Tes Cepat Massal Disiapkan Terkait Penularan di Pasar Tradisional
Meskipun berpotensi menjadi kluster penularan Covid-19, pasar tradisional tetap beroperasi untuk mendukung kebutuhan pangan warga selama pandemi.
Oleh
TIM KOMPAS
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Meskipun berpotensi menjadi kluster penularan Covid-19, pasar tradisional tetap beroperasi untuk mendukung kebutuhan pangan warga selama pandemi. Di Jawa Barat, Gubernur Ridwan Kamil meminta mobilitas orang di pasar dibatasi dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Pembatasan mobilitas dilakukan dengan menerapkan proses jual-beli secara daring. Selain itu, pedagang juga disarankan mengatur waktu berjualan secara bergantian. ”Asalkan dapat menjamin pergerakan orang hanya 30 persen, secara protokol kesehatan bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Kamil dalam peluncuran Pasar Digital Jabar, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (8/5/2020).
Kamil mengatakan, pihaknya berupaya mencari formulasi tepat agar fungsi pasar memasok kebutuhan pangan tetap berjalan tanpa mengabaikan risiko kesehatan. Tes Covid-19 secara massal kepada pedagang dan pelaku bisnis juga sangat penting. Tujuannya, memberikan rasa aman dalam transaksi perdagangan.
Pemerintah Provinsi Jabar dalam minggu ini akan melakukan tes reaksi rantai polimerase (PCR) terhadap sejumlah pedagang. Namun, keterbatasan jumlah alat tes membuat tidak semua pedagang bisa dites. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), hingga kemarin pukul 13.43, kasus positif di Jabar berjumlah 1.381 orang. Sejumlah 182 pasien sembuh dan 90 pasien meninggal dunia.
Kami upayakan satu hari ada 500 orang dites. Kami sediakan kuota 1.500 orang.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyebutkan, pasar tradisional harus tetap beroperasi guna memenuhi kebutuhan pangan warga. Selain itu, juga menopang sektor perekonomian rakyat, seperti menyerap produksi petani dan peternak.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Sleman akan melakukan tes cepat kepada pengunjung toko grosir, Indogrosir, di Kecamatan Mlati.
Itu bagian dari penelusuran kontak pasien positif Covid-19 yang pernah bekerja di toko tersebut. Bupati Sleman Sri Purnomo menyampaikan, tes cepat akan digelar tiga hari, Selasa-Kamis pekan depan. Lokasinya di Gedung Olahraga Pangukan. ”Kami upayakan satu hari ada 500 orang dites. Kami sediakan kuota 1.500 orang,” kata Sri.
Pihak yang bisa mendaftarkan diri ikut tes cepat adalah mereka yang pernah berkunjung ke toko grosir itu pada periode 25 April 2020 hingga 4 Mei 2020.
Riris Andono Ahmad, anggota Gugus Tugas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 DIY, mengatakan, kluster Indogrosir menjadi penularan besar baru. Investigasi menemukan 10 kontak erat pertama pasien itu. Seusai tes cepat, 5 orang menunjukkan hasil reaktif, 3 orang di antaranya dilaporkan kasus positif, Jumat. Ketiganya laki-laki warga Bantul.
Di Ambon, Maluku, pascakematian LS (40), pedagang di Pasar Mardika, yang terinfeksi Covid-19, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mulai menindaklanjutinya. Para pedagang atau mereka yang terhubung dengan korban diminta jujur serta kooperatif mengikuti tes cepat massal, Sabtu, 9 Mei. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Ambon Joy Adriaansz mengatakan, tim mendatangi tempat LS berjualan di Pasar Mardika dan tempat tinggal LS, tidak jauh dari pasar.
Kabar pedagang topi itu menjadi perbincangan para pedagang di pasar. Armin (43), pendagang sayur, mengatakan, kematian LS menyadarkan banyak pedagang untuk menjaga jarak atau mengenakan masker.
Terkait pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya Raya, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan, masih terlalu dini menilai hasil PSBB secara epidemiologi.
Data memperlihatkan kenaikan kasus, tetapi belum bisa diklaim PSBB Surabaya Raya gagal. Selama PSBB di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada 11 hari terakhir, ada peningkatan 220 kasus atau rerata harian 20 kasus baru. PSBB di sana menyisakan waktu tiga hari.
Di Kalimantan Tengah, usulan PSBB Kota Palangkaraya akhirnya disetujui oleh Kementerian Kesehatan setelah kota itu menjadi wilayah kasus Covid-19 terbanyak di Kalteng. Tercatat sebanyak 188 kasus terkonfirmasi di Kalteng, dengan 29 orang sembuh dan 7 orang meninggal.
Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin segera membuat peraturan wali kota. Sementara itu, seiring dengan perpanjangan PSBB di Makassar, Tim Gugus Tugas Covid-19 Sulawesi Selatan akan menggelar tes massal. ”Tes massal akan menyasar orang yang berisiko, di antaranya pedagang pasar, tukang parkir, dan pengemudi ojek daring,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ichsan Mustari. (TAM/FRN/NCA/IDO/ REN/BRO/IKI)