Bandara Banyuwangi Layani Mudik TKI untuk Pertama Kali
Pada Lebaran tahun ini, Bandara Internasional Banyuwangi, Jawa Timur, untuk pertama kalinya dimanfaatkan para tenaga kerja Indonesia atau TKI yang akan pulang ke kampung halaman. Lonjakan penumpang penerbangan internasional diprediksi terjadi Minggu (2/6/2019).
Oleh
ANDREAS BENOE ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS – Pada Lebaran tahun ini, Bandara Internasional Banyuwangi, Jawa Timur, untuk pertama kali dimanfaatkan para tenaga kerja Indonesia atau TKI yang akan pulang ke kampung halaman. Lonjakan penumpang penerbangan internasional diprediksi terjadi Minggu (2/6/2019).
PT Angkasa Pura II selaku operator Bandara Internasional Banyuwangi menyiapkan antisipasi guna menyambut para TKI yang mudik tersebut. Hal itu disampaikan Eksekutif General Manager Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi Anton Marthalius di Banyuwangi, Kamis (30/5/2019).
“Pada masa angkutan Lebaran ini, Bandara Banyuwangi akan mendapat lonjakan penumpang yang cukup signifikan, karena sejumlah TKI akan pulang. TKI yang akan pulang tentu bukan hanya asal Banyuwangi, tetapi juga dari kabupaten sekitar misalnya, Jember, Situbondo, Bondowoso,” ungkapnya.
Bandara Banyuwangi mendapat izin sementara sebagai bandara internasional sejak 19 Desember 2018. Semula ada tiga penerbangan internasional Malaysia-Banyuwangi pergi-pulang dalam seminggu. Namun, satu bulan terakhir hanya tersisa satu kali penerbangan pergi-pulang dalam seminggu.
Anton mengatakan, pihaknya tidak bisa memprediksi jumlah TKI yang akan memanfaatkan layanan penerbangan internasional Malaysia-Banyuwangi. Namun, pihaknya sudah melihat ada peningkatan penumpang pada rute tersebut.
“Biasanya, dalam sekali penerbangan dari Malaysia ke Banyuwangi, hanya ada 60 orang hingga 80 orang. Namun, pada Minggu (26/5) jumlah penumpang dari Malaysia mencapai 106 orang,” ujarnya.
Anton memprediksi, Minggu (2/6) jumlah penumpang di terminal kedatangan internasional akan bertambah banyak. Ia berharap seluruh kursi penumpang terisi penuh hingga 180 penumpang.
Penerbangan langsung internasional Malaysia-Banyuwangi disambut baik oleh Ketua Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) di Malaysia Irzal Maryanto. Menurut dia, fasilitas ini tentu akan dimanfaatkan oleh para pekerja migran di Malaysia.
“Penerbangan internasional Malaysia-Banyuwangi memberikan kemudahan bagi para pekerja migran di Malaysia. Kami biasanya pulang kampung selalu lewat Surabaya, lalu harus melalui jalan darat selama 6 jam hingga 7 jam sampai ke kampung halaman. Sekarang, cukup 3 jam dari Malaysia, kami bisa sampai di Banyuwangi,” tuturnya.
Irzal mengatakan, kemudahan ini tidak hanya dirasakan para pekerja migran asal Banyuwangi, tetapi juga para pekerja migran asal Jember, Situbondo, dan Bondowoso. Ikawangi Malaysia sedikitnya beranggotakan 15.000 pekerja migran asal Banyuwangi di seluruh Semenanjung Malaysia. Jumlah tersebut termasuk pekerja migran tanpa dokumen atau ilegal.