Stasiun Klimatologi Jembrana, Bali, mengeluarkan peringatan dini bencana kekeringan di wilayah Pulau Bali. Enam kabupaten/kota diprediksi dilanda kekeringan hingga lebih dari 30 hari.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·2 menit baca
JEMBRANA, KOMPAS — Stasiun Klimatologi Jembrana, Bali, mengeluarkan peringatan dini bencana kekeringan di wilayah Pulau Bali. Enam kabupaten/kota diprediksi dilanda kekeringan hingga lebih dari 30 hari.
Enam kabupaten yang diprediksi kekeringan lebih dari sebulan tersebut yaitu Kabupaten Buleleng, Badung, Klungkung, Karangasem, Bangli, dan Kota Denpasar.
”Berdasarkan data peringatan dini ini, jika kemungkinan kekeringan tercatat satu bulan sampai dua bulan, hal itu sudah termasuk kekeringan meteorologis. Peringataan dini diharapkan menjadi acuan bahan kebijakan untuk mitigasi selanjutnya,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana Rakhmat Prasetia di Jembrana, Senin (1/7/2019).
Ia menjelaskan, gejala kekeringan di Pulau Bali sudah terjadi mulai Mei. Kemungkinannya, lanjut Rahmat, kekeringan berlanjut hingga Agustus. Untuk itu, peringatan dini akan selalu dipantau setiap 10 hari.
Rahmat menambahkan, kekeringan terutama memengaruhi sektor pertanian dan perkebunan. Untuk itu, pihaknya akan menggelar sekolah lapang iklim pada akhir Juli. Sekolah lapang akan mengumpulkan semua petugas penyuluh lapangan pertanian dan perkebunan agar memahami potensi klimatologi yang tengah terjadi.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin mengaku tengah berkoordinasi menanggapi peringatan dini bencana kekeringan di enam kabupaten/kota tersebut.
Koordinasi dilakukan di antaranya dengan perusahaan daerah air minum serta BPBD kabupaten/kota. Menurut Rentin, pihaknya menyiapkan armada dan personel untuk mendistribusikan air bersih kepada masyarakat.
Selanjutnya, BPBD Bali juga akan bersinergi dengan BPBD kabupaten/kota untuk menurunkan tim gabungan dengan menyasar titik-titik kekeringan. Masyarakat juga diimbau mulai menghemat air bersih. ”Termasuk upaya kearifan lokal dengan doa bersama,” kata Rentin.