Polri Hati-hati dan Tak Ingin Jatuh Korban Jiwa Lebih Banyak
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Pihak kepolisian hingga Kamis (10/5/2018) dini hari masih terus berkomunikasi dengan para narapidana terorisme di rumah tahanan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Polisi mempertimbangkan keselamatan narapidana lain sebelum mengambil tindakan tegas.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan, komunikasi dengan para narapidana terorisme dilakukan dengan menggunakan alat komunikasi. Tindakan persuasif masih dilakukan karena polisi tidak ingin ada korban jiwa kembali.
”Kami ini harus memperhatikan nyawa manusia. Tidak boleh tergesa-gesa tanpa perhitungan karena jangan sampai ada korban lebih banyak,” ucap Setyo di Mako Brimob.
Kami ini harus memperhatikan nyawa manusia. Tidak boleh tergesa-gesa tanpa perhitungan karena jangan sampai ada korban lebih banyak.
Setyo mengemukakan, ada beberapa rencana yang diusung oleh tim negosiator, termasuk kemungkinan diambilnya tindakan tegas oleh pihak kepolisian.
Ia menambahkan, polisi mewaspadai 30-40 narapidana terorisme yang kerap melakukan provokasi dan bertindak keras. Tidak tertutup kemungkinan mereka berniat menyandera narapidana lain yang berada di rumah tahanan.
”Kami melihat di dalam masih banyak yang harus kami selamatkan. Jadi, kami memperhatikan masalah kemanusiaan. Kan, ada tahanan yang bukan bagian dari mereka. Itu yang kami pikirkan keselamatannya,” tutur Setyo.
Suasana di sekitar Mako Brimob tampak sepi. Polisi membatasi akses masuk bagi warga yang hendak memasuki kompleks Mako Brimob. Beberapa polisi lengkap dengan jaket antipeluru dan senjata laras panjang berjaga-jaga di setiap pintu masuk kompleks Mako Brimob.
Listrik di Mako Brimob masih menyala, tetapi polisi sudah menyiapkan genset. Setyo masih bungkam soal kemungkinan adanya tindakan penyerbuan dini hari ini.