Tekan Risiko Kematian, Banyuwangi Kembali Aktifkan Posbindu-PTM
”Fatality rate” atau angka kematian di Banyuwangi mencapai 8,01 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan ”fatality rate” Jawa Timur 7,28 persen dan ”fatality rate” nasional yang hanya 3,5 persen.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berusaha menekan angka kematian akibat Covid-19 yang menunjukkan tren kenaikan. Sejumlah upaya dilakukan untuk fokus pada kelompok usia 50 tahun ke atas dan memiliki komorbid. Upaya itu di antaranya mengaktifkan pos binaan terpadu penyakit tidak menular yang sempat vakum karena pandemi.
Fatality rate atau angka kematian di Banyuwangi mencapai 8,01 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan fatality rate Jawa Timur 7,28 persen dan fatality rate nasional yang hanya 3,5 persen.
Hingga Rabu (14/10/2020), tercatat 1.548 kasus positif Covid-19 di Banyuwangi. Sebanyak 124 orang di antaranya meninggal dunia. Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Widji Lestariono mengungkapkan, kasus positif di Banyuwangi didominasi oleh umur produktif 20-40 tahun.
”Namun, untuk kematian 70 persen lebih berasal dari kelompok umur 50 tahun hingga 60 tahun ke atas. Kondisi ini diperparah oleh kasus kematian yang disertai dengan penyakit bawaan atau komorbid,” ujarnya.
Widji mengatakan, beberapa penyakit bawaan yang kerap ditemui dalam kasus kematian pasien positif Covid-19 adalah hipertensi, diabetes, ginjal, jantung, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, ia mengimbau untuk mewaspadai penularan terhadap kelompok rentan yang terdiri dari warga lansia dan penderita penyakit bawaan.
Salah satu upaya untuk menekan risiko kematian pada kelompok rentan ialah dengan menangani atau mengendalikan penyakit bawaan. Dinas Kesehatan Banyuwangi kini kembali mengaktifkan program posbindu-PTM (pos binaan terpadu penyakit tidak menular) yang sempat tidak beroperasi selama pandemi.
”Sekarang posbindu-PTM kembali diaktifkan dengan sejumlah modifikasi. Dahulu, posbindu-PTM hanya untuk pemantauan kesehatan. Namun, kini, posbindu juga kami arahkan untuk penanganan penyakit. Dengan demikian, warga tidak hanya dites, tetapi juga langsung diberi pengobatan secara gratis,” tutur Widji.
Dalam posbindu-PTM, warga biasanya diminta tes gula darah, tekanan darah, kolesterol, dan lainnya. Warga yang memiliki masalah kesehatan akan mendapat rujukan untuk berobat ke puskesmas.
Dahulu, posbindu-PTM hanya untuk pemantauan kesehatan. Namun, kini, posbindu juga kami arahkan untuk penanganan penyakit. Dengan demikian, warga tidak hanya dites, tetapi juga langsung diberi pengobatan secara gratis.
Namun, tak jarang warga tidak menindaklanjuti rujukan tersebut. Karena itu, posbindu-PTM saat ini langsung memberikan pengobatan sebagai langkah pengendalian penyakit yang dapat meningkatkan risiko kematian saat tertular Covid-19.
Langkah Dinas Kesehatan Banyuwangi tersebut diapresiasi oleh Banyuwangi Lawan Korona, sebuah komunitas yang dibentuk sebagai sarana edukasi masyarakat Banyuwangi terhadap penularan Covid-19. Koordinator Bidang Edukasi Banyuwangi Lawan Korona Yunan Fahmi menilai langkah tersebut tepat.
”Langkah tersebut sangat logis dan tepat. Namun, hasilnya masih belum bisa terlihat. Melihat realitas di lapangan yang menunjukkan masyarakat mulai abai, rasanya sangat susah untuk menghindari Covid-19. Upaya menekan angka kematian bisa menjadi langkah yang strategis,” tuturnya.
Yunan mengatakan, saat ini masyarakat lebih takut pada dampak sosial saat divonis positif Covid daripada takut pada virusnya. Dengan kemampuan yang tersisa, tepat rasanya fokus pada upaya menekan angka kematian saat tertular Covid-19.
Pengendalian penyakit bawaan, harap Yunan, bisa menekan angka kematian. Pasalnya, hipertensi, diabetes, jatung, dan lainnya jauh lebih mematikan bagi orang-orang yang berisiko.
”Tetapi, bukan berarti kita abai dengan protokol kesehatan. Upaya menekan angka kematian tetap harus diimbangi dengan upaya penularan. Jangan sampai mereka yang tidak rentan justru menulari yang masuk kelompok rentan dan berisiko tinggi,” ujarnya.