Fadel Incar Kursi Ketua MPR, PDI-P Dukung Bambang Soesatyo
Fadel Muhammad yang telah malang-melintang di dunia politik, berhasil terpilih menjadi pimpinan MPR dari unsur DPD. Berhasil terpilih belum menjadi tujuan akhirnya. Dia mengincar kursi Ketua MPR 2019-2024.
JAKARTA, KOMPAS- Fadel Muhammad terpilih menjadi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR dari unsur Dewan Perwakilan Daerah. Dia pun berambisi mengejar posisi Ketua MPR dengan dalih kelompok Dewan Perwakilan Daerah memiliki jumlah anggota terbanyak di MPR.
Fadel terpilih melalui mekanisme pemungutan suara dalam Sidang Paripurna DPD dengan agenda pemilihan pimpinan MPR dari DPD, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (2/10/2019) malam.
Fadel meraih 59 suara dari total 126 anggota DPD yang menghadiri sidang. Fadel berhasil mengalahkan tiga kandidat lainnya, yaitu Gusti Kanjeng Ratu Hemas yang meraih 46 suara, Yorrys Raweyai yang memperoleh 16 suara, dan Dedi Iskandar Batu Bara yang hanya meraih 5 suara.
Keempat calon pimpinan MPR itu dipilih dari empat subwilayah. Anggota DPD dari subwilayah timur I memilih Fadel, subwilayah timur II memilih Yorrys, subwilayah barat I memilih Dedi, sedangkan Hemas dipilih anggota DPD yang tergabung dalam subwilayah barat II.
Fadel Muhammad bukan orang baru di dunia politik. Pada Pemilu 2019, dia memilih maju menjadi calon anggota DPD dari Provinsi Gorontalo, dan berhasil terpilih. Sebelum masuk ke DPD, dia sempat menjadi anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar. Dia terpilih masuk ke DPR periode 2014-2019 dari daerah pemilihan Gorontalo.
Kemudian jauh sebelum itu, dia sempat menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan (2009-2011) di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Dia juga sempat menjabat Gubernur Gorontalo (2001-2009).
Penguatan DPD
Saat menyampaikan visi dan misinya, Fadel berbicara mengenai amendemen UUD 1945 untuk tujuan penguatan fungsi DPD. Penguatan itu dibutuhkan agar DPD semakin kuat dalam menjalankan fungsinya sebagai wakil daerah yang memperjuangkan aspirasi daerah.
"Saya menyadari untuk membuat amendemen UUD 1945 tidak mudah, tapi saya menginginkan DPD lebih berfungsi, lebih mendapatkan peran yang besar. Saya akan berjuang mati-matian agar dana transfer daerah sebesar Rp 800 triliun harus menjadi keputusan atau pegangan dari DPD. Jika kita ke daerah, kita bisa membawa sesuatu," paparnya.
Baca juga: Ketua DPR Puan Maharani Berjanji DPR Tidak Akan Antikritik
Berhasil terpilih menjadi pimpinan MPR dari DPD belum menjadi tujuan akhir bagi Fadel. Dia berniat mengincar kursi Ketua MPR 2019-2024 dalam Sidang Paripurna MPR dengan pemilihan Ketua MPR yang rencananya bakal digelar siang ini (3/10/2019).
Dia menyebut, seluruh anggota DPD mendukungnya maju menjadi calon Ketua MPR. Selain itu, menurutnya, penting bagi DPD untuk merebut kursi Ketua MPR karena kelompok DPD memiliki jumlah anggota terbanyak di MPR.
Kelompok DPD di MPR memiliki anggota sebanyak 136 orang. Adapun fraksi PDI-P, partai pemenang Pemilu 2019, memiliki 128 anggota di MPR.
Alasan lain, jika berhasil menjadi Ketua MPR, dia yakin dapat lebih memudahkan perjuangan DPD dalam mensejahterakan daerah.
"Saya akan memperjuangkan dari DPD menjadi Ketua MPR," tegasnya.
Baca juga: Terpilih Ketua DPD, La Nyalla Janji Lobi Menteri Keuangan
Lobi politik
Untuk mengejar kursi Ketua MPR, Fadel mengatakan DPD akan melobi fraksi-fraksi partai politik di MPR. Rencananya, dia akan bertemu dengan perwakilan empat fraksi partai politik pada pukul 09.00, hari ini. Namun, dia enggan membeberkan fraksi partai yang dimaksud.
Selain keempat fraksi tersebut, Fadel berencana bertemu Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
"Saya juga akan bertemu Bu Mega karena saya kenal baik dengan beliau sejak saya menjadi gubernur hingga menteri. Saya akan berkonsultasi dengan beliau sebagai ketua umum partai pemenang pemilu," ujarnya.
