifikasi diri Anda sebagai pemimpin," kata Chabot.
Di Beijing, Jubir Kemlu China Geng Shuang menyatakan, China mendukung Kamboja menjalani keputusannya. China merupakan negara donor terbesar, sekaligus investor terbesar, bagi Kamboja.
(AP/AFP/REUTERS)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.