logo Kompas.id
Politik & HukumPlus Minus Rapat Virtual DPR
Iklan

Plus Minus Rapat Virtual DPR

Pemanfaatan teknologi membuat DPR tetap dapat berfungsi di tengah pandemi Covid-19. Namun, ada keraguan legalitas di dalamnya. Plus, ruang berpendapat jadi terbatas, juga pengawasan publik.

Oleh
RINI KUSTIASIH/NIKOLAUS HARBOWO
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/F1if2fY5eJQoz3B9bY3WXb-b8Hk=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2Fee484d19-05e2-47c3-9876-982df4632c54_jpg.jpg
Kompas/Heru Sri Kumoro

Suasana Rapat Paripurna DPR secara virtual, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (12/5/2020).

Pandemi Covid-19 memaksa perubahan cara kerja yang tidak lagi mengharuskan kehadiran fisik. Tak terkecuali di Dewan Perwakilan Rakyat. Sepanjang masa persidangan ketiga DPR 2019-2020, 30 Maret-12 Mei 2020, atau pascawabah Covid-19 merebak di Tanah Air, 150 rapat virtual telah digelar.

Dalam metode rapat yang baru itu, hanya beberapa pemimpin alat kelengkapan Dewan (AKD) dan anggota DPR yang harus hadir secara fisik di ruang-ruang AKD di Kompleks Parlemen, Jakarta. Adapun puluhan anggota AKD lainnya diminta untuk mengikuti rapat secara virtual.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000