Baca juga: Lobi Alot, Gerindra dan Golkar Berebut Dukungan
Dengan demikian, sekalipun dirinya menyebut masih merupakan salah satu politisi Golkar, bukan berarti dia akan mengarahkan dukungan DPD kepada kandidat Ketua MPR dari Golkar, yaitu Bambang Soesatyo.
"Meskipun saya merupakan salah satu politisi Golkar, kami dari kelompok DPD belum tentu mendukung Bambang Soesatyo untuk menjadi Ketua MPR," ucapnya.
Namun jika ikhtiar lobi-lobi itu tidak berbuah, Fadel mengatakan DPD akan mendukung calon Ketua MPR yang mendukung penguatan DPD.
"Kami akan mendukung kubu yang mau ada penguatan terhadap DPD ke depan. Kalau kubu yang cuma foya-foya begitu, maaf saja, tidak. DPD baru itu berbeda dibandingkan yang lama," kata Fadel.
Baca juga: "Kinyis-kinyis" di Awal Masa Jabatan
Penguatan dimaksud, diberikan kewenangan untuk mengelola dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa atau TKDD yang jumlahnya sebesar Rp 856,9 triliun untuk tahun 2020. "Kami ingin lembaga ini diberikan wewenang yang lebih dan diperkuat agar bisa ikut serta membangun daerah," katanya.
Calon pimpinan MPR
Dengan terpilihnya Fadel menjadi pimpinan MPR dari DPD, maka kini tinggal PDI-P, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Demokrat yang belum menyebutkan calon pimpinan MPR-nya. Hingga Rabu (2/10/2019), ketiga partai tersebut masih membahasnya.
Ketua DPP PDI-P Ahmad Basarah misalnya mengatakan keputusan PDI-P baru akan disampaikan hari ini (3/10/2019). "Belum, belum. Tunggu besok (hari ini) ya," katanya di Kompleks Parlemen, kemarin.
Adapun enam fraksi partai politik lainnya sudah menyebutkan nama yang akan diajukan menjadi calon pimpinan MPR. Selain Bambang Soesatyo dari Golkar, ada nama Ahmad Muzani dari Gerindra, Arsul Sani dari Partai Persatuan Pembangunan, Lestari Moerdijat dari Partai Nasdem, Hidayat Nur Wahid dari Partai Keadilan Sejahtera, dan Zulkifli Hasan dari Partai Amanat Nasional.
PDI-P untuk Bambang
Sementara itu, PDI-P, menurut Basarah, akan mendukung Bambang Soesatyo menjadi Ketua MPR. "Sesuai arahan Ketua Umum PDI-P Ibu Megawati Soekarnoputri, partai kami akan mendukung Bambang Soesatyo," kata Basarah.
Keputusan itu disebutnya diambil demi tegaknya demokrasi Pancasila yang salah satu cirinya, pemenang pemilu berbagi kekuasaan dengan partai politik peserta pemilu lainnya.
"PDI-P meyakini semangat demokrasi Pancasila bukanlah the winner take all (pemenang mengambil semua), sehingga kursi Ketua MPR kami serahkan kepada parpol lain karena Ketua DPR sudah dipimpin oleh kader PDI-P dan jabatan Presiden yang juga dijabat oleh kader PDI-P," katanya.
Dukungan PDI-P bukan tanpa syarat. Syarat dukungan sudah disampaikan kepada Bambang dan Fraksi Partai Golkar.
Meski demikian, dukungan PDI-P itu bukan tanpa syarat. Syarat dukungan sudah disampaikan kepada Bambang dan Fraksi Partai Golkar saat pertemuan musyawarah antar pimpinan fraksi MPR, Rabu (2/10/2019).
Syarat dimaksud, PDI-P meminta pemilihan Ketua MPR harus dilakukan secara musyawarah dan mufakat serta sedapat mungkin menghindari voting. PDI-P mempersilakan Fraksi Partai Golkar untuk melobi partai lain agar mendukung pemilihan secara musyawarah mufakat.
PDI-P juga meminta Bambang dan Fraksi Partai Golkar untuk berkomitmen menjaga kepastian jalannya pemerintahan Joko Widodo hingga 2024.
Baca juga: Ujian Berat untuk Wakil Rakyat
Selain itu PDI-P meminta Bambang mendukung kelanjutan rencana amendemen terbatas UUD 1945 untuk menghadirkan kembali haluan negara melalui ketetapan MPR. Kemudian melanjutkan program sosialisasi 4 Pilar MPR serta mendukung MPR untuk bersinergi dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dalam tugas-tugas pembinaan ideologi bangsa.
"Syarat-syarat dukungan itulah yang telah kami sampaikan kepada Bambang dan rekan-rekan dari Fraksi Partai Golkar dan disambut dengan baik," ujar Basarah.