Kepadatan Penumpang di Yogyakarta hingga Akhir Angkutan Lebaran
Aktivitas penumpang kereta api di Yogyakarta diperkirakan masih terus tinggi hingga hari terakhir posko angkutan Lebaran pada 16 Juni. Kepadatan penumpang naik maupun turun di daerah tersebut diprediksi cukup berimbang. Posko Angkutan Lebaran akan dioptimalkan untuk melayani penumpang.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS—Aktivitas penumpang kereta api di Yogyakarta diperkirakan masih terus tinggi hingga hari terakhir posko angkutan Lebaran pada 16 Juni. Kepadatan penumpang naik maupun turun di daerah tersebut diprediksi cukup berimbang. Posko Angkutan Lebaran akan dioptimalkan untuk melayani penumpang.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro mengatakan, pihaknya memastikan agar petugas terus disiagakan untuk menjamin kenyamanan penumpang menggunakan layanan kereta api selama Posko Angkutan Lebaran beroperasi. Tidak hanya sewaktu arus mudik saja, tetapi juga arus balik.
“Kami sudah mempersiapkan (arus balik). Semua petugas dipastikan bersiaga untuk menjaga kelangsungan angkutan, terutama untuk arus balik, sampai posko ini selesai beroperasi,” kata Edi di sela-sela kunjungan kerja di Stasiun Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (10/6/2019).
Posko Angkutan Lebaran Kereta Api 2019 mulai beroperasi pada 26 Mei atau 10 hari sebelum hari raya Idul Fitri. Menurut rencana, posko tersebut akan beroperasi hingga 16 Juni 2019, atau 10 hari setelah hari kedua perayaan Idul Fitri.
Edi mengungkapkan, arus balik mulai meningkat untuk Daerah Operasi (Daop) VI Yogyakarta. Namun, angka kedatangan penumpang ternyata juga masih tinggi. Ada keberimbangan antara jumlah penumpang yang naik dan turun dari daerah operasi tersebut hingga masa operasi posko selesai.
Terkait hal itu, Kepala PT KAI Daop VI Yogyakarta Eko Purwanto menyampaikan, arus balik mulai terjadi, pada Minggu (9/6). Hari itu, terdapat sekitar 39.000 penumpang yang turun di sejumlah stasiun di wilayah Daop VI. Adapun penumpang yang naik tidak jauh berbeda, yakni 38.000 orang. Jumlahnya diprediksi meningkat di hari-hari selanjutnya.
Eko menambahkan, secara keseluruhan, total volume penumpang yang naik dari Daop VI Yogyakarta, mulai 26 Mei-9 Juni sebanyak 437.968 penumpang. Jumlah itu meningkat dibandingkan periode yang sama pada 2018 yang tercatat 396.626 penumpang.
“Bahkan, sampai tanggal 16 Juni, okupansi tiket sudah penuh. Kami mengecek data yang terjual masih penuh sehingga kami putuskan untuk memperpanjang kereta Purwosari Lebaran dengan rute Purwosari-Pasar Senen,” kata Eko.
Dia menyampaikan, rangkaian kereta tersebut seharusnya selesai beroperasi pada 10 Juni. Banyaknya permintaan membuat masa operasi rangkaian tersebut diperpanjang hingga 16 Juni. Tiket juga langsung terjual habis setelah dibuka kembali penjualannya.
Sementara itu, Edi menyatakan, secara nasional, diprediksi ada peningkatan jumlah penumpang sekitar 4 persen. Di Daop VI Yogyakarta, diperkirakan peningkatan jumlah penumpang terjadi sekitar 10 persen.
Terkait keamanan perjalanan, Edi mengingatkan supaya perlintasan sebidang terus diwaspadai. Perlintasan sebidang harus dipastikan terjaga sehingga tidak membahayakan pengguna kendaraan bermotor pribadi. Selain itu, pengendara juga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap perlintasan sebidang.
“Perlintasan sebidang itu harus dijaga supaya pada saat palang sudah tertutup dan kereta api siap melintas, jangan sampai ada kendaraan yang melanggar. Di beberapa tempat masih ada yang melanggar,” kata Edi.
Terkait hal itu, Eko mengungkapkan, ada sekitar 400 perlintasan sebidang di Daop VI Yogyakarta. Dari jumlah tersebut, sekitar 290 perlintasan sebidang tidak dijaga. Titik yang cukup rawan berada di Karanganyar (Jawa Tengah) dan Kulon Progo (Daerah Istimewa Yogyakarta).