Asrama Pekerja Asing Sumber Penularan, Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak
Kementerian Kesehatan Singapura mencatat ada 323.000 pekerja migran tinggal di 43 asrama. Dari 43 asrama ini, sebanyak 26 asrama dipastikan menjadi tempat penularan Covid-19.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia memantau secara ketat lonjakan infeksi Covid-19 di kalangan pekerja migran di Singapura. Dalam lima hari terakhir, sebanyak 3.180 pekerja asing di Singapura terinfeksi Covid-19.
”Sampai saat ini, tidak ada warga negara Indonesia terinfeksi Covid-19 di asrama pekerja asing di Singapura. Mayoritas penghuni asrama (itu adalah) pekerja di sektor konstruksi dan tidak (ada) pekerja migran Indonesia yang (tercatat) resmi di sektor konstruksi Singapura,” kata Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI pada Kementerian Luar Negeri, Senin (20/4/2020).
Kementerian Kesehatan Singapura mencatat ada 323.000 pekerja migran tinggal di 43 asrama. Dari 43 asrama ini, sebanyak 26 asrama dipastikan menjadi tempat penularan Covid-19. Mereka adalah bagian dari 981.000 pekerja migran yang tercatat di Singapura. Mayoritas pekerja migran di sektor konstruksi berasal dari Asia Selatan.
Berdasarkan rilis terbaru Kementerian Kesehatan Singapura pada Senin hingga pukul 20.00 WIB, Singapura kini menjadi negara Asia Tenggara dengan jumlah infeksi Covid-19 tertinggi sebanyak 8.014 kasus. Dari seluruh infeksi Covid-19 di Singapura saat ini, sebanyak 3.063 kasus baru tercatat di antara penghuni asrama pekerja migran pada periode 16-20 April 2020. Singapura juga mencatat 117 kasus baru di antara pekerja migran yang tidak tinggal di asrama.
Hingga Senin, Singapura belum menyatakan ada WNI di antara 3.180 kasus baru itu. Terakhir kali WNI dimasukkan dalam daftar pasien Covid-19 pada 14 April 2020. Dengan tambahan dua orang dalam daftar per 14 April 2020 itu, total ada 47 WNI terinfeksi Covid-19 di Singapura, sebanyak 20 orang di antaranya sudah sembuh. Adapun 25 WNI lainnya masih dirawat dan 2 WNI meninggal.
Jadi sorotan
Kondisi asrama pekerja migran menjadi sorotan sejumlah pihak. Mantan diplomat Singapura, Tommy Koh, mengungkapkan keprihatinannya lewat media sosial. Ia menyebut, perlakuan Singapura terhadap para pekerja migran itu sebagai tindakan negara terbelakang. Mereka diangkut di truk tanpa kursi, tinggal di asrama padat dan berdesakan dalam kamar berisi 12 orang. Dengan fakta itu, lonjakan infeksi Covid-19 di antara mereka tinggal menunggu waktu.
Mantan diplomat Singapura, Tommy Koh, menyebut perlakuan Singapura terhadap para pekerja migran itu sebagai tindakan negara terbelakang.
Pada 6 April 2020, dua asrama dengan 19.800 penghuni diisolasi Pemerintah Singapura karena ada sejumlah infeksi Covid-19 di sana. Pengurus Transient Workers Count Too (TWC2) Alex Au menyebut beberapa kamar dihuni sampai 17 orang. Di asrama-asrama yang diisolasi itu, penghuni kamar dilarang keluar. Mereka dikirimi obat, makanan, dan sejumlah kebutuhan dasar lain.
”Mereka merasa dibiarkan di sana sampai terinfeksi,” kata pengurus organisasi pekerja itu kepada media Inggris, BBC.
Menteri Tenaga Kerja Singapura Josephine Teo dan Menteri Transportasi Singapura Khaw Boon Wan menampik perlakuan tidak manusiawi terhadap pekerja migran. ”Mereka (para pekerja migran) tahu, mereka lebih aman di Singapura dibandingkan di tempat lain, termasuk di rumah mereka sendiri,” tulis Khaw di media sosial.
Tempat tinggal mereka kini menjadi prioritas perhatian Pemerintah Singapura. Sejumlah asrama baru sedang dibangun atau dipersiapkan untuk menampung mereka. Salah satu asrama dibuat dekat Bandara Changi. Di sekitar Changi banyak proyek konstruksi. Singapura juga mempersiapkan asrama tentara, tongkang, arena senam, hingga stadion dalam ruangan sebagai tempat tinggal sementara.
Selain itu, tengah dijajaki pula penggunaan kapal pesiar untuk isolasi pekerja migran yang dinyatakan sembuh dari Covid-19. Mereka akan dikarantina di kapal-kapal pesiar sekurangnya 14 hari sejak keluar rumah sakit. Singapura tengah memeriksa dua kapal pesiar dengan kapasitas total 2.000 orang untuk dijadikan tempat tinggal sementara bagi para pekerja migran yang dinyatakan sembuh dari Covid-19. (AFP/REUTERS)